SINOPSIS FTV REMAJA RELIGI
JARAN
GOYANG BIKIN PUYENG
Cerita
& Skenario
Endik Koeswoyo & Asih Rehey
Dinda (22 tahun)di bikin pusing oleh cowok bernama Anton (24 tahun). Anton adalah pemuda
yang suka dengan hal–hal yang berbau mistis. Sejak remaja dia menyukai
cerita–cerita horor dan semua yang berhubungan dengan hal–hal gaib. Dia juga
sering datang ke paranormal untuk meminta penglaris dagangan untuktoko kuenya.
Tiap ada pesaingnya yang semakin laris atau pelanggannya berkurang, dia segera
menuju ke tempat Mbah Tukijo (55
tahun) untuk meminta jimat, tentu saja ia harus keluar uang cukup banyak untuk Mbak
Tukijo. Oleh karena itulah Dinda
semakin lama semakin berusaha menghindar dan tidak menyukai Anton.
Sebenarnya, Anton sangat menyukai Dinda, Dinda adalah seorang mahasiswi
keguruan. Dia wanita berjilbab, santun, dan juga baik hati. Sudah berulang kali
Anton mengutarakan perasaannya pada Dinda. Tetapi Dinda tetap saja, menolaknya dengan
alasan tidak mau pacaran dan ingin konsentrasi kuliah terlebih dahulu. Apalagi Anton bukan
idamannya, Anton sholat aja jarang.
Tetapi semakin Dinda menghindar, Anton terus semakin
getol mengejar. Anton
terus membujuk Mbah Tukijo agar mau memberikan jimat agar bisa menaklukan Dinda
untuk menjadi pacarnya. Akhirnya Mbah Tukijo bersedia memberikan sebuah ilmu yang disebut
“Jarang Goyang”
kepada Anton. Mbah Tukijo menunjukkan cara menggunakan mantra dan ilmu itu, Anton harus
goyang-goyang samil komat-kamit banca mantra. Dengan berbekal ilmu gaib itu dia mulai mendekati
Dinda lagi.
Perlahan–lahan sikap Dinda berubah kepada
Anton. Dia semakin menjauhi Anton. Yang tadinya ramah, malah berbalik 180
derajat,
oleh sikap Anton yang semakin konyol. Dinda malah takut dan berlari tiap kali Anton menyapa, apalagi Dinda sering
melihat Anton sampai goyang-goyang merapal mantra.Anton merasa aneh, dia sudah menggunakan ilmu gaib yang diberikan Mbah Tukijo.
Tetapi kenapa tidak ada efek apapun. Dia akhirnya mencoba mencari 2 sahabat
Dinda. Anton menanyakan perihal Dinda yang semakin menjauhinya. Ratih
(22 tahun) dan Sinta (22 tahun)yang
tidak mengetahui perihal itu. Kedua sahabat itu pun menanyakan perubahan sikap
Dinda kepada Anton. Dinda pun bercerita kalau tanpa sengaja Dinda memergoki
Anton sedang menebar sesuatu di depan rumahnya, dan sering lihat antong goyang-goyang
kayak nari kuda lumping didepan Dinda. Ratih dan Sinta pun semakin penasaran dengan kelakuan Anton.
Ratih dan Sinta akhirnya mencari akal untuk
mengorek informasi apa yang terjadi. Mereka diam–diam membuntuti Anton dalam
kesehariannya. Termasuk membuntutinya ke tempat Mbah Tukijo, akhirnya mereka
tahu bahwa Anton dengan sengaja menggunakan hal gaib untuk meluluhkan hati
Dinda.
Ratih sebenarnya menaruh hati pada Anton. Dia
tidak ingin Dinda dekat dengan Anton. Mengetahui hal yang itu, Ratih selalu
membujuk Dinda untuk menjauhi Anton. Beda halnya dengan Sinta, Sinta memberikan
nasehat agar bersikap biasa saja kepada Anton, dan menjadikan Anton sebagai ladang
dakwah.
Sinta segera mengajak Dinda menemui Ustadz Zuhdi (45 tahun) seorang kyai yang mengajari
mereka mengaji sejak dulu. Mereka meminta doa untuk diamalkan agar terhindar
dari guna–guna. Bagaimana pun juga Sinta tidak ingin Anton melakukan hal–hal yang
tidak diinginkan kepada Dinda. Ustadz Zuhdi malah tak memberikan solusi apa-apa, mereka
cuman diminta rajin sholat, karena Ustadz Zuhdi nggak percaya hal-hal begituan,
namanya syirik dan nggak ada dalam ajaran Islam.
Beberapa hari Ratih menasehati Dinda agar
berhati–hati dengan Anton. Tetapi berbeda dengan Ratih Sinta selalu menasehati
Dinda dia tidak akan mengalami hal – hal yang tidak diinginkan selama Dinda mau
mendekatkan diri kepada Allah saja. Hal yang tak diduga terjadi, Anton mulai
melakukan hal aneh lagi, Ayah Dinda Pak
Wahid (50 tahun) mempergoki Anton sedang bergoyang-goyang seperti menari kuda
lumping di depan
rumahnya sambil komat-kamit membaca mantra. Pak Wahid pun menegur Anton, dia pikir orang gila.
Anton hanya gelagapan
sambil senyam senyum dan pamit pulang.
Di taman
kampus Ridwan (24 tahun) orang yang disukai Dinda
mendekat perlahan dan duduk di samping Dinda. Ridwan menanyakan perihal hafalan
Alquran Dinda. Dinda terbelalak tak bisa menjawab, beberapa minggu dia memang
tak pernah menghafal lagi. Dinda pun menceritakan apa yang dilakukan oleh Anton
yang membuat hatinya tak tenang. Ridwan menasehati Dinda agar jangan
meninggalkan Alquran. Karena Alquran bisa memberi syafaat kelak di yaumul
akhir. Ridwan juga mengingatkan perihal amalan ayat kursi yang harus Dinda baca
sehabis sholat. Dinda seperti sedikit demi sedikit tersadar. Setelah Ridwan
berlalu, Dinda banyak merenungi apa yang terjadi pada dirinya. Semestinya dia
lebih percaya pada kebesaran Allah. Selalu minta perlindungan dari Allah dari
kedzoliman makhluknya.
Dalam perjalanan menuju masjid kampus, Ratih
dan Sinta bertemu dengan Ridwan. Mereka pun menghadang kakak tingkatnya itu
untuk memberitahu suatu hal mengenai Dinda. Kepada Ridwan kedua sahabat Dinda
menceritakan apa yang terjadi pada Dinda dan mengenai apa yang dilakukan Anton.
Ridwan tertarik untuk mendatangi Anton dan berkenalan dengan Anton. Ridwan
akhirnya mengatur strategi agar bisa mengundang Anton dalam setiap kajian yang
dilakukan Pak Zuhdi di masjid kampusnya. Ridwan akhirnya menemui Anton untuk
bekerja sama dalam pengadaan snack untuk acara pengajian di kampus.
Perlahan Dinda semakin jauh dari Anton dan
kelihatan membenci Anton, Anton yang menyadari itu menanyakan apa yang terjadi
dengan Dinda. Dinda pun marah pada Anton, di dampingi 2 sahabatnya. Dinda
membuat Anton malu dengan perbuatan yang telah dilakukannya. Ratih merasa
senang melihat Dinda marah – marah kepada Anton.
Usaha Anton pun malah omsetnya merosot
drastic. Hal itu membuat Anton banyak
merenung, kemudian perlahan–lahan menyadari usahanya tergantung seberapa keras
dia berusaha. Anton juga menyadari yang namanya cinta tak bisa dipaksakan.
Cinta itu datangnya dari hati, bukan dengan bantuan benda gaib yang kemarin dia
percaya. Dinda menasehati Anton untuk bertobat. Apa yang telah dia lakukan
adalah perbuatan syirik yang sangat dibenci Allah. Apalagi setelah dia tahu
bahwa Mbah Tukijo itu ternyata hanya dukun palsu yang sudah memakan banyak
korban. Dan benda–benda serta ilmu yang diberikan kepadanya sebenarnya tidak memiliki kekuatan gaib
apapun. Anton merasa menyesal telah mengeluarkan banyak uang untuk mendapatkan
benda–benda itu, yang semestinya uang itu bisa digunakan menambah modal untuk
memajukan usahanya.
Akhirnya Anton menyadari apa yang dia perbuat
adalah kesalahan besar. Dengan datang ke kajian rombongan Ridwan, Anton seakan
menemukan hidayah. Sepulang dari kajian, dia bergegas mengambil semua
benda–benda yang disangka memiliki kekuatan
gaib itu dan menghanyutkan ke sungai. Anton berjanji bahwa dia tak akan
mengulanginya. Dia akan bekerja keras dalam memajukan usahanya dan juga dia
akan memperbaiki diri agar bisa mendapat jodoh yang baik seperti yang dia
inginkan.
Anton memulai usahanya kembali, dan ternyata selama ini
Anton juga memiliki banyak hutang karena Mbak Tukijo dukun palsu. Anton berjuang keras memperbaiki sholatnya dan banyak bersedekah
juga sholat sunnah Tahajud dan Dhuha. Ridwan banyak membantu Anton. Dia juga
meminjamkan buku–buku agama kepada Anton. Dinda pun senang melihat perubahan
diri Anton, tetapi Anton masih malu dengan perbuatan yang dulu pernah dia
lakukan kepada Dinda. Dinda mulai mendekati Anton, dia ingin Anton biasa
seperti dulu. Sambil bercanda Dinda berkata pada Anton. Mau mencari jaran
goyang lagi tidak? Anton pun menjawab, Jaran Goyang bikin puyeng. Tidak ada
kekuatan lain kecuali kekuatan dari Allah saja. Anton sudah taubat dan kapok
menggunakan benda–benda yang dikiranya memiliki kekuatan gaib, yang membuat
urusannya bertambah ribet dan kantongnya menjadi kempes. Semua tertawa
mendengar perkataan Anton. Perlahan–lahan usaha Anton kembali bergeliat, dengan
promosi di media sosial dan juga meningkatkan pelayanan prima serta
meningkatkan kualitas produk. Dinda sebenarnya gadis yang pemaaf, dia tidak mau
lama – lama marah dengan Anton. Ratih patah hati melihat Anton kembali dekat
dengan Dinda.
Anton juga sangat rajin mengikuti kegiatan
dakwah dan santunan anak–anak yatim. Di kampus, Dinda dikejutkan dengan sosok ZAHRA(24 tahun) yang merupakan wanita yang telah dikhitbah oleh Ridwan, Zahra adalah seorang
hafidzoh lulusan dari pondok terkenal pula. Dia mendapat beasiswa untuk
melanjutkan S2 di kampus tersebut. Zahra bisa menempuh sekolah menengah atas
dalam jangka 2 tahun saja, serta lulus S1 dengan jangka 3 tahun. Dinda patah
hati seketika harapannya untuk lebih dekat dengan Ridwan sudah pupus. Dia
merasa tak ada apa-apanya dibandingkan Zahra.
Anton mengetahui sosok Zahra dari cerita
Ridwan, dia kembali mengembangkan harapannya agar bisa mengkhitbah Dinda. Dengan keberanian penuh,
Anton menemui Pak Wahid untuk mengkhitbah
Dinda. Pak Wahid terkejut dengan sosok Anton. Pak Wahid tidak lupa dengan wajah
Anton yang pernah dia temui di depan rumahnya. Anton meminta maaf kepada Pak
Wahid apabila dia telah melakukan hal yang salah. Dia sadar dan sudah bertobat.
Dia berjanji pada Pak Wahid, akan jadi imam yang baik bagi Dinda. Dinda hanya
kaget dengan niat baik Anton. Baru kali ini ada lelaki yang benar–benar
mencintainya setulus hati dan berjuang keras untuk mendapatkannya. Pak Wahid
menyerahkan keputusan sepenuhnya kepada Dinda. Dinda akhirnya tersenyum kepada
Anton, dan berkata tanpa “Jaran Goyang” Anton bisa menjadi suami Dinda 6 bulan lagi. Menunggu skripsi
Dinda selesai. Anton pun tersenyum senang.
--SEKIAN—
SINOPSIS INI BELUM DIPRODUKSI
Posting Komentar untuk "JARAN GOYANG BIKIN PUYENG"