SINOPSIS FTV REGULER
“Pencuri Cinta 300 Ribu”
Cerita & Skenario
Endik Koeswoyo
& Ida Royani
Aida (23 tahun)
menyukai profesinya sebagi Bidan dan membuatnya harus pergi jauh dari rumah dan
tinggal di desa tapi Ibu Siti (39
tahun) janda sukses dengan usaha yang dibangunnya tidak mengijinkannya, Ibu
Siti meminta Aida untuk mengurusi bisnis yang sudah dibangun bersama almarhum
ayahnya. Ibu Siti mencoba cara lain agar Aida tidak pergi dan menjadi bidan
Desa. Ibu Siti menjodohkan Aida dengan Dokter muda, Romi (27 tahun) anak sahabatnya. Namun Romi menolaknya karena tidak
suka dijodohkan dan ia sudah mempunyai pacar, Hani (25 tahun).
Aida berterima kasih pada Romi. Karena perjodohannya gagal, Ibu Siti terpaksa
mengizinkan Aida jadi bidan desa.
Sementara itu, Boim
(25 tahun) ingin lepas dari jerat bang Togar (45 tahun) Bandar narkoba dan renternir yang sudah membantunya meminjamkan uang untuk
membayar pengobatan ibunya. Boim tidak
mau lagi jadi kurir narkoba hingga akhirnya Boim nekat untuk menjadi pencuri
demi melunasi hutangnya pada Bang Togar. Aida tiba di desa tempatnya bekerja,
sejenak Aida menikmati suasana alam di desa. Boim yang kesal karena habis
mendapatkan peringatan dari Bang Togar melihat sebuah koper dan tas. Boim melihat
sekitarnya ada seorang perempuan yang sedang berdiri tidak jauh dari koper dan
tas. Boim yakin gadis itu pendatang karena ia baru pertama kali melihatnya.
Kesempatan emas bagi Boim untuk memeriksa isi koper dan tasnya. Boim
mengendap-ngendap.
Boim
kesal hanya menemukan uang 300.000 ribu rupiah dalam dompetnya dan beberapa
kartu kredit dan atm. Aida mendengar suara laki-laki yang mengerutu dan
firasatnya tidak enak. Aida melihat kopernya terbuka dan berantakan, dan ada
seorang laki-laki yang sedang memeriksa tasnya, Aida teriak pencuri dan memukulinya,
namun Boim malah curhat kalau ia terpaksa mencuri, Aida tidak percaya mana ada
pencuri yang mau mengaku. Aida terus teriak dan memukulinya. Boim kesal dan
membekap mulutnya. Boim mengancam Aida dan pergi. Aida segera memeriksa
barangnya yang hilang, uang tidak ada lagi dalam dompetnya. Aida menangis dan
kesal karena Atm jaraknya jauh, Aida binggung harus minta tolong sama siapa di
tambah lagi ia lupa mencharger hp nya yang kini lowbet. Sepanjang jalan Aida
mengerutu kalau dirinya sudah ceroboh. Sesampainya di rumah dinas Aida binggung
rumah dinasnya yang mana dan asal masuk saja.
Dokter
Romi bersama tunangannya Hani. Datang malam hari terkejut melihat seorang
wanita yang sedang tertidur pulas dan mengigau, Romi mengenalnya dan membuat
Hani semakin marah dan cemburu, Romi mencoba menjelaskannya namun Hani tidak
percaya dan masih marah dan cemburu dengan Aida, Hani pergi dengan membawa
mobil Romi. Romi kesal tidak dapat
mengejar Hani. Melihat Aida yang masih sesekali mengigau, Romi kesal dan
berusaha membangunkannya dengan kasar. Aida terkejut melihat Romi dan
memarahinya kembali. Romi menyalahkan Aida dan bersyukur sudah menolak
perjodohannya dengan Aida, kerena dirinya Hani marah dan menunjukan bukti-bukti
kalau rumah dinas yang Aida tempati salah. Aida mengingat kejadian sebelumnya
dan malu. Aida tersenyum getir dan meminta maaf. Romi membawa Aida dan barangnya ke luar dan
menunjukan rumah dinasnya yang berada di samping, yang saat ini dalam kondisi
gelap dan membuat Aida ketakutan. Aida meminta tolong pada Romi untuk
mengantarnya karena takut dengang gelap, namun Romi menolaknya karena Aida
sudah membuat Hani salah paham dan pergi.
Romi
menutup pintunya dengan keras dan mencoba tidak mempedulikan Aida yang terus
merengek minta di anterin masuk ke dalam rumah dinasnya yang gelap. Romi
bersiap untuk tidur dan menutup kedua telinganya dengan bantal namun saat itu
teriakan dan suara keras pintunya semakin kencang di tambah Aida mengatakan
“Pencuri” yang membuat Romi khawatir dan menemuinya. Aida melihat Boim lewat, Boim panik dan langsung lari. Romi
keluar menemui Aida namun sudah tidak ada siapa-siapa, Romi semakin kesal dan
menuduh hanya akal-akalan Aida, Aida mencoba menyakinkannya, tapi Romi tetap
tidak percaya. Terpaksa Romi mengantarkannya ke rumah dinasnya dan menyalaknan
lampunya. Romi memberinya peringatan untuk tidak menganggunya lagi. Aida
berterima kasih.
Sementara itu Boim sampai di rumah, Ibu Rita (45 tahun) yang sedang pusing meminta obat pada Boim yang
sudah di pesannya. Boim menyesal karena teriakan Aida membuatnya lupa membeli
obat untuk ibunya. Boim kembali lagi untuk membali obat di warung dan melewati
rumah dinas yang membuatnya kesal, Boim berjanji akan membuat perempuan yang
sudah meneriakinya pencuri tidak akan betah tinggal di desanya. Akhirnya ibu
tertidur setelah minum obat.
Pagi-pagi
Aida sudah bersiap untuk berangkat ke puskesmas dan siap melayani warga desa.
Melihat isi dompet membuat Aida syok,
ia lupa uangnya sudah dicuri dan ia belum mengampil uang di atm. Aida melihat
Romi yang sudah berpakaian dinas rapih dan hendak berangkat. Aida masih ragu
untuk meminta tolong. Romi senang melihat mobilnya kembali yang dibawa semalam
oleh Hani. Romi meminta maaf pada Hani dan mencoba menjelaskannya. Romi dan
Hani hendak berangkat namun Teriakan Aida menghentikan mobilnya, Aida
memberanikan diri meminta tolong untuk di ijinkan masuk kedalam mobilnya karena
satu tujuan yaitu puskesmas, Aida menjelaskannya kalau uangnya telah di curi
jadi tidak punya ongkos untuk bayar ojek. Romi memberinya uang, namun Aida
binggung dimana ia bisa mendapatkan ojeg. Romi kesal di buatnya, Hani melihat
seorang laki-laki membawa motor dan
menghentikannya. Hani mengira Boim tukang ojeg, dan meminta mengantarkan
Aida ke puskesmas. Awalnya Boim tidak mau namun melihat Aida, Boim yang berniat ingin memberinya
peringatan padanya, akhirnya mau. Namun Aida menolaknya dan ketakutan, setelah mengetahui Ojeg itu adalah Boim yang pernah mencuri uangnya.
Hani menuduh Aida sebagai cewek centil dan
ganjen yang mau merebuat pacar orang. Mendengar ucapan Hani yang tidak enak
akhirnya Aida mau di anterin oleh Boim, walau dia
sebenarnya takut banget.
Aida
mengancam Boim untuk tidak macam-macam lagi dengannya atau Aida akan teriak.
Boim kesal dan membawanya ke tempat sepi, Aida panik dan teriak minta tolong.
Boim mengancamnya dan jangan teriak pencuri lagi padanya, Boim janji akan mengganti uang yang dia ambil, anggak aja ngutang. Hape Aida
berdering, Boim menyuruhnya untuk mengangkatnya, Aida panik karena telepon dari
kepala puskesmas mencarinya, dan ada beberapa ibu yang mau bersalin. Aida
langsung pergi dengan jalan kaki tapi binggung dengan jalan arah ke puskesmas.
Boim menawarkan diri untuk mengantarnya, Aida terpaksa ikut bersamanya.
Namun
di perjalanan, Boim di hadang oleh anak buah Bang Togar untuk mengantarkan
barang ke pelangannya namun Boim menolaknya dan berjanji akan membayar lunas
hutangnya. Aida ketakutan karena di goda oleh anak buah Bang Togar, Boim marah
dan memberi petunjuk jalan ke puskesmas pada Aida, Aida tidak yakin membiarkan
Boim sendirian namun kepala puskesmas terus menelponnya. Aida pergi dan dari
jauh melihat Boim di pukuli. Aida pun tau alasan Boim mencuri.
Di
puskesmas Aida mendapatkan teguran dari kepala puskesmas dan bergegas menuju
ruang persalinan. Dokter Romi tertawa melihat penampilan Aida yang acak-acakan
dan nafasnya yang tesenggal-senggal di tambah peringatan dari kepala puskesmas.
Di ruang persalinan Aida dengan cekatan menolong ibu bersalian, bidan seniorpun
senang melihat cara kerjanya.
Aida
terus memikirkan Boim, Romi menemui Aida yang sedang melamun di kantin, Romi
tertawa dan menanyakan apa yang terjadi. Aida kesal dan tidak mau menjawab
pertanyannya, Aida malah ingin meminjam uang pada Romi dan berjanji akan
membayarnya secepatnya. Melihat Hani, Aida yang sudah mendapatkan uangnya
langsung pergi meninggalkan Romi.
Sepulang
dari puskesmas Aida mencari Boim, dan menanyakannya pada tukang ojeg yang
sedang mangkal namun tidak ada yang tau Boim tukang ojeg. Aida tidak
menemukannya dan meminta di antarkan ke tempat ATM oleh tukang ojeg. Aida
melihat poster ajakan untuk perempuan belajar silat untuk menjaga dirinya
karena banyak kejadian begal dan pemerkosaan. Aida tertarik dan mencoba mencari
alamatnya bersama tukang ojeg. Aida langsung emendaftakan diri untuk mengikuti
latihan silat bersama perempuan lainnya. Aida menyesuaikan jadwalnya latihannya
dengan jadwal kerjanya. Aida sering pulang telat ke rumah dinasnya, Romi merasa
kehilangan dan sepi tidak ada Aida. Hani yang datang tiba-tiba mendengar Romi
menyebut-nyebut Aida dan membuatnya kesal.
Boim
pulang dengan babak belur dan membuat Ibu Rita khawatir dengan kondisinya. Boim
demam namum ia harus segera mencari uang untuk melunasi hutangnya karena ingin
hidup tenang dan tidak ingin ibunya tau. Boim pamit keluar namun ibunya tidak
mengijinkan, Boim menyakinkan ibunya kalau ia baik-baik saja. Beberapa hari
Boim tidak pulang kerumah, membuat Ibu Siti khawtir. Boim berusaha mencari
sasaran di berbagai tempat. Boim berhasil mencuri beberapa dompet dan untuk
dompet yang ke lima Boim ketuan, Boim lari. Mendengar terikan, Aida yang kini
sudah belajar silat langsung menghampirinya dan menolong ibu dengan mengejar
pencurinya. Boim yang sedang tidak sehat dan hampir pingsang, tertangkap oleh
Aida. Aida terkejut, Boim meminta tolong padanya.
Aida menyembunyikan Boim di tempat yang aman
dan mengembalikan dompetnya. Aida membawa dan menelpon Romi untuk menjemputnya.
Hani kesal dan cemburu, Romi begitu khawatir dan cemas setelah menerima telpon
dari Aida, Romi berusaha menjelaskannya namun masih saja cemburu dengan Aida.
Romi menemui Aida dan terkejut melihat tukang ojek tergeletak. Segera Romi
membawanya masuk kedalam mobil. Hani yang sedang marah dan cemburu pada Aida
bersikap kurang sopan begitupun dengan ucapannya yang melukai hati Aida. Romi
marah pada Hani karena tidak bisa melihat situasi. Romi membawanya ke klinik
terdekat dan pulang kerumah dinasnya Aida, Karena belum tau rumah Boim.
Aida merawatnya hingga Boim membaik. Boim
melihat kebaikan pada Aida dan merasa bersalah padanya, Boim meminta maaf sudah
merepotkannya. Begitupun dengan Aida yang merasa bersalah dengan Boim, Boim
sudah melindunginya dari perman-preman yang membuatnya babak belur. Boim
menceritakan alasannya mencuri dan dunianya yang hitam, Boim ingin tobat. Boim
dan Aida semakin dekat. Aida mengantarkan Boim pulang, namun di jalan anak buah
Bang Togar menghadangnya, Boim berusaha negosiasi agar tidak terjadi
perkelahian. Boim hendak di pukul namun Aida segera menangkisnya dengan
tangannya. Boim terkejut melihatnya dan
Aida membisikannya tidak usah takut lagi, dirinya bukan lagi Aida yang dulu.
Aida dan Boim sama-sama melawan anak buah Bang Togar. Bang Togar geram mendengar
kabar kalau Boim sudah berani melawannya, Bang Togar akan memberi peringatan
pada Boim.
Ibu
Rita senang melihat anaknya pulang, dan menggodanya karena membawa seorang
gadis cantik. Baru pertama kali Boim membawa gadis ke rumahnya. Boim tidak mau
ibunya salah paham dan memperkenalkan Aida. Ibu Rita yang menginginkan Boim
segera menikah, berencana untuk menjodohkan keduanya biarpun Boim menentang
rencananya, karena Boim merasa tidak cocok bersanding dengan Aida yang seorang
Bidan.Ibu Rita menyusun rencana agar Aida sering datang kerumahnya, Ibu Rita
mengeluh sakitnya kambuh lagi, Boim panik, Aida mencoba membantunya. Keduanya
semakin dekat.
Pulang
kerja Bang Togar dan anak buahnya yang sudah menunggu Boim, melihat Aida jalan
seorang diri dengan buru-buru karena ada
yang mau melahirkan di puskesmas,anak buah Bang Togar memberitahu kalau Aida
adalah pacar Boim. Aida menjadi sasaran dan di sergap oleh Bang Togar dan anak
buahnya, Aida mengira segerombolan orang yang mengitarinya mau mencuri tasnya,
Aida menunjukan di tasnya dan hanya ada uang 300.000 ribu, Aida teringat dengan
Boim. Aida menjelaskan dirinya sedang buru-buru karena ada yang mau melahirkan.
Namun Bang Togar tidak peduli sedangkan anak buahnya saling berbisik dan
teringat dengan istrinya jika melahirkan tidak ada yang menolong bagaimana?.
Teriakan Bang Togar membuyarkannya dan segera memnyekap Aida, Perkelahianpun
terjadi.
Boim
bersama ibunya yang hendak periksa ke puskesmas melihat Aida di keroyok, Ibu
Siti panik, Boim ikut membantunya. Begitupun dengan Romi dan Hani berhenti saat
melihatnya, Romi bertindak cepat dan menelpon polisi. Romi ikut membantunya.
Tidak lama Polisi datang dan membawa Bang Toing dan anak buahnya, Polisi
berterima kasih karena Bang Toing adalah burun yang selama ini di cari.
Ketiganya
ikut bersama Romi dalam mobilnya biarpun Hani tidak menyukainya. Ibu Siti
sengaja mendekatkannya dan memancing pembicaraan yang membuat Boim malu. Boim segera
mencela dan merendah diri karena tidak mungkin ada Bidan cantik yang jago silat
mau dengannya. Boim yang selalu menganggu pikirannya membuat Aida mengatakan
isi hatinya tanpa sadar dan membuatnya malu. Hani mendukung Boim namun Romi
masih diam. Romi menyesal sudah menolak perjodohannya dengan Aida. Namun
melihat Aida bahagia Romi ikut bahagia. Romi mendukungnya.
Di
puskesmas Ibu Rita girang, dan tidak jadi periksa karena sakitnya hanya
pura-pura agar Boim bisa bertemu dengan Aida. Aida langsung menolong
persalinan. Boim masih tidak percaya dengan jawaban Aida di mobil, Ibu Rita
menyakinkan Boim untuk menyatakan perasaanya, Ibu Rita pulang dan menunggu
kabar baik dari Boim, sementara Boim menunggu Aida pulang. Hani pun berusaha
menyakinkan Boim untuk segera menyatakan persaannya, dan membantunya.
Pulang
dari puskesmas Aida di ajak ke tempat pertama kali mereka bertemu, Boim
mengingatkan kembali awal pertemuannya dan mengembalikan uang 300.000 pada
Aida. Boim menyatakan perasaannya dengan membawa sepuket bungga mawar yang
sudah di beli oleh Hani. tidak ada alasan buat Aida menolaknya dengan alasan
latar belakangnya, semua orang bisa berubah. Begitupun dengan Boim. Aida
menerima cinta Boim.
---SEKIAN---
SINOPSIS INI BELUM DIPRODUKSI
Posting Komentar untuk "“Pencuri Cinta 300 Ribu”"