DERU KASIHMU, IBU
Dalam detik lamunanku
Dalam dunia mimpiku
Dalam desah sedihku
Dalam dendang kerinduanku, akan
dirimu
Wahai Perempuan lembut
Kan kubisikkan deru kasihmu
Yang s’lalu teguh melindungiku
Oleh rumput pada langit biru
Bukan pada gunung membatu
Bukan pada bebatu membisu
Kan kubisikkan deru kasihmu
Yang tegukkan rindu pada kehausan
kalbu
Oleh hujan pada rumput gersang
Bukan pada keringnya padi
Bukan pada bunga berduri
Kan kubisikkan deru kasihmu
Pada angin, pada pantai, pada laut
Agar mereka tahu betapa besar
kasihmu
Wahai Perempuan lembut
Disini, dalam kepakuanku
Kubisikkan pada batu nisanmu
“Aku rindu akan belai kasih
sayangmu,
Wahai Perempuan lembut, Wahai Ibu.”
©TriCe Fakhri, 190313
Puisi di atas bisa juga dilihat di
blog penulis di http://tricefakhri.blogspot.com/2012/03/deru-kasihmu-ibu.html
SEKEJAP
30 detik
Kulayangkan sapa pertama
Kau balas dengan senyum jelita
Lalu aku dan waktu berkelana
Berlayar ke Kota Dewata
©TriCe Fakhri, 220913, pergi dengan
senyum.
Puisi di atas bisa juga dilihat di
blog penulis di http://tricefakhri.blogspot.com/2013/09/sekejap.html
MALAM TADI
Malam tadi aku melihat bintang
Lalu aku kamu menari dan terbang
bersama
Tak perlu tinggi
Bintang yang di atas lebih suka menjemput
kita
Tepatnya para bintang tertarik dan
penasaran,
Dengan matamu yang serupa mereka
Malam tadi langit tak hanya hitam
Ada bintang penuh warna
Namun,
Apa benar bintang malam tadi warna
warni?
Atau hanya mataku yang telanjang
saja yang tertutupi?
Malam tadi tak lagi sepi
Yang di dada lebih suka beramai
Pesta hentak kaki keras tanpa suara
yang biasa
Hanya dag,
Hanya dig,
Dan dug, saja.
Malam tadi lilin enggan mati
Asik saja menari-nari
Sok meromantiskan suasana
Aku malu dibuatnya
Malam tadi bintang menjelma
bidadari jelita
Tersesat, atau entah
Yang pasti tadi,
Ia jatuh lima belas koma enam tujuh
senti di samping,
Aku yang terduduk mengaga
Hingga,
Malam tadi aku gila
Malam tadi hilang kompas penentu
mata dan dada
Salah tingkah menjelma
Ah, tenang saja, aku sudah berlatih
sandiwara untuk menutupinya,
Begitulah sepertinya
Jadi,
Malam tadi berbeda
Jangan kau tanya apa!
Nanti kau kata aku gila
Karena aku salah tingkah
menjawabnya
©TriCe Fakhri, Semarang, 290514
3:14 dini hari, malam dengan hati yang berisik, entah dengan lonceng atau
gendang, atau senyuman(?)
Puisi di atas bisa juga dilihat di
blog penulis di http://tricefakhri.blogspot.com/2014/05/malam-tadi.html
MASALAH
Ingin kuhabiskan secangkir kopi
ini!
Hitam pahit pun kan kutegak
lekas-lekas
Bersih tak berbekas
Tuntas.
© TriCe Fakhri, 200913, Bali.
Puisi di atas bisa juga dilihat di
blog penulis di http://tricefakhri.blogspot.com/2013/09/masalah.html
CEMBURU
Apa maksudmu?
Kau memberiku sayap
Lalu ketika aku sudah terlanjur terbang tinggi, kau mematahkannya
Kenapa tak kau cabuti saja satu per-satu bulunya biar lebih menyakitkan?
Namun terjatuh dari tempat yang sangat tinggi juga menyakitkan
Apa maksudmu?
Kau memberiku sayap
Lalu ketika aku sudah terlanjur terbang tinggi, kau mematahkannya
Kenapa tak kau cabuti saja satu per-satu bulunya biar lebih menyakitkan?
Namun terjatuh dari tempat yang sangat tinggi juga menyakitkan
Mungkin kau sanguinis
Sedang aku melankolis
Atau...terlalu berperasaan(?) mungkin
Kau suapi aku dengan yang manis
Pelan dan terus
Lalu kau mencekokkan yang pahit satu waktu--seketika
Atau...terlalu berperasaan(?) mungkin
Kau suapi aku dengan yang manis
Pelan dan terus
Lalu kau mencekokkan yang pahit satu waktu--seketika
Membuatku mati rasa
Tuli dan buta pada waktu dan tempat yang sama
Tuli dan buta pada waktu dan tempat yang sama
Hanya dentum drum yang
stagnan di dada,
yang bisa aku dengar secara jelas
yang bisa aku dengar secara jelas
Ah, lupakan
Mungkin memang hanya aku
yang terlalu berperasaan
Dan kau,
kau tidak bersalah
Aku yang salah
Salahku jika aku terlalu
lain mengartikan
Salahku jika aku terlalu
ke-geer-an
Salahku jika apa saja
yang kau lakukan,
selalu pada dada
teraktifkan dentuman
Ah, lupakan
Mungkin memang aku yang
terlalu berperasaan
Atau salahku karena
mencintaimu diam-diam
©TriCe Fakhri, Semarang 01062014, di bilik sepi di salah satu sudut sekolah.
Puisi di atas bisa juga dilihat di
blog penulis di http://tricefakhri.blogspot.com/2014/06/cemburu.html
SECARIK SENYUM PANTAI KUTA
‘Tlah kutitipkan secarik senyumku
Pada perahu kertas biru
Kala senja Jingga
Yang menari bersama ombak pantai
Kuta
Sekadar membalas senyum manis
Darimu, yang pada pasir pesisir
‘tlah kulukis
Terima kasih.
©TriCe Fakhri, Pantai Kuta 220913,
kala teringat aku akan senyum bintangmu, yang mengantarkan aku ke Pulau Dewata.
Puisi di atas bisa juga dilihat di
blog penulis di http://tricefakhri.blogspot.com/2013/09/secarik-senyum-pantai-kuta.html
ELEGI RENJANA
Larik-larik kertas sobek
Entah, sudah berapa sketsa yang tercoret
Hanya satu paras yang menjelma
Tangan rapuhku menggaris wajah abirupa
Kau! Sasikirana
Aku kayu kering
Lekuk inti patah pikiran miring
Wujudmu panas baskara
Karena renjana menyulut ardaya
Masih ingat benar dengan mata abirupa-mu
Masih ingat benar dengan senyum abirupa-mu
Masih ingat benar dengan laku abirupa-mu
Karenanya aku terkubur duka
Prasanti menyelip kisma
Kapan?
Kau menyuruhku untuk menunggu
Tapi sampai kapan?
Kau tahu?
Perih merasuk sukma
Menunggumu menorah luka
Karena lubhyati menyeret renjana
© TriCe Fakhri, Bali 05042014 06:13 PM.
Puisi di atas bisa juga dilihat di
blog penulis di http://tricefakhri.blogspot.com/2014/04/elegi-rendjana.html
TENTANG PENULIS:
TriCe Fakhri, adalah nama pena dari Tri Cahyono Fakhri yang lebih akrab dipanggil Fakhri. Lahir dari pasangan sederhana di Kudus sembilan belas februari dua puluh tahun lalu. Remaja penyuka puisi dan senja ini mempunyai banyak hobby, di antaranya adalah menulis, membaca, menggambar sketsa, mendesain bangunan, dan photophonegraphy. Cerpen pertama buatannya berhasil masuk dalam antologi RomAnSa-Aku, kamu, dan kisah kita yang terbit September lalu oleh salah satu penerbit mayor, sedang beberapa karyanya lain terbit dalam antologi penerbit indie. Saat ini sedang sibuk memulung serpihan kata untuk mencoba merangkainya dalam bentuk puisi dan novel.
TriCe Fakhri pemuda dari kota Kudus, namun saat ini berdomisili di
Jimbaran, Bali karena bekerja di sana. Untuk berkomuniasi dengannya, bisa menghubungi email tc.fakhri@gmail.com atau tricefakhri@rumpunnektar.com
Beberapa karya TriCe Fakhri :
- Buku RomAnSa, aku, kamu, dan kisah kita. Penerbit Matahari.
-
Buku antologi puisi: Rendjana. Buku hasil lomba
Originalitas Therapy oleh Komunitas Penulis Fiksi Sastra Rumpun Nektar. AE
Publishing.
-
Buku antologi FTS: Permata Kasih. Kaifa
Publishing.
Bisa dimatai-matai di blognya http://tricefakhri.blogspot.com dan
bisa dihubungi di alamat email di atas atau di Facebook http://fb.com/trice.fakhri Twitter
@trice_fakhri Ooiya http://ooiya.com/11909
atau bisa mendengarkan suara jeleknya di Souncloud http://soundcloud.com/tri-c-fakhri
Posting Komentar untuk "PUISI: TriCe Fakhri "