Terlambat
Puisi – Rahazlen Avelia
Kemarin aku mengetuk pintu berpelitur indah
Tidak ada yang tahu siapa yang membukanya
Angin menggoyangkan rambutnya sampai mata
Tak lagi terlihat hanya samar begitu samar
Kita bukan anak kecil yang diberi permen lalu tersenyum
Kau dan aku bukan tak suka permen lantas membuang gulali manis
Kita hanya mengerti lantas menelan pahit
Mereka berteriak di seberang hanya untuk mengatakan hello
Kita terkikik di sini sambil mencemooh laki-laki berseragam oranye
Merusak diri lantas membuat tulisan di dinding gang kecil
Tak lebih mulia dari sapu yang memoles jalanan
Jujur saja, kita bukan anak kecil lagi
Tak lagi ada banyak manisan hanya tangisan
Orang yang membukakan pintu untukku
Dia tersenyum sambil mengibas tangan
Kau tidak diterima di sini manusia katanya
Sayang, kita terlambat
Kemarin aku mengetuk pintu berpelitur indah
Tidak ada yang tahu siapa yang membukanya
Angin menggoyangkan rambutnya sampai mata
Tak lagi terlihat hanya samar begitu samar
Kita bukan anak kecil yang diberi permen lalu tersenyum
Kau dan aku bukan tak suka permen lantas membuang gulali manis
Kita hanya mengerti lantas menelan pahit
Mereka berteriak di seberang hanya untuk mengatakan hello
Kita terkikik di sini sambil mencemooh laki-laki berseragam oranye
Merusak diri lantas membuat tulisan di dinding gang kecil
Tak lebih mulia dari sapu yang memoles jalanan
Jujur saja, kita bukan anak kecil lagi
Tak lagi ada banyak manisan hanya tangisan
Orang yang membukakan pintu untukku
Dia tersenyum sambil mengibas tangan
Kau tidak diterima di sini manusia katanya
Sayang, kita terlambat
***
Setiap karya yang kami publikasikan hak cipta dan isi tulisan sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis Untuk Anggota Jaringan Penulis Indonesia yang mau mengirimkan karya harap mencatumkan subyek KARYA ANGGOTA + Tema Tulisan + Judul Tulisan pada email yang di kirim ke jaringanpenulis@gmail.com Bagi yang ingin bergabung menjadi Anggota Jaringan Penulis Indonesia silahkan ISI FORMULIRNYA DISINI
Posting Komentar untuk "Terlambat"