SINOPSIS FTV RELIGI REMAJA
PREMAN PASAR PENGEN JADI MARBOT
Cerita &
Skenario
Endik Koeswoyo
& Seno NS
Baron (25 tahun) harus berurusan dengan polisi.
Dia ditangkap karena tuduhan pencopetan. Orang lain yang mencopet, tapi Baron
kena batunya. Tapi Baron memang salah satu anggota preman pasar
tersebut.
Aini (20 tahun), anak
Pak Ustad melaporkannya
karena tak sengaja bertabrakan di pasar lalu dompetnya hilang. Aini ngotot minta Baron mengembalikan dompetnya.
Suasana di kantor polisi semakin kacau. Baron dan Aini adu mulut. Apalagi
Baron
bersandiwara menjadi pacar Aini. Akal-akalan ini dia lakukan agar bisa lolos
dari sanksi. Aini menolak keras, sampai Aini mengundang Ayahnya Ustadz Maman (50 tahun), tapi Ustad
Maman malah mengakui kalau Baron dan Aini pacaran, walau tidak secara langsung,
hanya karena Baron bersumpah ia tak mengambil dompet Aini. Aini syok dengan
pembelan Ustadz Maman pada Baron.
Baron terus meyakinkan
polisi bahwa Aini hanya emosi karena sedang berantem dengannya. Polisi akhirnya
memulangkan mereka setelah memutuskan tidak ada bukti yang cukup, dan
juga atas pernyataan Ustadz Maman yang sangat disegani oleh para polisi. Mereka diminta
menyelesaikan masalahnya sendiri di rumah saja, apalagi ada
Ustadz Maman, polisi yakin masalah pasti selesai.
Bukannya terimakasih, Baron langsung pergi begitu saja. Aini kesel ke Ustadz
Maman, tapi Ustadz Maman nasehati Aini, menuduh tanpa bukti itu dosa.
Suatu hari Baron
bermasalah dengan Omar (30 tahun), kepala
preman. Omar jarang mendapat setoran dari Baron. Sejak kejadian di hilangnya
dompet Aini di pasar dan kantor polisi itu, Baron selalu
terbayang-bayang Aini. Dia teringat kata-kata Aini, "sekali mencuri sampai
mati pun dianggap pencuri. Nggak ada tempat bagi pencuri kecuali neraka."
Baron diam-diam meninggalkan pekerjaannya sebagai copet, dan
memilih jadi pengamen, tapi hasil ngamen hanya cukup untuk makan. Baron berusaha
lari dari komplotan Omar yang memburunya. Baron dianggap tak tahu balas budi. Omar
yang memungutnya dari jalanan merasa dikhianati.
Baron mencari
Aini. Dia ingin meminta maaf dan mengembalikan dompet yang di copet teman
Baron. Dari alamat di KTP AINI yang ada di dompet, Baron
menemukan rumah Aini. Baron jadi bimbang. Apakah dia pantas bertamu ke rumah
seorang ustadz? Namun, akhirnya dia nekat. Begitu sampai dekat di rumah Aini,
Baron dihajar oleh remaja kampung Aini mengetahui kalau Baron adalah pencopet
dompet
Aini. Mereka tidak terima setelah tahu Baron adalah copet yang mengambil dompet
Aini. Kejujuran Baron yang ingin mengembalikan dompet Aini justru membawa
petaka. Untungnya ada Ustadz
Maman,
ayah Aini yang melerai mereka. Baron tertolong.
Setelah Baron
mendapatkan maaf dari Ustadz
Maman, Baron mengungkapkan keinginannya
untuk
belajar agama Islam. Tentu saja dia diterima dengan baik oleh Ust Maman.
Mendengar itu Aini malah ngambek. Dia nggak terima dengan sikap ayahnya yang
begitu mudah memaafkan orang yang jelas-jelas mencopet
dompetnya. Apalagi memercayai Baron untuk menjadi marbot di masjid. Aini
khawatir akan banyak barang-barang di masjid yang hilang dan
semakin berkurang. Ust Maman tetap dengan keputusannya. Memberi kesempatan Baron
untuk belajar agama dan menjadi marbot masjid. Baron yang nggak ngerti
apa-apa soal agama nerima aja, dia pikir Marbot tugasnya cuman bersih-bersih
masjid, lumayan juga ia bisa tidur di Masjid. Banyak hal konyol yang dilakukan
Baron di Masjid, bahkan saat pertama kali sholat Subuh, ia harus dibangunkan
Ustadz Maman. Aini begitu kesel melihat kejadian itu. Dan makin nggak setuju
Baron jadi Marbot. Bahkan saat diminta Adzan Subuh, Baron nggak hafal. Untung
ia bisa mencuri kesempatan untuk melihat teks Adzan subuh di hapenya. Tetapi
suara Baron ternyata bagus banget, maklum Baron dulu mantan roker gagal,
suaranya cukup tinggi.
Sementara
itu Oman
akhirnya mengetahui
persembunyian Baron. Dia ingin balas dendam ke Baron. Di suatu malam dia curi
kotak amal masjid, ampli masjid, bahkan speaker masjid dia ambil saat
Baron sedang tidur pulas, Omar dan kompoltannya memasukkan uang 1 juta dari
kotak amal ke dalam Tas Baron, dan beberapa dompet bekas mereka nyopet
dimasukkan ke dalam tas milik Baron. Tentu saja semua orang menuduh Baron yang
mencuri. Baron disidang oleh Ust Maman. Semua santri-santri dan
warga
menyalahkan Baron dan percaya Baron pencurinya,
apalagi di dalam tas baron banyak uang lecek-lecek yang diyakini dari kotak
amal, plus banyak sekali dompet-dompet dengan berbagai jenis, dan KTP yang
berbeda-beda. Baron
berusaha mengelak, tetapi semua bukti tak bisa ia elak.
Aini yang sudah mulai percaya dengan Baron,
akhirnya kembali kecewa dan semakin kecewa. Dia merasa niat Baron yang
ingin berubah hanya pura-pura saja agar bisa dekat dengannya. Situasi menyudutkan
posisi Baron. Tidak ada seorang pun yang membela Baron. Baron meminta Ust Maman
untuk memberinya kesempatan membuktikan bahwa dia tidak bersalah, dan
ia benar-benar ingin belajar agama dan ingin menjadi Marbot beneran. Baron ingin
menunjukkan siapa pencuri kotak amal yang sebenarnya. Ust Maman setuju dan
memberi Baron satu kesempatan lagi, apalagi Baron janji akan mengembalikan
semua dompet yang ada di tasnya, jika ia berhasil menemukan siapa pencuri
sebenarnya.
Baron nekat
menemui Omar. Dia yakin Omarlah yang menyuruh anak buahnya mencuri kotak amal
masjid. Baron terlibat perkelahian dengan anak buah Omar. Tapi
hanya modal nekat saja tak cukup, Baron kewalahan menghadapi Omar dan
komplotannya.
Ketika Baron babak belur, polisi datang menggerebek markas Omar. Aini ternyata
diam-diam
melapor ke polisi. Sehingga polisi melakukan pengintaian.
Akhirnya Omar ditangkap dengan tuduhan sebagai penadah barang curian dan
komplotan copet yang sudah di icar lama. Salah satu barang buktinya
adalah kotak amal masjidnya Ust Maman, ampli dan speaker, plus
banyak sekali dompet-dompet kosong di lokasi itu. Baron diterima kembali
menjadi marbot di masjid Ust Maman. Baron terus belajar, bahkan ia
tak malu belajar mengaji pada anak-anak kecil yang sering ada di Masjid. Melihat
kesungguhan Baron, Aini pelan-pelan jatuh hati.
Aini meminta maaf
ke Baron karena selama ini telah salah menilai Baron. Begitu juga dengan
santri-santri dan warga yang lainnya. Baron akhirnya punya kesempatan
untuk mencopet hati Aini. Dia berjanji akan menjadi imam yang baik buat Aini.
-
SELESAI -
SINOPSIS INI BELUM DIPRODUKSI
Posting Komentar untuk "PREMAN PASAR PENGEN JADI MARBOT"