Keboman #1
(Kisah satu malam bukan yang sebenarnya)
(Kisah satu malam bukan yang sebenarnya)
Oleh: Adit Mahatva
Memang benar
kalau bepergian maupun mudik jangan dekat- dekat waktu
lebaran, selain macet di jalanan, yang mau beli tiket Kereta Api, Kapal Laut,
Pesawat itu susah, belum lagi oknum calo nakal dimana-mana. Hampir begitu untuk
setiap tahunnya.
Kapal
Binaiya yang mau mengantarku ke Batulicin ini, adalah milik Perusahaan BUMN di
bawah naungan PT.Pelni, namun sayang kapal pelni tak banyak yang bagus, kalah
dengan kapal dari swasta. Ini kapal terburuk untuk perjalanan jauh yang pernah
aku ketahui. Tangganya seperti arena outbond, emangnya yang naik ini para
tarzan gitu, atau pemain sirkus?
Beda dengan kapal untuk
penyeberangan dekat kan seperti Kapal fery mobil bisa masuk. Tapi gak apa, yang penting
aku bisa segera ke Tanah Borneo tempat sanak
keluargaku tinggal di sana.
Alamak...
memang kalau lagi panik, pasti bawaannya pengen pipis, dari antrean menuju
pemeriksaan tiket hingga masuk kapal. Sangat melelahkan sekali, keringat
bercucuran, darah
kemana-mana, itu jika wanita lagi dapet dan lupa pakai pembalut. Dimana mengenai pembalut
ini, aku sampai sekarang masih bertanya-tanya, apa bedanya bersayap atau tidak
di iklan tivi yang silih berganti . Ahhhh Biarlah.
Saat
sudah masuk, ini bingung ini diskotik apa ruangan kapal, semuanya berdiri
senggal-senggol dan jogetnya pun aneh, mereka bawa kardus, bawa tas dan tak
sedikit barisan napi
tadi, eh tukang kuli angkut tadi maksudku. Banyak berlalu-lalang dengan membawa
tugas atau misi yang berat. Terbukti dengan kata-katanya yang selalu bilang, “Awas
benda keras”.
Ternyata
kapal pecah itu ada, tapi yang aku lihat bukan kapal yang hancur gitu, tapi ini
lebih parah puing-puing manusia bergeletakan mencari posisi enak, ada yang
gemuk persis seperti bongkahan dinding tebal 5
meter yang ambruk.
Ada yang sudah PAS (Posisi Asyik Sekali) gak
bisa di ganggu gugat. Gak peduli itu di Jalan, di pagar, di awang-awang. Yang
penting mereka tempati selagi bisa.
Saat ku mau ke WC untuk
pipis, ini lebih parah. Aku seperti pendekar yang berjalan di antara ribuan jiwa, yang bergeletakan setelah usai perang di medan laga.
Mungkin mereka sudah kehabisan oksigen. Atau kah memang mereka kira ini sudah
malam karena gak ada penerangan dari luar, yang ada hanya lampu di dalam
ruangan ini. Jadi mereka tidur. Aku jadi teringat lagunya Melinda “Cinta satu
malam” mungkin dulu terjadi di dalam sini kisahnya. Aku ngebayangin malam, di
dalam sini akan berlalu panjang. Ahhhh biarlah.
Kamar mandi dan wc nya
juga jorok, tempatnya semua dari tembaga besi, aroma yang menyengat udah biasa
untuk kamar mandi dan wc umum, yang kebangeten ini kan tempatnya berdiri kalau
cowok. Itu goyang-goyang terasa kenceng banget guncangan kapalnya men.
“Kapten kapal oleng
kapten” teriak laki-laki tua berkaca mata di sudut kanan sebelah.
“Ciahhh......aku bukan
kapten pak”
“Lah terus siapa mas
sebenaranya? ”
“Aku adalah KeboMan, Kesatria tampan dari Pulau Borneo ”
“Lho mas ini, pasti
anggota kelompok perkumpulan terkenal bernama kumpul kebo yah?, saya sering
lihat beritanya di koran dan tivi, hebat mas” kata pria
berkacamata tersebut.
“Bukannn!!!”
jawabku pada lelaki tersebut.
Apapun yang ada
dipikiran lelaki tua tersebut, aku tak peduli. Yang jelas orang tersebut
berwajah-wajah mupeng. Dan kacamatanya yang
buram menambah nilai plus dugaanku terhadapnya.
Seperti masuknya,
keluarnya pun juga susah. Orang –orangnya pun
di depan toilet bertambah banyak. Ehmmm kisah satu malam yang fantastis
di ruangan ini, takkan pernah berlangsung pagi.
~Bersambung~
Biodata Penulis:
KeboMan atau Kebo jantan yang satu ini bukan seperti kebo pada
umumnya, dia tidak makan rumput, tidak memiliki kuncir ekor dibelakang, tidak
mandi di lumpur, tidak pula membajak, karena kebo ini adalah anak manusia
bernama Adit Mahatva biasa dipanggil Adit, yang terlahir di Pulau Borneo
sebutan Pulau Kalimantan, pada jaman dahulu. Sehingga dikenal Anak Kebo (Anak
kelahiran borneo), dengan apa adanya.
Tanpa dilengkapi dengan tanduk seperti kebo pada lazimnya.
Sejak kecil, Adit hijrah ke pulau Jawa bersama
kedua orangtuanya. Papa yang sangat mencintainya, dan mama yang selalu setia
memberikannya asi ekslusif. Jadi tak berlaku istilah kebo nusu gudel (terjemah: Induk kerbau yang minum susu pada
anaknya) karena, kebo satu ini minum asi pada mamanya.
Penasaran? Follow
twitter @aditmahatva dan bisa kirim email ke adit14.mahatva@gmail.com
***
Setiap karya yang kami publikasikan hak cipta dan isi tulisan sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis Untuk Anggota Jaringan Penulis Indonesia yang mau mengirimkan karya harap mencatumkan subyek KARYA ANGGOTA + Tema Tulisan + Judul Tulisan pada email yang di kirim ke jaringanpenulis@gmail.com Bagi yang ingin bergabung menjadi Anggota Jaringan Penulis Indonesia silahkan ISI FORMULIRNYA DISINI
Posting Komentar untuk "CERPEN : "Keboman#1 (Kisah satu malam bukan yang sebenarnya) By: Adit Mahatva"