(KUMPULAN PUISI)
DARI : KASMAWATI ASRI (KASIH KOHATI)
LIRIK SUNYI
Malam
ini aku mendengar suaranya, dalam sunyi yang melara-tara
Aku
tak tahu mengapa hati sulit untuk berbohong, ketika itu semua telah dipandangan
mata
Aku
membenci diriku, ketika dia meninggalkanku dan beralih pada yang lain
Aku
membenci diriku, dalam setiap malam ketika aku melihat dia dalam tawa
Dunia
sungguh tak adil untuk sebuah kebahagiaan yang aku tunggu, untuk sebuah tawa
yang ku rindu, dan untuk sebuah cinta yang belum menghampiriku…
Catatan-catatan
kecil membuat semuanya tak bermakna,
Cinta
yang tulus, cinta yang terlebur dalam sebuah nafas, terpisah pada sebuah
kebodohan
Aku
membenci diriku, yang telah menelantarkannya
Aku
membenci diriku, yang sedikitpun tak tahu permainannya
Aku
membenci diriku, yang sangat lugu dalam memaknai kehidupan
Cinta,
rasa dan sepi telah ku abadikan dalam dongeng pujangga malam
Dia
kini tak lagi kuijinkan masuk pada sebuah drama cinta.
YA……YA
YA….YA
Gila
hati menangis bagiku setiap saat
Tidak
tidur atau tanpa terjaga,
Seringkali
kau diminta, kau tidak bisa mengendalikan hati,
Ya…ya,
Aku
mengakui kekalahan dalam hati
Gila
hati menangis bagiku setiap saat,
Tanpa
kau, lilin dan jeritan
Memanggilmu
ketika sendirian,
Kau
lebih tidak dapat mengontrol hati,
Ya…ya,
Aku
mengakui kekalahan dalam hati,
Setiap
cermin muncul, rusak
Kebenaran
juga tampaknya palsu
Siapa
yang tahu dimana kita berasal?
Seluruh
dunia tampak kesal
Apa
rasa sakit telah memberikan hatinya?
Ada
sebuah rasa yang mengganjal dalam hatiku…
Aku
tahu, tapi aku tak bisa mengungkapkannya,
Saat
ini aku bagai seekor burung dalam sangkar
Tak
bisa lebarkan sayap sesuka hati….
Kenangan
membuat luka dihatiku…
Kenapa
mesti kau hadir di saat hatiku telah dicuri yang lain,
Aku
terpuruk dalam sangkarku
Sedang
kau bermain dalam ingatanku
Saat-saat
kita bersama…kau menghapus sedihku, memberikanku tawa,
Dan
pundak yang begitu hangat
Aku
bahagia saat bersamamu, dan aku meninggalkanmu
Karena
sebuah rasa yang tak pernah kau ungkap…
“HANYA TINGGAL KENANGAN”
Aku masih belum tahu tentang
perasaanku,
Disaat kenangan bersamamu begitu
banyak,
Sulit bagiku untuk meninggalkan
semua, hati bahkan rasaku
Bahkan jika aku mati nanti, aku
masih tak tahu rasa itu…
Kau dan dia bagiku sama saja,
Mencintai keduanya akan lebih baik,
karena aku tak bisa memilih
Bahkan tak memilihpun akan aku
jadikan sebuah pilihan,
Masa lalu…
Masa lalu bersamamu memang begitu
lusuh
Kau bahkan kadang tak hiraukan aku,
meski aku begitu memperdulikanmu
Kau kembali dengan hatimu yang
selalu tersembunyi, terselubung dalam selimut waktu
Tak memahami rindu bahkan butuh,
Harus ku akui…
Begitu banyak aku merindukanmu
Begitu banyak aku menyayangimu
Begitu banyak aku menunggumu,
Tapi…kau tak melihat ketulusan hati
ada dipihakmu
Bahkan jika aku menoleh kebelakang,
Kau bahkan tak mengerti akan rasa
sayang
Bagitu banyak aku menangisimu…
Begitu banyak aku membutuhkanmu,
Tetapi kini kau datang disaat aku
memegang pundak orang itu
Kau datang dan mengatakannya orang
asing, sedangkan aku sadar
Orang yang dulu aku tunggu justru
menjadi asing dalam tiap waktu yang berlalu,
Maafkan…
Jika kedatanganmu membawa perihku
Jika kau ingin melihat hatiku…
Itulah gambaran hatiku yang
benar-benar terluka olehmu
Dia datang seperti orang asing
untukku,
Tetapi kini menjadi seperti
pangeran yang mengobati luka sang ratu
Kau tahu…
Seberapa sulit aku mencari
penggantimu
Hanya karena kelumpuhanku menghadapi
rasa takut…
Meski sekarang aku akan memberimu
kesempatan…
Aku masih ragu akankah kau kan
menggunakan perasaanmu menghadapiku…
Cinta dan perasaan tak semudah yang
kau bayangkan
Jika kau bermimpi untuk
mendapatkannya hanya dengan kata manis yang kau ucap..
Kau benar-benar salah
Mungkin…cukup sampai disini
ungkapan hatiku untukmu..
Aku tak ingin kau ungkit masa lalu
kelam itu
Karena itu hanya kan menambah pedih
hatiku…
Tetapi aku berterima kasih atasmu…
Karenamu aku belajar untuk lebih
memahami cinta dan juga orang yang mencintaiku..
Terima kasih.
Menangisku….
Aku ngga tahu…
Hari ini hatiku menangis,
Ketika kebaikannya adalah sebuah
kebohongan
Yang membuatku percaya,
Meski aku tak boleh mengatakan
ini…karena kami hanya teman…
SALIP KERINDUAN
Semua hilang…
Semua lenyap…
Hanya kemacetan yang berbaris lurus di hadapanku
Kau hilang…
Kau lenyap…
Dalam hitungan waktu tak cukup seminggu…
Aku bahkan tak bisa menjagamu sebaik aku menjaga
diriku
Kau hanya bayang-bayang,
Menenggelamkan mimpi-mimpiku,
Bercerita tentang salip-salip kerinduan
Menggantungkan banyak harapan di langit kamarku…
Kau hilang…
Kau lenyap…
Hanya hingar bingar kerinduan yang bernyanyi riang
di sekeliling trotoar
Apakah harus aku membencimu??? Ataukah hanya
kujadikan hantu disepanjang mimpiku????
Kau bahkan tak menjawab…
Hanya diam mempropagandakan waktu yang berlalu…
Cukup sedetik saja…aku ingin memarahi kerinduanku
Di tengah salip kerinduan yang kau patahkan…
KETIKA
TUHAN TAK LAGI MENDENGAR
Ketika Ttuhan tak lagi mendengar
aq tak tahu apa yang kan terjadi ketika Tuhan tak
lagi mendengar....
ketika Tuhan tak lagi mengindahkan semuanya
Ketika Tuhan hanya tinggal diam dann ketika Dia hanya menatap bisu
aq tak tahu apa yang membuatq kembali dalam catatan sejarah...
ketika Tuhan hanya memberi kenangan-kenangan-Nya
ketika Dia tak lagi peduli pada siapa2
mungkin aq akan menangis dalam kediamanq....
mungkin mengharap semua terulang kembali
mungkin juga hanya diam dalam kebisuan..............
ketika Tuhan tak lagi mengindahkan semuanya
Ketika Tuhan hanya tinggal diam dann ketika Dia hanya menatap bisu
aq tak tahu apa yang membuatq kembali dalam catatan sejarah...
ketika Tuhan hanya memberi kenangan-kenangan-Nya
ketika Dia tak lagi peduli pada siapa2
mungkin aq akan menangis dalam kediamanq....
mungkin mengharap semua terulang kembali
mungkin juga hanya diam dalam kebisuan..............
BUKAN
AKU TAK MAMPU
Bukan aku tak mampu tuk menahan
Bukan juga tak mampu tuk bertahan
Tapi ku hanya tak bisa menepis air mata....
Bukan aku tak sanggup menatap bulan
Bukan juga tak sanggup menatap bintang
Tapi ku hanya tak bisa menjamin masa kan datang
Bersamamu... ataukah dengan orang lain
Bukan aku tak mampu mengingat masa lalu
Bukan juga tak mampu menaatap wajahmu
Tapi ku hanya tak mampu bertahan
Dengan cerita yang tak menentu
Bukan aku tak mampu atas apa-apa
Bukan juga tak mampu atas doa
Tapi ku hanya takut Tuhan....
Membuat skenario baru
Dari cerita kita.
DISAAT
SENDIRI
Hari demi hari selalu kulewati…
Tanpa dirimu disisiku…
Hanya ada bayang-bayang semumu
Sudah banyak jalan kulalui…
Namun, aku tak menemukanmu,
Tak ada yang sepertimu…
Rindu bahkan risau
Mengusik hari-hariku
Lembar demi lembar halaman buku
Tak ada goresan nampak dimataku
Selain wajah ayumu
Sepiku seperti pasir-pasir dipadang pasir
Rindu bahkan risau terus menusuk hatiku
Kau begitu dekat
Kau begitu jelas
Kau begitu…
Dan selalu begitu,
Hari demi hari…
Hanya duri-duri mawar yang membuatku menangis
Kau masih disini
Kau masih berdiri membelaiku
Membelai tangis yang jatuh
Aku bahkan tidak tidur
Kau nyata dalam hadirku
Tetapi….
Langkah bahkan jejakmu telah jauh meninggalkanku
Aku merindu sangat merinduimu
Kau tak lagi didekatku
Tuhan telah mengambilmu
Mimpi…
Ini hanya mimpi-mimpiku
Disaatku sendiri
KEKASIHKU YANG JAUH
adakah ku dapat bersua denganmu
dalam
tawa dan permainan kehidupan ?
adakah
ku dapat mendengar bahasamu
dalam
mimpi yang tak pasti menuju
andai,.......
malam itu
mampu menghentikan hujan, tangis dan
gurauanmu
mungkin
kau ingatanku tiada
adakah
pernah kau baca rangkaian hatiku
yang
sengaja ku rangkai khusus untukmu
kekasih
lupakah
kau padaku .....??
namun
suara bisikl suara dan tawamu pun tiada
jumpa padaku
adakah kau merasa tangisan kerinduanku?
Kasih...malam
itu seakan tiada bagiku
Awan
hitam, hujan tiada reda nan titik air mata
seakan
melepas dirimu dariku
adakah
kau tahu kekasihku yang jauh?
Adakah
kau tuju,
Untuk
kasihmuyang tiada tahu....?
Andai
......
Mampu
tuk kulepas
Takkan
ada titipan tanganku untukmu
Andai,.....mampu
tuk kuhempas
Mungkin,
hanya air mata yang sanggup kukirim untukmu
Kasih......
lupakanlah
Untuk
kasihmu yang jauh
Nan
tiada jua dia tahu.
MENGAPA ADA CINTA DI
ANTARA KITA
Perlukah kutanya pada dinding hati
Yang selalu diam tak jua bersua?
Mampukah kutanya pada-Nya yang
Kasih
Mengapa ada cinta di antara kita
.....
Sebulan sudah kita bertemu
Mengucap keluh dari bibirku dan
bibirmu
Sebulan itu juga kita merindu
Mengucap kasih dan sayang tanpa
ragu
Masih perlukah kutanya pada cahaya
matahari yang bersinar..?
Atau. ....
Masih inginkah kau bertanya pada
bulan merah jambu di atas sana,
Mengapa ada cinta diantara kita
...??
Sedetik demi sedetik kuucap itu,
namun
Ragu masih melekat jua
Sekilas bayang-bayang semu
Hanya mengiringku ke pangkuan cinta
Wajahmu selalu terbayang dalam
fajar dan senja
Dan selalu terjaga di dalam binaan
istana cinta
Aku tak perlu bertanya lagi
Mengapa ada cinta di hati kita
...??
Aku dan kau tak perlu menunggu kasih
Karena dalam cahaya dan jeritan
Kita selalu bersama namun pisah
..
SANG KUMBANG
Mungkin ....
Hari ini aku baru mengerti
Antara paenyair dan ksahnya yang sejati ...
Di tengah keramaian itu
Aku sempat bersenda dengannya
Bersama larik puisi yang sama kami mengerti,
Aku tak tahu aku ini siapa
Ku hanya gadis yang tinggal dalam
kesederhanaan
Namun...
Pastikah cinta sejati masuk dalam
genggamanku.........?
Kau menulis kisahmu, dalam sebuah larik
cerita yang sempat
Aku baca...namun aku tak tahu
Itu aku ataukah orang lain,
Aku tertawa, namun aku menangis
Ucapan indah itu tak pantas untukku......
Kini, engkau telah menjadi sang kumbang yang
menghampiri gadis pujangga
Yang hidup dalam khayalannya
Namun, aku tak mampu memberikan segenggam hati
untuk kau jaga
Hidupku,......tak lain hanyalah
Sebuah misteri yang terlantun dari seorang
penyair
Yang baru ku kenal, dan
Telah menjadi kumbang
Dalam goresan pena diariku.
SEPERTI
INIKAH ENGKAU......
Aku ingat waktu kau kecup kenangan itu
Waktu
kita berjalan berdampingan
Saat SMA belum meninggalkan kita,
Berpayung di tengah derasnya hujan
Memeluk kenangan yang tak pernah ku lupa
Kini......
SMA telah meninggalkan kita
Pertemuan yang menjamak kita
Sesekali tak kau hiraukan
Aku di hadapanmu sedang kau tak mengenalku
Seperti inikah kau
Yang ku kenal lembut.....?
PUISI
2011
Hari itu, di lokasi senja.... tempat buku-buku kuhamburkan
Tak ada yang menarik bagiku.........
Ada yang bernyanyi, menari....pikirku mungkin artis ibu kota,
Namun, tak jua menarik bagiku,
Tapi masih ku ingat.... hari itu
Tiga puluh satu desember dua ribu sepuluh
Tiba membuatku menangis dan tak mampu tergambarkan
Hari itu, hanya Dia satu yang tahu
Teriakan, suara lembut membuat harapanku pupus
Karena tak ada yang berlalu......kau
tahu.......???
Hari itu, semua larut pada keegoan tak terkira
Depan rumah pun ibarat bar penuh minuman haram
Hari itu..............
Ku ingin kau bertanya.....................
Adakah ini tahun kedamaian.... ataukah Penghinaan Tuhan ???
Temannn...........tahukah kau hari itu
Mereka menyambut kedatangan tahun dua ribu sebelas
yang sama sekali tak menarik untukku............
PUISI
ULANG TAHUN
Purnama malam bersinar terang
Menerangi risau, gundah diri dalam
menembus bayang
Sukma dikejauhan ....
Hati terkesima, di saat bayang
dikau menghampiri
Lamunan kesyunyianku
Dan dermaga biru kasihku mengukir
tutur kata
“selamat ulang tahun”
Matahariku .....
Kuingin kau selalu menyinariku
Menjadi purnama di kesunyian malam
Menjadi mentari dikesunyian siang
Menjadi pelangi dikesunyian hujan
Duhai sahabat, kasihku terlantun
dalam sajak ulang tahun
Yang..........
Kukirim untukmu
SURAT UNTUK DIA
Telah banyak aku
tulis
Namun,
Tak satu pun jawab yang tiba....
Kini,
Ke mana lagi hendak ku kirim
Sedang duka hati telah merasuki semuanya
Surat untuk Dia
Tak pernah terbalas
Meski hati menangis, tangan lelah menulis
Tetapi hati…
Tak pernah lelah mencintai
Surat Untuk Dia
Aku menghiraukan hatinya
namun tak terhirau oleh hati yang lain
tak sanggup aku menampakkan wajah bodohku
selain pada surat-surat yang tak terjawab..
mungkin dia marah
namun sudahlah…
biarlah surat ini tersimpan untuk diriku sendiri
TAK
BISA MELUPAKANMU
Dua pekan berlalu jauh
Tawa senyum tertuju padamu
Tangis duka kulalui bersamamu
Kau bagai penawar di hatiku
Janji telah kuucap dihadapanmu
Dalam beribu goresan titah yang tak
tentu
Tawa, tangis telah kukirim untukmu
Hingga kini tak bisa melupakanm
Dua pekan berlalu jauh
Kau dan aku masih bertemu
Diucap nafas, mahligai, permadani
Senyum terindah kudapat darimu
Tak bisa melupakanmu
Baik diawal fajar hingga senja
menjelang
Lagu-lagumu selalu terdengar indah
Dalam segala titah
Walau telah berlalu jauh.......
UNTUK DIA YANG TELAH
PERGI..
Sebuah surat yang tak pernah kutulis
Takkan pernah sampai di tanganmu
Karena aku tak tahu di mana kau saat ini .., air
mata yang ingin ku teteskan
Juga tak mampu ku teteskan , hanya
Karena kasih sayang yang mulai memudar ...
Kekasih ....
Aku tak tahu di mana kau saat ini
kau pergi hanya meninggalkan
sebuah pesan yang ...
tak sempat aku balas
YANG
Dikau yang kurindu
Akankah kau mengingatku….
Janji setia yang kau ucap dulu
Mengingatkanku ketika
Kau pergi
jauh...
Yang...
Mengapaku harus terjepit
Pada sebuah amanat hati
Yang sulit ku utarakan,
Sedang rasa,
ingin memilikimu selamanya
begitu santer sekali
Kapankah itu hari…
Ku dapat mengecap kelayakan
Menaruh hati... pada,
Dirimu yang sungguh ku kagumi...??????
SANG PENYAIR
Duhai sang penyair…kau
Tak pernah menerka atau
menduga
Semuanya terjadi
tiba-tiba
Ibarat hujan yang tak
menentu arah turunnya..
Aku tak pernah anggap
kau batu pualam..
Bagiku kau adalah
seorang pangeran
Yang membangunkan
putrid dari tidur lelapnya
Yang dalm tidur hanya
Nampak gelap dan sunyi
Meski tak mengenalmu,
Tapi torehan kata
tulismu mengenalkanku
Surat pertama..kau
benar dan tak pernah salah
Memberi cinta yang dia
datang dengan cinta,
Ucap indah yang
tertuang dalam larik kecilmu
Membuatku belajar kisah
sang penyair,
Aku ingin berlayar ke
samudera
Bersama segenggam hati
yang mampu
Menjaga ketulusan
cinta,
Namun itu masih tanda
Tanya???
Duhai sang penyair,
jagalah
lantunan-lantunan puisi indah yang kau buat itu……..
SEHELAI
RAMBUTMU
Kadang aku bertanya pada diri,
Di sini apa yang kucari ...
Emaskah, budikah, caci
maki atau belas kasih ..
Siapa yang mampu
menjawabnya
Aku, kau ataukah mereka ...??
Delapan belas tahun sudah aku
mmenginap
Melawan lika-liku peradaban
Dari menntari terbit, hingga fajar
menghilang
Tiba .........
Kemarin terdengar titahmu
Aku luluh bersimpuh ragu
Kau wanita yang mampu tersenyum
Aku anak yang selalu menghargai
Hari itu kau hadapkan aku pada
titahmu
Memilih tinggal hanya karena
sehelai rupiah yang
tak kau punya
Andai kau tahu, dalam tangisanku
Sehelai rambutmu adalah emas bagiku
Andai ku mampu menjualnya karena
sehelai rupiah
Akan
kujual.. namun,
Menatapmu dengan air mata pun ku
tak sanggup
Karena rambutmu adalah emas bagiku
yang tak mampu
Ku jual .....
LIKE
YOU
I
am not going to say hello again
when you have been away from me
morning will no longer be embarrassed smile
when you've found love
that far from me ..........
am not going anymore
to plural my smile
when you
crying over my departure
like you ...
just a fairy tale morning
who seized my quite
such as fear incarnate at the end of prayer
keeping me away
for sure it was over ...
like you ...
I tried to smile at the sun, although the sun
no longer wanted to say hello ..
because the sun my heart is you
but you ...
left me without laughter and husband
when you have been away from me
morning will no longer be embarrassed smile
when you've found love
that far from me ..........
am not going anymore
to plural my smile
when you
crying over my departure
like you ...
just a fairy tale morning
who seized my quite
such as fear incarnate at the end of prayer
keeping me away
for sure it was over ...
like you ...
I tried to smile at the sun, although the sun
no longer wanted to say hello ..
because the sun my heart is you
but you ...
left me without laughter and husband
now,
there was nothing
left
other than that I read long poems, and
clear gaze your last ..
but,
please,
come to me
although it's a snap
you must leave
though I'm sure
like you ...
just a fairy tale that never
reply to my love story.
other than that I read long poems, and
clear gaze your last ..
but,
please,
come to me
although it's a snap
you must leave
though I'm sure
like you ...
just a fairy tale that never
reply to my love story.
DIAMKU TANGISKU
...
Aku terdiam di penghujung titahmu
Menangis dalam sedu-sedan bisuku
Kuterkapar dalam detak lemah jantung
Dan masih terdiam hingga titahnu
Usai dihadapanku ...
Kau, wanita lembut di kediamanku
Suara,belas kasih tercantum dalam setiap nafas
Detak jantungku...
Aku menangis di pangkuan kasihmu
Dari kecil hingga dewasa
menjemputku
Dua puluh satu februari dua ribu tujuh
Ku terdiam di samping kirimu, diam dalam kebisuan
Menangis,karena ucap titahmu
Tahukak kau wanita berwajah ayu
Ku terdiam karena ku menangis
Ku tertawa karena jua ku menangis
Dan itu tercurah karena ku menyayangimu .....
INI AKU
Ini aku….
Yang terbaring disudut kamarmu…
Mengingat semua tentangmu…
Ini aku…
Yang menangis di suasana rindu
Menghitung butir-butir pilu di
ruang kosong
Ini aku…
Lihatlah sedikit hari-hariku
Yang menyalin ayat-ayat rindu
setelah kepergianmu
Ini…
Aku….
Tersungkur rapuh dalam jejak-jejak
rindu
Risau…
Mulai berbaris antri di hatiku
Seperti abjad yang berjejer
Tak
Tergeser sedikitpun…
Ini aku…
Yang tertawa setelah kau
meninggalkanku
Tertawa pedih
Menghambat kerinduan,
Tak ada yang bahagia…
Ini aku…
Yang terus berdiri di pusara
cintamu
Menghitung daun-daun gugur,
Berbicara pada bisikan angin
Menabur bunga-bunga risau
GURAUANMU
Selepas tiga
hari
Aku
merindukan tawa
Yang dulu
berkenan dihati
Sampai kini
masih bersemi
Kapan aku
bertemu lagi
Dengan kakak
kekasih hati
Hari-hari
yang terlewati
Serasa ingin
kuulangi
Air mata yang
kini bercucuran
Adalah
ingatan kenangan
Yang dulu
bersama
Sampai dititik
perpisahan
Senyum dan
tawa itu telah hilang
Hai jiwa yang
berkata
Kemana kakak
engkau bawa
Temukan aku padanya
Hai hari yang
tertawa
Kau melihat
tangis sang Adinda
Yang merindu
disaat senja
Menanti sang
kakak dipangkuan
Aku tak
berdaya
Hanya air mata
berbicara
Selepas tiga
hari,
Kau senyum
pada sang mentari
Membayang
dinda sang pujaan hati
Kak ,
Dengarlah Aku
bernyanyi
Didalam
suasana sunyi
Yang s’lalu
menanti kehadiran
Kakak sang
pujaan hati
Dalam tiga
hari selepas dini,
Aku
benar-benar bete, sudah mikir ini,
Mikir lagi
Sunyi malam,
Membawa
kerinduan
Kuyang
terkelam oleh lamunan,
Aku tersipuh
akan kata-kata
Yang dulu
kunanti, kini tiba
Sunyi malam
Membawaku
dalam kerinduan . . .
Maaf . . . .
. .
Malam yang
kini menyapa
Seakan
mengajakku tertawa
Bersamamu
yang amat kurindu
Kukatakan
beribu maaf padamu
Walau wajah
tiada kupandang
Kau beri pula
hatimu padaku
Disaat
perjalanan masih panjan
DUNIAKU TAK BISU
Cobalah kau tatap dunia yang menitipkannmu
Cobalah kau
buka hatimu yang membisu,
Dan
tengadahkan tanganmu pada Tuhan
Dilangit satu
. . .
Sekarang
bukalah matamu . . .dan
Nikmati
kehidupannmu dengan berparas
Insan yang
penuh akan derita
Pandangilah
diluar sana bencana demi
Bencana . . .
datang melanda tak hentinya
Disetiap kota
Tetetsan air
mata, teriakan bersorak
Mengatur
tangan dengan kehibaan,
Lalu kau
anggapku bisu, aku memang bisu
Tapi duniaku
tak pernah bisu . . .
Ia akan
bicara kepadamu para pengusaha,
Kepodamu
para koruptor – koruptor negara
Di dalam
duniaku yang penuh
Kekacauan
. . . . .
MASA REMAJAKU
16
tahun sudah umurku
belum juga kutemukan makna hidup
beribu kata yang tertuang dikalbu
hanya menjadi kehidupan redup
Hilanglah sudah impianku
Yang bertahun-tahun memohon
Mengharap belas kasih yang satu
Masa remajaku kini menjadi abu
Dan perjalanan yang penuh akan liku-liku
Membawaku dalam hidup yang menunggu
Kembalilah masa remajaku
Kembalilah senyumanku
Yang tak renggut
Seperempat waktu itu !
RINDU YANG TERPENDAM
Dalam kegelapan
Aku menangis
Mengharapnya datang
Dan memberi senyum
Yang panjang
Aku termenung ditengah kegelapan
Dan membawahnya
Terbang dalam khayal
E’ntah, hatiku yang bisu
Mengajak bertemu dengannya
Namun wajah yang
Terus bersembunyi
Di kegelapan aku menangis
Dengan pena diari . . . . .
Aku berbicara ....
Anak kami sudah besar ibarat burung sudah
mulai mencoba-coba terbang sendiri
Seperti apa kau merindukanku
Hati dan jiwaku sudah terlampau
Lelah kuingin berbarin dipangkuanmu
Menikmati senyummu
Menikmati candamu, dan
Menikmati apa yang kau berikan
Senja hadir bersama sepi
Seekor camar terbang melintasi
Hiruk laut hatiku, melintasi karang-karang
Kepulauan, melewati ombak-ombak kedukaan
Pada permukaan hatimu dan
Hinggap pada pantai sepiku dan
Kau tahu camar itu seperti rinduku
Padamu . . . . . . . . . . . . . . . . .
. . . . . . .!!!!!!!!!!!!!
SURAT UNTUK PAK PRESIDEN
Dalam
hati yang bisu . . . . . .
Aku
bewrbicara dengan berjuta cara
Mengharap
dengan tangis air mata yang berderu
Dalam
mata yang terpejam . . .
Aku
masih bisa menatap dan memandang
Dengan
penuh keharuan
Kudengar
suara risih dari orang-orang sekeliling
Kusimpulkan
duniaku mulai dalam kehancuran
Dalam
keadaan lunglai . . .
Aku
masih dapat menulis
Dengan
hati yang terbuka, namun perih
Segala
kuperuntuhkan padamu bapakku
Dunia, kedamaian,
kerusuhan, dan
tangismu
dari seorang rakyat jelata
Untukumu
bapakku . . . .
Kutahu
kau tak mampu
Untukmu
bapakku . . . .
Kutulis
surat buatmu,
Dalam
hati yang bisu
Kucoba
utarakan perasaan kalbuku
Yang
mendalam, yang bersih dan yang
Menahan
rasa malu . . .
Kini
mulai air mata seorang anak berlinang
Untuk
Negara dan kepemimpinan seorang
Bapak .
. . .
Kini
mulai mulut tertutup rapat
Tak
dapat menuang kata,
Selain
dengan surat yang kukirimkan
Bacalah
dengan kemarahan, jangan
dengan
kesedihan
Anakmu
memohon dengan sangat
dan
kuharap kau mengertikannya
Dalam
hati yang penuh harapan
Bacalah
suratku dengan kemarahan
Kumohon
padamu Bapak . . . . . .! ! !
Padamu
para pengusaha
Hai
bumiku pertiwi . . .
Kuucap
kau dengan segala ucapan kata
Hai
bumi pertiwi . . .
Dengarlah
segala keluhan bibir
Hai
padamu indonesia raya . . . .
Kuingin
kau tersenyum manis
dengan
segala keluhan asa
dan
tangis manis yang panjang
Hai
segala penguasa . . .
Dengarlah
segala tangisanku
Yang
mengaharapkanmu dan yang menyapamu dengarkan keluh kisahku dan tangis
Air
mataku jua,
Betapa
tega kau menghianatinya,
Menghancurkannya
dan menghilangkan
tangis
manis padanya indoneis raya ?
Betapa
banyak tangisan kami, yang
Menanti
kedamaian dan keluhan hatimu
Kami
berderaikan air mata
dibumi
kami yang pertiwi
dengan
banyaknya harapanXX yang terlontar
Namun
tak jua menghirau kami
Untukmu
para penguasa . . .
Kami
benci tindak semena-mena
aku bahkan tak menyadari dirimu
hanya datang untuk pergi....
jika demikian adanya....
apakah aku diciptakan tanpa
dirimu...?
jika rohku dan tubuhmu bersatu...
apakah mungkin...aku selalu
bersamamu dan kau pun bersamaku....
tangisanku selalu mengharapkan
tangisanmu
dan aku menyadari bahwa saat
itu...
kau memang tak lagi berada di
sisiku....
RINDUKU
Saat
rindu menghampiriku…..jiwaku semakin terbelenggu…..
Wajah
dan kenanganmu tak bisa berlalu
Ku
merasa telah meninggalkanmu….
Namun
mungkin itu hanya sebuah kerinduan akan dirimu…
Senyuman
indahmu
Benar-benar
menghadirkan rindu yang terus berkelana
Benar-benar
tak ingin melepaskanmu…..
Bahkan
untuk melupakanmu pun, mungkin ku tak sanggup…
Hatiku
bergetar, ketika aku menyadari masih mencintaimu….
Andai…aku
bisa menyapa langit dan berjalan bersama bulan
Aku
ingin menyampaikan bahwa sejak dulu hatiku selalu bersamamu…
Hingga
kini kau datang kembali
Membuat
hatiku ingin selalu bersamamu
PERNIKAHAN
Mungkin….orang-orang
bisa berkata, aku takkan menikah….
Tetapi
bagiku, siapa mereka yang bisa mengatakan itu,
Mereka
bukan Tuhan ataupun Dewa
Mereka
hanya sekelompok semut yang berjalan
Mungkin….hari
ini aku bermimpi, aku menikah
Tetapi
mereka juga pernah mengatakan
Mimpi
pernikahan bukanlah hal yang baik
Tetapi
bagiku, siapa mereka yang bisa mengatakan itu……
Mereka
bukan Tuhan….
Tuhan
tahu apa yang aku dan semua inginkan….
Mungkin
untuk pernikahan….
Untukku
bukan hari ini, esok atau mungkin besoknya lagi…
Tetapi
aku tahu
Tuhan
akan memberikan yang terbaik….
Selasa 25 Juni 2013,
Kamu
harus tahu aku mengenangmu meski dalam sedih
Saat
aku bersandar dalam pelukanmu
Saat
kau memegang tanganku dan mengatakan
Bahwa
kau tak bisa kehilanganku…
Kau
mencium keningku beberapa kali
Dan
memelukku dengan erat karena kau tak ingin aku pergi
Jika
semua ini harus berakhir, kenapa aku harus menangisimu…
Kau
bahkan mengatakan pada semua orang bahwa kau sangat menyayangiku
Kau
hapus air mataku disaat aku menangis,
Kita
berkejaran seperti anak kecil,
Aku
meninggalkanmu, hanya karena kau tak memperhatikanku
Saat
kau menjagaku…
Dan
semua orang mengatakan bahwa kau suamiku…
Betapa
berat untukku melupakan semuanya….
Tapi
mungkin saat ini yang terbaik adalah melupakanmu…..
10 Oktober 2013
Aku
bahagia bisa mengenalmu,
Bahkan
kaupun sangat senang denganku,
Tetapi
aku tidak tahu…apakah semua ini akan berlangsung lama atau mungkin
Hanya
sekilas saja kau singgah dan mengenalku….
Karena
aku sangat berbeda darimu,
Beberapa
hari aku bersamamu, aku sangat senang bahkan bisa melupakan kesedihanku..
Untukmu
aku ingin berterima kasih.
KESEPIAN
Doaku……
Aku ingin segera terbebas dari
hidup ini,
Secepat mungkin, yang tak pernah
aku duga
Aku ingin hidupku sempurna….
Ada dia bahkan siapa pun dia
Tetapi….
Kadang dunia tak mengerti…
Mungkin, aku cukup sekedar
bertanya
Salahkah, dosakah dia untukku???
Doaku….
Tuhan, aku tak pernah melihat
Engkau menangis
Aku juga tak pernah melihat
Engkau tertawa,
Tetapi bisakah itu kau berikan
kepadaku
Yang sepi dan terus menyepi…..
MENCOBA UNTUK SETIA
Bila saatnya kita kan berpisah,
aku akan pergi
Aku pergi untuk kembali lagi
Kuharap kau relakan ku pergi
Pergilah engkau sayang
Walau air matakan menetes
Kuharus relakan kau pergi
Jagalah cinta kita……..
Hanya doa dan air mata
Yang mengiringi kepergianmu
Hanya satu yang kupinta tolong
setialah padaku tolong cintailah aku selamanya,,,,
Aku akan menu nggumu aku akan
setia menntimu sampai bila nanti kau kembali padaku
Bila tiba engkau tiba disana
Tolong jangan lupakan aku, karena
cintaku ini……hanyalah untukmu seorang
Akupun begitu sayang….dihatiku
Cuma ada kamu…..takkan ada lagi
Yang bisa menggantikanmu……..
cerah telah datang
kepadamu sayang..
tetapi hujan dalam diriku belum usai sepenuhnya
aku masih terbaring, sayup-sayup diruang penuh kekosongan
dadaku terasa hampa
meski jam dinding terus berdetak
lunglai....
aku lunglai betapa lelahnya menghitung hari
kau tahu...sayang!
air mataku belum usai
tetapi kau telah meninggalkannya...
aku rapuh, terus terbaring dalam ruang kosong
tetapi hujan dalam diriku belum usai sepenuhnya
aku masih terbaring, sayup-sayup diruang penuh kekosongan
dadaku terasa hampa
meski jam dinding terus berdetak
lunglai....
aku lunglai betapa lelahnya menghitung hari
kau tahu...sayang!
air mataku belum usai
tetapi kau telah meninggalkannya...
aku rapuh, terus terbaring dalam ruang kosong
"LINAPAN RUANG KOSONG"
aku ingin berteriak tetapi aku tak punya ruang
Mataku saat ini penuh dengan kekosongan,
menatap malam dengan bayang-bayangmu
terlinap....tak lagi terjaga...
pikirku terus dalam kacau...
tak lagi punya tempat bersandar....
tubuhku mati,
tak lagi miliki gairah hidup...
aku gila....
ruang kosong.... menguasai jagad hidupku.....
Rasa Yang Hilang
Mataku
sejenak tertutup
melihat
hanya dalam gelap
menyendiri
dengan rasa yang hilang....
cukup
sekali
aku
mati
cukup
sekali
aku
terkubur dengan duri...
aku
telah terbangun
menatap
hidup
ternyata
penuh dengan bahagia
cukup
sudah
aku
bersedih
cukup
sudah
aku
berdalih yang tidak-tidak
Ya....
Allah
pelangi
bisa tersenyum
matahari
bisa tersenyum
bulan
dan bintang juga bisa tersenyum
aku
juga bisa tersenyum...
hanya
diri ini dan engkau yang tahu..
karena
tak ada satupun yang mengerti diri
adaku
kini.....
cukup
sudah...
cukup
sudah
aku
mati
aku
bersedih...
Posting Komentar untuk "(KUMPULAN PUISI) DARI KASMAWATI ASRI (KASIH KOHATI)"