Adit Mahatva, memulai
karirnya sebagai seorang wartawan di salah satu media online Malang. Profesi mulia yang digelutinya selama 4 tahun itu tak
lantas membuatnya terpukau berada di zona nyaman. Kebiasaanya menulis artikel
serius membuatnya tertantang untuk mencoba bidang baru di dunia kepenulisan fiksi,
sebagai penulis buku. Tahun 2013, buku perdananya berjudul LOVE terbit lewat penerbit
AE Publishing. Buku tersebut merupakan buku antologi hasil kersajama
teman-temannya yang gemar menulis kisah tentang cinta pada hewan, keluarga,
benda, alam, dan kekasih.
Di halaman ke-81 pada buku LOVE, Adit melukiskan kisah tentang alam
yang semakin rusak akibat ulah orang tak bertanggung jawab. Tulisan itu
diberinya judul Janjiku Padamu, Alam. Tak hanya Buku antologi LOVE, sebelumnya Adit
juga menulis Kumpulan Cerpen Humor "Pacarku Sayang Hamsterku Malang",
Antologi Puisi "Permintaan Hati", serta Antologi "Surat Untuk
Ibu" Part 2. Itulah karya-karya
Adit yang ia kerjakan di sela-sela aktivitasnya sebagai wartawan.
Bagi Adit, menulis bisa diaplikasikan
ke berbagai macam jenis profesi. Misalnya saja, Jurnalis, Novelis, Penulis
Skenario (Scriptwriter), Tim Kreatif sebuah
acara TV, dan masih banyak lagi. Dari
kesemua profesi yang disebutnya, Adit tetap menaruh jiwa pada profesinya
sebagai wartawan. Pria yang pernah menempuh pendidikan di Universitas Brawijaya Malang namun terpaksa terhenti karena biaya tersebut mengatakan kecintaannya pada profesinya, “yang
paling saya suka adalah sebagai jurnalis. Karena bisa memberikan sumbangsih
untuk negara ini dengan tentunya informasi-informasi yang edukatif.”
Adit Mahatva Yodha, lahir
di Balikpapan, Kalimantan Timur, 14 Januari 1990. Adit mengakui bahwa pekerjaan
sebagai jurnalis membuatnya piawai dalam menulis berbagi tulisan dalam bentuk apapun,
mulai tulisan serius, menggelitik, sampai tulisan romantis. Adit mengatakan, “berkerja dengan
dateline (batasan waktu) sudah menjadi
kebiasaan seorang wartawan.”
Kepada JPI, Adit yang pernah
menjadi tim redaksi Tabloid AL-Kutsar ini menyampaikan bahwa menulis adalah
hasratnya selama ini. Dukungan keluargalah yang membuat semangatnya semakin berkobar.
Apresiasi dari para sahabat dan teman kerja yang selalu menanti karya-karyanya
membuat Adit semakin fokus pada hobinya menulis. Adit tak pernah khawatir
berapa banyak orang akan membaca setiap lembar tulisan yang dibuatnya.
Pikirnya, menulis dan menulis adalah cara menunjukkan konsistensinya. “Saya
yakin setiap buku akan menemukan pembacanya sendiri, jangan takut ga dibaca. yang
penting trus menulis,” ungkapnya optimis.
Saat ditanya apa tantangan
yang ditemui selama menjadi penulis, Adit menyatakan bahwa sebelum memilih
menjadi penulis, maka seseorang harus akrab dulu pada bidang yang ingin
diseriusi. Segala sesuatu yang dilandasi dengan rasa cinta, tentu tak akan
sulit dilalui. Dengan gamblang Adit menambahkan, “Ibarat orang pacaran,
meskipun kamu melakukan perjalanan jauh sekalipun ga akan capek, karena akan
ketemu orang yang dicintai.”
Menurutnya, banyak penulis
bukan berarti banyak saingan, tapi akan banyak warna dan pilihan. Seperti TV
dulu hanya ada TVRI. Orang akan bosan. Maka dari itu perlu muncul TV yang
lainnya. Agar bisa memilih menikmati acara TV sesuai selera.
Di sela-sela wawancara, Adit
sempat menyelipkan rasa penyesalannya terhadap rendahnya penghargaan negara
pada para tenaga kerja di Indonesia. Upah yang minim, membuat banyak tenaga
kerja Indonesia seperti, buruh migran atau TKI berlomba-lomba mencari nafkah di
luar negeri demi menghasilkan rupiah yang tak sedikit.
Sebelum menutup
perbincangan, Adit tak henti-hentinya mengajak masyarakat Indonesia untuk mencintai
dunia tulis-menulis dan menghadirkan karya-karya berbagai jenis, karena setiap buku
yang ditulis oleh penulis tentu memiliki penggemarnya masing-masing. Namun,
ketika ditanya kesenangannya membaca, dari sekian banyak genre buku yang ada,
seperti romance, horor, thriller, komedi, sejarah, dan motivasi,
Adit tetap senang pada buku-buku berbau sejarah.
Begitu banyak prestasi anak
bangsa yang mendapat apresiasi dari negara-negara tetangga. Salah satunya adalah
saat Indonesia pernah menjadi tamu kehormatan pada acara Pekan Raya Buku
Frankfurt di Jerman. Mendengar informasi itu, Adit menceritakan dengan bangganya ketika karya sastra anak Indonesia bisa
menyapa para pembaca di luar negeri. Namun, lagi-lagi Adit menyayangkan,
apresiasi dan kecintaan masyarakat Indonesia pada dunia sastra Indonesia masih begitu
lemah dan banyak masalah. Padahal, sudah jelas di depan mata, novel karya
Andrea Hirata bisa sukses menembus belaha dunia dengan diterjemahkan ke berbagai
bahasa. Adit yakin bahwa karya yang bagus dan bisa dinikmati pembaca, akan
menarik perhatian para penerbit untuk menerbitkannya.
Profil
Nama Lengkap: Adit Mahatva Yodha
Nama Populer: Adit Mahatva
Lahir: Balikpapan, 14 Januari 1990
Pendidikan:
- SDN Simojayan 2, Kecamatan Ampelagading, Malang (1996-2002)
- SMPN 1 Ampelgading, Malang (2002-2005)
- SMA Widya Dharma Turen, Malang (2005-2008)
- metrotvnews.com (2014-2018)
- malangtoday.net (2016)
Karir:
- Harian Pagi Memo Arema (Jawa Pos Group) Tahun 2014- metrotvnews.com (2014-2018)
- malangtoday.net (2016)
Karya:
- Antologi LOVE (2013)
- Kupulan Cerpen Humor "Pacarku Sayang Hamsterku Malang"
- Antologi Puisi "Permintaan Hati"- Antologi "Surat Untuk Ibu" Part 2
Ingin kenal dekat dengan Adit Mahatva? silakan mampir ke Media Sosial yang Adit punya.
Facebook: Adit Mahatva https://www.facebook.com/mahatvaofficial
Twitter: @aditmahatva https://twitter.com/aditmahatva
Instagram: @aditmahatva https://www.instagram.com/aditmahatva/
https://www.instagram.com/arinynurulhaq91/ (@arinynurulhaq91)
https://www.instagram.com/arinynurulhaq91/ (@arinynurulhaq91)
Email: officialmahatva@gmail.com
Posting Komentar untuk "Adit Mahatva, Penulis Berlatar Jurnalis"