SE7EN GHOSTS
Oleh: MiuMiu Algorythmz
Aku
terjaga pada pukul 12 lewat 7 menit di tengah malam. Kepalaku masih terasa nyeri dan sedikit
pusing akibat kecelakaan pagi harinya. Ya, saat berangkat kerja, aku yang
mengendarai motor, ditabrak sebuah mobil di perempatan lampu merah, tidak jauh
dari kosanku. Aku jatuh, kepalaku terbentur setang motor dan tubuhku terseret
di atas aspal sejauh kurang lebih 5 meter kemudian aku tak sadarkan diri. Dan
di sinilah aku sekarang, terbaring di kamar sebuah Rumah Sakit.
Aku melihat
sekeliling berusaha mengingat-ingat kenapa aku berada di sini. Ternyata tidak
ada seorangpun yang menjagaku. Yah, bagaimana mungkin ada yang menjagaku
sedangkan seluruh keluargaku ada di seberang pulau sana, di Medan? Di Jakarta
ini aku tinggal sendirian, aku merantau sejak kuliah karena aku diterima di
sebuah perguruan tinggi negeri. Mungkin pihak Rumah Sakit memberi kabar pada
temanku, Lisa, yang ada di daftar paling atas dialled numbers-ku karena baru tadi pagi aku meneleponnya. Aah
sudahlah, besok saja aku pikirkan hal itu.
Ku singkirkan
beberapa helai rambut panjang sebahuku dari kening dan menyentuhnya. Kudapati
bahwa ada perban yang menempel di sebelah kirinya. Kulihat tangan kiriku juga
diinfus. Kucoba untuk duduk perlahan-lahan dan memeriksa sekujur tubuhku. Ada
beberapa lebam dan lecet di tangan dan kakiku. Untunglah lukanya tidak begitu
parah, pikirku.
Aku ingin ke
kamar mandi jadi aku mencoba berdiri dengan berpegangan pada tiang infusan.
Setelah berhasil berdiri walaupun masih pusing, aku berjalan menuju kamar mandi
yang ada di seberang ruangan. Kubuka pintu itu dan kudapati sebuah wastafel.
Kunyalakan krannya dan mulai membasuh tangan dan mukaku. Tiba-tiba aku
mendengar sebuah suara seorang wanita menangis tersedu-sedu. Aku segera
mematikan kran air dan mendengarkan dengan lebih seksama. Tapi tidak ada lagi
suara tangis itu. Mungkin itu hanya halusinasiku. Maklum, kepalaku habis
terbentur sehingga aku belum sadar betul.
Kemudian aku
keluar dari kamar mandi. Karena aku merasa bosan setelah berjam-jam terbaring di
kamar, kuputuskan untuk berjalan-jalan sebentar di luar. Kubuka pintu kamar
yang ada di sebelah kanan kamar mandi dan aku melihat sebuah papan menempel
pada pintu bagian depan yang menunjukkan bahwa aku berada di kamar nomor 707.
Berarti aku berada di lantai 7 Rumah Sakit. Lagi-lagi angka 7, gumamku. Angka
tujuh mungkin membawa kesialan bagiku padahal menurut orang-orang, angka tujuh
adalah angka keberuntungan, The Lucky
Seven.
Suasana
di luar kamar sangat sepi, tidak ada seorangpun di lorong. Hanya ada lima bola
lampu yang menyala remang-remang. Tiba-tiba aku melihat dua bayangan anak
laki-laki dan satu perempuan yang
berlari dan tertawa-tawa sambil membawa mainan senapan dari arah belokkan di
ujung lorong sebelah kanan menuju ke belokan lorong sebelah kiri. Orangtua mana
yang membiarkan anak-anak mereka masih berkeliaran di tengah malam begini. Jadi
aku mulai mengikuti mereka tapi belum sampai aku di ujung lorong, dari arah
belakang terdengar suara seorang kakek yang berdeham lalu pintu kamar nomor 710
menjeblak terbuka. Aku terkesiap dan menoleh ke belakang. Tidak ada
siapa-siapa. Aku merasa bulu di tengkukku berdiri, aku merinding.
Aku
tetap berdiri di tengah lorong. Jantungku berdegup kencang dan keringat dingin
mulai mengalir dari dahiku. Belum lagi hilang keterkejutanku, dari kamar nomor
708 yang berada tepat di seberang kamarku, keluarlah seorang wanita muda
berambut panjang. Dia tidak berjalan melainkan “mengesot” menuju ke arahku
seraya menggapai-gapai dengan tangan kanannya yang bebas. Aku sempat
bertanya-tanya, apakah ini hanya salah satu dari mimpi burukku atau kenyataan?
Aku mencubit lenganku keras-keras yang ternyata rasanya sakit. Jadi ini adalah
kenyataan.
Aku
berbalik dan mencoba berlari tapi karena rasa nyeri yang masih kurasakan di kepalaku,
aku tidak bisa. Aku cuma dapat berjalan terseok-seok sambil memegang tiang
infusanku. Kemudian aku memutuskan untuk masuk ke kamar nomor 705 yang paling
dekat denganku. Kubuka pintunya dan seorang pemuda telah menungguku di sana.
Dia berdiri di dekat jendela sambil mengusap-usap wajahnya. Hanya satu kaki
yang menopang tubuhnya. Kaki lainnya entah kemana.... Kemudian dia berbalik
menghadapku. Aku tidak bisa lebih terkejut lagi. Setengah mukanya hancur, darah
menetes-netes dari lubang hidungnya, bola mata kirinya telah menggantung
keluar. Aku berteriak sekuat tenaga dan mulai terseok-seok kembali menuju
kamarku.
Di
lorong, semua hantu yang kulihat maupun kudengar tadi mulai mengejarku. Sekuat
tenaga kukerahkan agar sampai di kamarku. Saat kubuka pintu kamarku dan masuk,
aku berusaha untuk menutupnya tapi hantu-hantu itu tentu saja bisa menembusnya. Aku
mendapati diriku semakin terdesak ke jendela atas usahaku menghindari mereka.
Ketujuh hantu itu terus saja mendorongku sampai kemudian aku tidak bisa lagi
menahannya dan aku pun jatuh lewat jendela dari lantai tujuh kamarku. Terus dan
terus terjun menuju tanah
di bawahku.....
Tiba-tiba
aku tersentak bangun. Keringat memenuhi kening dan punggungku. Nafasku
terengah-engah. Aku melihat ke sekeliling dengan tangan masih menempel di dada
akibat terkejut, aku masih berada di kamar Rumah Sakit. Ternyata itu hanya
mimpi. Kulihat jam di dinding yang menggantung di atas jendela, pukul 12 lewat 7 menit tengah malam.
Oh, tidak.
TENTANG PENULIS
Penulis adalah lulusan S1 Universitas
Gunadarma, jurusan Sistem Informasi. Satu cerpennya yang berjudul “Rezeki
Ramadhan” dimuat dalam buku kumpulan cerpen “Kejutan Sebelum Ramadhan buku #3”
dari #ProyekMenulis yang diselenggarakan @nulisbuku. Cerpen lainnya, “Sebab
Cinta Tak Mengenal Kata Menyerah” lolos dalam antologi “Love Never Fails” juga
dari #ProyekMenulis @nulisbuku. Cerpennya yang lain “Say Goodbye To Perusahaan
Rokok” masuk dalam Antologi Bebas Asap Rokok. Buku
Kumpulan Cerpennya juga telah terbit secara digital (ebook), diterbitkan oleh
BitRead. Penggemar
acara MOTOGP, anime dan catur.
CATATAN: Setiap karya yang kami publikasikan hak cipta dan isi tulisan sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis
Posting Komentar untuk "CERPEN: "SE7EN GHOSTS" Oleh: MiuMiu Algorythmz"