SINOPSIS FTV REGULER
“Kesirep
Cinta Penari Topeng Ireng”
Cerita & Skenario
Endik
Koeswoyo & Asih Rehey
MEGA (20 tahun)
adalah seorang mahasiswi di sebuah universitas negeri di Jakarta. Dia
berasal dari sebuah desa kecil di Kabupaten Boyolali, tepatnya di lereng Gunung
Merbabu. Banyak rekan – rekannya menyematkan sebutan Mega Anggun (Anak
Nggunung). Logat horoknya pun tidak hilang meskipun sudah di Jakarta selama 3
tahun. Untuk menopang kehidupannya di
Jakarta dia juga mempunyai pekerjaan sebagai penari jalanan. Tari topeng ireng
khas daerahnya adalah tarian yang di bawakannya. Dia menanggalkan rasa malunya
demi bisa mendapatkan gelar sarjana. Setiap pulang dari kampus, dia langsung
berganti kostum dan menyusuri tiap ruko
dan tempat – tempat yang strategis untuk mempertontonkan tariannya. KRISNA (24
tahun) adalah seorang guru privat di sebuah bimbingan belajar di salah satu
ruko, selain mengajar di tempat bimbingan belajar itu Krisna juga mengajar ke
rumah – rumah.
Mega tinggal di
rumah Bu ROSI (40 tahun) yang mempunyai anak kelas 6 SD bernama LEON (12
tahun). Bu Rosi bertugas mengawasi Mega selama di Jakarta. Orangtua Mega di
kampung menitipkan Mega pada sepupunya itu. Menjelang ujian Bu Rosi meminta
Krisna untuk memberikan les tambahan untuk Leon di rumahnya. Ketika Krisna
datang di rumah Bu Rosi, Mega sedang asyik latihan dengan suara speaker aktif
yang sangat mengganggu Krisna ketika mencoba memberikan penjelasan kepada Leon.
Mega ternyata latihan di garasi rumah tersebut. Leon sesekali melihat kakak
sepupunya itu yang lihai dalam menari. Krisna memarahi Leon karena tidak
konsentrasi mengerjakan soal. Krisna juga mematikan speaker Mega seketika. Mega
menjadi marah – marah tidak karuan pada Krisna. Dengan jengkel Mega masuk ke
dalam rumah. Pada saat Mega akan berangkat ke kampus, dia bingung motor
budhenya tidak ada. Mega bertanya pada Leon siapa yang menggunakan motor itu,
Leon memberitahu bahwa Pak Krisna meminjam motornya untuk membeli pulsa di
warung.
Dengan wajah
cemberut Mega menyambut kedatangan Krisna dan marah – marah karena lama sekali
pinjam motornya. Motor itu akan dia gunakan untuk ke kampus dan dia sekarang terlambat gara – gara Krisna.
Krisna masih bersikukuh bahwa dia sudah bilang pada Leon tadi, ternyata warung
sebelah tidak buka. Jadi Krisna harus ke gang sebelah untuk membeli pulsa. Mega
segera mengambil kunci dari tangan Krisna.
Bulan ini Mega
banyak sekali membutuhkan uang untuk membayar biaya kuliahnya. Dia harus
bekerja keras untuk meringankan beban orangtuanya. Setelah pulang kuliah Mega
segera menuju warung Pak MOMON (45 tahun)untuk mengambil plastik kresek hitam
berisi kostum tari dan juga soundsystem dorong yang dititipkan Mega di warung
tersebut. Mega juga memakai kostum di kamar Pak Momon yang berada di warung itu
juga. Setelah siap Mega segera berkeliling dari ruko ke ruko. Dan pada saat
Mega menari di depan ruko sebuah bimbingan belajar tempat Krisna mengajar, anak
didik Krisna malah berkumpul di depan pintu untuk melihat penampilan tari
topeng ireng yang dibawakan oleh Mega. Krisna menjadi marah karena pada saat
itu dia sedang menjelaskan soal untuk ujian. Di depan ruko itu pula Mega dan
Krisna saling adu mulut. Setelah itu anak – anak segera memberikan uang ke
dalam kantong plastik Mega dan mengajak Krisna untuk melanjutkan pelajaran
lagi.
Hari semakin
sore, Mega kembali ke warung Pak Momon untuk menitipkan perlengkapannya juga
untuk mengisi perutnya yang kosong. Karena perut Mega tidak bisa diajak
kompromi, dia lupa kalau make upnya belum dibersihkan. Dia langsung menikmati
semangkuk soto dan juga segelas es teh. Disaat bersamaan Krisna masuk warung
tersebut, dia mencari tempat duduk. Tidak sengaja ada orang yang menabrak
Krisna hingga dia mendorong Mega hingga soto yang sedang dia nikmati tumpah
ruah. Mega marah – marah kepada orang yang mendorongnya. Pada saat itu Krisna
mengenali sosok Mega. Krisna tertawa terbahak – bahak melihat Mega masih
memakai make up seorang penari. Mega tambah kesal karena tiap bertemu Krisna
dia selalu sial. Mega tidak jadi makan dan masuk ke kamar Pak Momon untuk
membersihkan make upnya. Setelah Krisna pergi, baru Mega keluar dan membayar makanan
yang telah dia makan. Mega lupa tidak memasukkan kantong plastik berisi kostum
ke kamar Pak Momon.
Keesokan harinya
saat Krisna sedang makan di warung tersebut. Dia membawa satu kantong plastik
berisi soal – soal untuk anak didiknya. Krisna tidak sengaja mengambil kantong
plastik milik Mega. Pada saat Krisna pergi, Mega datang untuk mengambil kostum
miliknya. Mega terkejut isi plastik hitam yang ada di depannya hanya tumpukan
kertas. Mega bingung karena Pak Momon juga tidak tahu siapa yang menukarnya.
Mega pulang dengan kecewa, hari itu dia tidak bisa mencari uang. Di rumah dia
bertemu dengan Krisna yang sedang memberi les tambahan untuk Leon. Mega masuk
begitu saja tanpa mengucapkan salam. Krisna meneriaki Mega karena menurut
Krisna Mega tidak sopan berjalan di hadapan Krisna yang sedang duduk tanpa
permisi begitu saja. Mega hanya menjawab ketus pada Krisna. Sesampainya di
tempat bimbingan belajar, Krisna kaget karena isi kantong kreseknya berisi baju
dan hiasan bulu – bulu ayam. Dia berpikir kalau kantong kreseknya tertukar di
warung Pak Momon. Krisna membawa kantong plastik itu pulang.
Keesokan harinya
Krisna membawa kantong plastik itu ke warung Pak Momon. Di waktu bersamaan Mega
datang untuk mencari sarapan untuk perutnya yang kosong. Mega kaget karena
plastik yang dibawa Krisna adalah baju dan perlengkapan tarinya. Mereka kembali
adu mulut, dan dari mulut Krisna keluar ancaman kalau dia akan mengadukan
kepada Bu Rosi kalau Mega menjadi penari jalanan. Mega kaget mendengar ancaman
Krisna. Kemudian Mega memohon agar Krisna tidak mengadukannya kepada Bu Rosi.
Tapi Krisna tetap bersikukuh untuk mengadukan. Mega marah – marah ketika Krisna
pergi dari warung itu. Mega merasa sial sekali mengenal cowok yang begitu tak
punya hati.
Pada saat Mega pulang, tampak Bu Rosi
menunggunya di teras rumah. Bu Rosi sudah mengetahui kalau Mega menjadi penari
jalanan. Bu Rosi marah kepada Mega dan tidak memperbolehkan Mega untuk menari
lagi. Mega menjadi bingung, dia berjalan – jalan di taman.Disaat dia butuh
tambahan uang untuk biaya kuliah, malah ada saja cobaan yang datang. Pada saat Mega
sedang duduk merenung di bangku taman, bersamaan itu ada seorang anak perempuan
usia SMA sedang digoda para preman. Mega dengan beraninya menghajar preman – preman
itu hingga kabur. Gadis itu berterima kasih kepada Mega. Dan sebagai ucapan
terima kasih gadis itu mentlaktir makan somay di depan taman. Di situ mereka
berkenalan ternyata gadis itu bernama RIANDA (16 tahun). Dari obrolan mereka
Rianda tahu kalau Mega adalah seorang penari. Banyak sekali tarian daerah yang
dikuasai oleh Mega. Rianda menjadi tertarik dia ingin Mega menjadi guru tarinya
karena sudah lama orangtua Rianda menginginkannya untuk belajar menari. Mega
menyetujui permintaan Rianda, karena dengan begitu dia bisa mendapatkan uang
tambahan untuk membayar uang SPP kuliahnya. Rianda menuliskan alamat rumahnya
dalam kertas. Kemudian kedua gadis itu berpisah.
Pada saat pulang
kuliah, Mega segera mencari alamat Rianda. Betapa terkejutnya pada saat mengetuk
pintu yang membukakan pintu adalah Krisna. Ternyata Krisna adalah kakak Rianda.
Rianda menyambut kedatangan Mega dengan ramah. Tetapi Krisna malah tidak
percaya kalau Mega bisa menjadi guru tari untuk Rianda, yang dia tahu Mega
hanya bisa menari di jalanan. Rianda bersikukuh untuk belajar menari bersama
Mega. Akhirnya Krisna menuruti permintaan adiknya.
Pada saat belajar
menari tarian daerah, Rianda sangat bersemangat. Krisna mengamati setiap
gerakan yang dibawakan oleh Mega dari teras rumah, kebetulan Mega dan Rianda
belajar di taman. Krisna juga diam – diam mengagumi kemampuan Mega menjadi
penari. Dia mampu menarikan beberapa tarian jawa dan juga sunda. Selain tari
gambyong Mega juga mengajari tarian topeng ireng dan juga tari jaipong. Ketika
sedang asyik mengajari tari topeng ireng, Mega hampir jatuh ke kolam ikan.
Dengan sigap Krisna menariknya hingga Mega berada dalam pelukan Krisna, dan
tanpa sengaja mereka saling beradu pandang. Mega baru sadar kalau Krisna sangat
ganteng. Dan Krisna juga hanya tersenyum melihat wajah Mega yang sangat cantik.
Rianda meneriaki kakaknya karena lama sekali Krisna memeluk Mega. Rianda
menarik tangan Mega yang hanya tersipu malu. Semakin hari Mega dan Krisna
semakin dekat, Mega juga ternyata seorang gadis yang baik dan penyayang. Mega
bisa menjadi seorang sahabat untuk adik Krisna satu-satunya. Rianda sering
sekali tukar pikiran dan curhat masalah apapun kepada Mega.
Kedekatan Krisna
dan Mega membuat kedua orangtua Krisna tahu bahwa anaknya jatuh cinta pada
Mega. Pak BUDI (50 tahun) dan Bu ANI (50 tahun) tidak menyetujui kalau Krisna
berpacaran dengan seorang penari. Bagi orangtuanya penari identik dengan
kehidupan yang bebas. Orangtua Krisna khawatir kalau Mega juga memiliki
kehidupan yang bebas. Mega tidak sengaja mendengar percakapan Krisna dan kedua
orangtuanya. Mega kemudian lari dari rumah itu. Beberapa hari Mega tidak datang
ke rumah Krisna. Krisna memikirkan Mega, ada sebuah rasa rindu untuk bertemu. Rianda
menjadi penasaran kenapa Mega tidak datang. Akhirnya dia membujuk kakaknya untuk
mengantarnya ke rumah Mega dan kebetulan hari itu Krisna juga memberi les
tambahan untuk Leon tetapi Leon malah ke rumah temannya. Akhirnya mereka
menunggu Mega pulang kuliah.
Dengan wajah lesu
Mega turun dari sepeda motornya. Rianda dengan sumpringah menyambut kedatangan
Mega. Rianda menanyakan kenapa Mega beberapa hari tidak datang ke rumah, karena
tinggal dua minggu lagi Rianda akan ikut lomba tari. Mega meminta Rianda untuk
mencari guru tari yang lain dengan alasan Mega sedang fokus untuk kuliah tanpa
panjang lebar Mega pamit untuk beristirahat. Rianda yang manja marah pada kakaknya.
Rianda menduga Krisnalah yang menjadi penyebab Mega tidak mau mengajarnya lagi.
Beberapa hari Rianda marah, dia juga ngambek tidak mau ikut lomba yang sudah
didaftarkan oleh orangtuanya. Rianda hanya mau belajar menari bersama Mega yang
sudah dianggapnya sebagai kakak, Rianda juga menjelaskan kalau Mega adalah
gadis baik – baik. Mega adalah orang yang menolong Rianda waktu digoda preman. Karena
permintaan anak perempuan satu – satunya itu akhirnya kedua orangtua Krisna
menyetujui jika Krisna mendekati Mega dan meminta Rianda mengantar ke rumah
Mega.
Rianda dan kedua
orangtuanya datang ke rumah Bu Rosi untuk meminta Mega bersedia menjadi guru
tari Rianda. Tetapi Mega ternyata sedang pulang ke kampungnya di Boyolali.
Krisna merasa ada yang kosong sejak kepergian Mega ke kampung. Rianda menggoda
kakaknya yang sering melamun dan menyebut nama Mega. Rianda mengajak Krisna ke
rumah Bu Rosi besok sore. Kata Bu Rosi besok sore Mega sudah pulang ke Jakarta.
Ketika Mega masuk
ke halaman rumah dia kaget melihat Rianda dan Bu Ani sudah duduk di kursi
teras. Rianda membujuk Mega untuk menjadi guru les tarinya lagi. Mega ragu,
tetapi dia juga tidak bisa menolak permintaan Rianda yang juga sudah dianggap
sebagai adiknya. Krisna pun datang pula menutup mata Mega dan membawa sebuah
bunga cantik untuk Mega. Pada saat itu pula Krisna mengungkapkan perasaannya
jika dia jatuh cinta pada penari topeng ireng yang sedang berdiri dihadapannya.
Mega tersipu malu mendengarkan ungkapan cinta dari Krisna. Dia juga terkejut
mengetahui Krisna mempersembahkan sebuah cincin dihadapannya. Krisna telah
tersirep dengan cinta dari seorang penari topeng ireng. Mega juga mengangguk
ketika Krisna melamarnya.
Dengan bantuan
Krisna, Mega mendirikan sebuah sanggar tari di halaman rumah Bu Rosi. Lambat
laun banyak sekali yang berminat untuk belajar menari. Mega juga sudah
menyelesaikan skripsinya. Di saat wisuda ada Krisna yang menemaninya sebagai
pengganti orangtuanya yang tidak bisa hadir ke Jakarta. Setelah prosesi wisuda,
Mega akan pulang kampung bersama Krisna. Mega dengan tariannya tak hanya bisa
menggapai cita – citanya sebagai seorang sarjana di bidang seni tari. Tetapi
dia juga mendapatkan cinta dari seorang lelaki yang sangat bertanggung jawab
yaitu Krisna.
---SEKIAN---
SINOPSIS INI BELUM DIPRODUKSI
Posting Komentar untuk "“Kesirep Cinta Penari Topeng Ireng”"