Tentang Senja
Oleh: Dina Nurhayati
Engkau mengerti tentang kegundahanku yang tak tampak.
Seperti pasir-pasir kecil yang kusembunyikan dalam genggaman. Melukai,
namun tak sampai hati kulepaskan
Aku sempat hidup dalam gelap. Melumat dalam
rumitnya kisahmu. Yang diam-diam melingkar di pusaran kehidupanku. Namun,
bukankah kehilangan itu selalu ada? dan bahagia hanya berarti bila ia
sementara? apakah begitu sejatinya hidup menawarkan pada kita?
Aku pernah ingin selalu bisa melihat cahaya dan
menawan kembali hangat yang terlupa. Dibalik matamu yang sayu dan
dendang-dendang suaramu. Terlampau jarang kau saksikan lagi senja ini,
katamu akhirnya. Aku menunduk, kubiarkan aksaramu menumbuhkan sebait
rahasia.
Selama poros ini berputar, disana ada yang tak bisa
kita capai. Dia berdiri dan mengibarkan jingga, disana pula ada yang tak
kuasa kau ungkap. Tentang mendung dan bangau-bangau kertas yang kau
gantungkan di udara. Aku memahami do’a-do’amu. Kau pintal dengan pita
harapan yang tak terkira panjangnya. Aku tersenyum, lalu engkau lekas
menjauhi tawa dalam pigura kita. Di sudut petang, tangan-tangan malam
menjemputmu pulang. Dan aku terpaksa menikmati waktu yang tersisa.
Sendirian.
Apa kau takut? Tanyaku dalam gemetar. Tidak. Dan
engkau menguap begitu saja. Sebenarnya, mungkin terkadang aku yang diam-diam
mulai takut. Kalut membawamu dalam diam. Nyatanya itu membuatku kesakitan. Maka
dari itu, maaf. Bila kujelang pagi tanpa pernah lagi menoreh
namamu. Embun terlalu dingin. Membiru-hitamkan harapan yang memupus
di genggaman.
Harusnya aku telah cukup bahagia. Tanpa harus
bertanya kemana kunang-kunang menebarkan cahayanya. Entah dengan apa aku
berlari mengejar. Sedang musim tak pernah menanti. Dan aku telah ingin
pergi, tanpa harus bercerita. Rohku pernah mencintamu. Takkan kuasa
tinta ini menoreh sempurna buncah-buncahku dulu. Dan menutup cela yang ada
Tenanglah, kita akan baik-baik saja dalam rengkuhan
Tuhan. Selamanya kan berputar bagai kenangan yang tersimpan. Dalam
kedalaman sayu matamu, namun hangat itu kini tak lagi kuimpikan. Sekalipun
kau kirimkan padaku senja dan angin yang lembut. Yang tak pernah
beriringan. Tak pula bersimpangan. Kau sudah menutup buku cerita.
Tentang Penulis
Dina Nurhayati, Lahir pada 2 Mei 1994, tinggal di
Cileungsi-Bogor, Wanita yang beranjak dewasa dan tengah menunggu wisuda ini
telah menulis Blog sejak Desember 2011, dan mengikuti berbagai event
kepenulisan di Jakarta. Blog pribadinya kini sudah memuat berbagai macam
tulisan, mulai dari nonfiksi, puisi, curhatan, dan lain sebagainya. Silahkan
mampir ke blog pribadinya di dinanurhayatii.blogspot.com.
Akhir bulan februari 2014 kemarin ia telah melahirkan
satu karya tulisan dari ibu jarinya, yang berjudul “Ketika Jomblo Bicara Jodoh”
tulisan yang ingin membuka paradigma seseorang bahwa bicara jodoh sebelum
menikah bukan hanya pertanda ingin segera menikah.
Please reach me on twitter @dinanurhayatii
CATATAN: Setiap karya yang kami publikasikan hak cipta dan isi tulisan sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis
Posting Komentar untuk "CERPEN: "Tentang Senja Oleh" Oleh : Dina Nurhayati"