Tentang Tuan Tampan
(Part 1 – Manusia Narsis)
Duaarrrr!!!
Sebuah suara yang kukenali dengan amat jelas tiba-tiba mengejutkanku. Saking terkejutnya, debar jantungku menjadi semakin kencang tidak karuan.
Sebuah suara yang kukenali dengan amat jelas tiba-tiba mengejutkanku. Saking terkejutnya, debar jantungku menjadi semakin kencang tidak karuan.
“Ah, rese’ lo!” kataku sambil
mengelus-elus dada. Sebenarnya bukan cuma suara itu yang membuatku terkejut.
Aku sudah terbiasa dikagetkan oleh Iren, sahabatku yang paling rese’ sedunia.
Namun, ada hal lain yang sering kali membuatku berdebar-debar , takjub, dan
bahkan tidak berkutik. Untaian kata yang bersatu membentuk sebuah tulisan
indah, memesona, dan meluluhkan hati setiap orang yang membacanya. Yah, aku
kagum, sangat kagum, bahkan jatuh cinta dengan semua tulisanmu.
“Ngapain lo buka-buka profil twitter
Kakak Tampan? Jadi stalkernya lo sekarang?” Tawa Iren meledak. Sumpah, aku
melihat tampang mengejek di wajahnya yang tiba-tiba memerah karena tertawa.
Tawanya tiba-tiba berhenti, mengambil kursi terdekat sambil membungkuk, lalu
mendudukinya sambil mengelus-elus perut buncitnya. Perut Iren pasti kesakitan
gara-gara kelamaan tertawa. Dengan malas-malasan, aku berjalan menuju kotak P3K
lalu mengambil sebuah botol kecil berisi minyak tawon.
“Makanya jangan rese’, perut lo jadi
sakit kan. Nih gosok pakai minyak tawon, biar sakitnya reda.” Kataku sambil
menyerahkan minyak tawon dengan kasar. Sengaja, biar dia tahu kalau aku masih
kesal akibat ulahnya. Mimik wajahnya tiba-tiba berubah, dan tawanya kembali
lepas.
“Ciehh, benci jadi cinta nih
sekarang? Musuh tapi cinta ya?.” Tawanya membahana seantero ruangan.
Benar-benar sahabat yang rese’, pulang ah, malas banget meladeni candaannya
yang tidak penting, pikirku dalam hati. Dengan kesal kumatikan laptopku, lalu
berjalan dengan cepat hingga melewati koridor yang di sepanjang dindingnya tertempel
tulisan, baju ketat, celana ketat, rok mini, dilarang melintasi kampus teknik.
Jantungku kembali berdebar, benar-benar bodoh, gumamku dalam hati. Aku terus
berjalan, bersikap acuh tak acuh hingga akhirnya sesuatu menghentikan
langkahku. Siapa pemilik suara ini, sangat meneduhkan, tetapi sepertinya aku
mengenali lirik itu, gumamku dalam hati.
“Hi, Manis!” suara itu membuyarkan lamunanku. Aku berbalik mengikuti arah suara itu, sedikit ragu, tetapi juga penasaran. Oh ya, aku sudah menduganya, suara itu miliknya.
“Gimana menurut lo lagu barusan, tampan kan?” wajahnya sarat kelelahan tetapi seutas senyum terlintas di bibirnya yang tipis. Aku sedikit mengernyit melihatnya, tidak terbiasa dengan lemparan senyum ramahnya.
“Nama ku Delia kak, bukan Manis.” Dia
dan Iren sama saja, pikirku.
“Iya. Tampan gak lagunya? Lagunya
buat lo. Nanti gue ajarin petikan gitarnya.”
“Gak tampan, tapi bagus. Aku suka
kok, kak. Makasih ya. Aku pamit dulu sudah sore banget.” Aku mengalihkan
pandanganku dari wajahnya, sekilas kulihat dia mengambil HP nya lalu mengetik
sesuatu.
Aku berlalu dengan cepat, tidak ingin berlama-lama di koridor itu. Kasihan jantungku bakal cepat copot nanti bila terus-terusan di dekatnya.
Aku berlalu dengan cepat, tidak ingin berlama-lama di koridor itu. Kasihan jantungku bakal cepat copot nanti bila terus-terusan di dekatnya.
Tiittt..
Sebuah pesan masuk, dari nomor yang
tidak aku kenal.
Gue rekam ya
lagunya, entar aku kirimin hasilnya lewat bbm. Bisku lagi mati soalnya. By: Kak
Tampan.
Aku sudah berada di angkutan umum
saat itu. Aku memencet tombol reply kemudian mengetik Thanks Kak Tampan. Sebuah pesan masuk lagi setelah
beberapa menit. Akhirnya kau
mengakui ketampananku, manis. Makasih ya..
Tentang Penulis:
Alzhainmelody a.k.a. Auliya Sahril
adalah seorang perempuan dengan ribuan impian. Mimpinya digambarkannya seperti
cinta, mati satu tumbuh seribu. Ketika impian satu tercapai atau tidak tercapai,
maka ia akan memiliki cadangan mimpi lainnya yang menunggu untuk diwujudkan.
Aneh memang. Penyuka ungu dan cerita komedi romantis ini awalnya menulis hanya
untuk kesenangan pribadinya, namun akhirnya ia menyadari bahwa menulis adalah
salah satu passionnya dalam hidup. Menulis lagu adalah impiannya yang lain.
Lagu yang sudah ditulisnya antara lain berjudul "Sudah",
"Berikan Kesempatan", "Diam-Diam Cinta (DDC)", dan
"Again-Again" yang bisa didengar di soundcloudnya https://soundcloud.com/alzhainmelody. Karya-karyanya bisa
dibaca di blog pribadinya http://alzhainmelody.blogspot.com atau di wattpadnya http://www.wattpad.com/user/Alzhainmelody. Mau kenal lebih dekat
dengan penulis? Silakan follow twitternya @AlzhainMelody.
Setiap karya yang kami publikasikan hak cipta dan isi tulisan sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis Untuk Anggota Jaringan Penulis Indonesia yang mau mengirimkan karya harap mencatumkan subyek KARYA ANGGOTA + Tema Tulisan + Judul Tulisan pada email yang di kirim ke jaringanpenulis@gmail.com Bagi yang ingin bergabung menjadi Anggota Jaringan Penulis Indonesia silahkan ISI FORMULIRNYA http://jaringanpenulisindonesia.blogspot.com/search/label/Formulir%20Keanggotaan
Posting Komentar untuk "CERBUNG: "Tentang Tuan Tampan (Part1-Manusia Narsis)" By: AlzhainMelody"