SINOPSIS FTV REGULER
CINTA DALAM SEKOTAK TAHU
Cerita & Skenario
Endik Koeswoyo & Ruli Fitriani
Deadline tugas, makalah, presentasi dan seabrek
tugas anak kuliahan benar-benar membuat Rona
(20 tahun) kewalahan. Hampir setiap
malam dia begadang hanya untuk menyelesaikan semua tugas-tugasnya. Ditambah
lagi Rona yang harus bangun pagi-pagi buta untuk menyiapkan sarapan untuk kedua
adiknya Alex (14 tahun) dan Rendy (10 tahun). Sebuah kewajiban yang
harus dia lakukan sebagai anak gadis satu-satunya di dalam keluarga. Apalagi Pak Sarno (48 tahun) harus berangkat
pagi karena kerjanya sebagai supir bajaj. Sejak ibu Rona meninggal setahun yang
lalu, nyaris peran ibu digantikan oleh Rona. Pak Sarno mencari uang di luar
rumah, dan Rona bertugas mengurus kehidupan rumah.
Karena hidup di pinggiran kota, membuat Rona dan
keluarganya yang tergolong keluarga pas-pasan itu sudah terbiasa dengan
lauk-pauk seadanya. Dan lauk favorit keluarga itu adalah tahu. Hampir setiap
hari uang yang diberikan Pak Sarno harus mereka tabung untuk biaya pendidikan
Rona dan adik-adinya. Sehingga untuk makan saja, mereka harus super hemat, tahu
dan tempe akhirnya menjadi lauk utama mereka hampir setiap hari. Begitu pula
hari itu, Pak Sarno memanggil-manggil Rona yang masih pulas tidur supaya bangun
dan membelikan tahu yang dijajakan keliling di depan rumahnya. Rona yang kala itu bangun dengan gelagapan
berlari keluar rumah menghentikan penjual tahu yang lewat di hadapan rumahnya
itu. Tanpa cuci muka dan membenahi tatanan rambutnya, Rona berlari menghampiri
si penjual tahu itu. Ternyata yang jualan tahu bukan Bu Nurma (50 tahun) tetapi digantikan Andhika (22 tahun) anaknya. Andhika yang merupakan anak penjual tahu pengganti
itu pun tertawa dan meledek Rona. Rona pun kesal, dan marah-marah. Apalagi
Andhika tergolong penjual tahu yang pelit banget, beda sama Bu Nurma.
Rupanya pagi itu Pak Sarno lupa ngasih uang untuk
beli tahu dan ia sudah berangkat kerja narik bajajnya. Alhasil uang untuk beli
tahu lupa dikasih ke Rona. Andhika tetep ngotot nggak mau Rona ngutang, tetap
harus cash, Rona sampai terpaksa
harus buka celengan ayam milik adiknya untuk bayar tahu yang harus dia beli
setelah ngerayu Andhika, tetapi Andhika tetep kekeh ia nggak mau kasih tahu
kalau nggak cash. Rona kesel banget
sama Andhika dan bersumpah nggak mau beli tahu Andhika lagi sejak pagi itu,
apalagi ia terancam telat ke kampus gara-gara ulah Andhika.
Pada suatu hari, Pak Sarno tengah mengadakan hajatan
kecil-kecilan karena Alex sedang dikhitan. Sehingga Pak Sarno meminta Rona
untuk membelikan tahu yang banyak di tempat Bu Nurma langganan mereka. Ternyata
Bu Nurma belum bisa jualan, yang jualan tau masih Andhika. Karena rasa kesalnya
belum reda terhadap Andhika, maka Rona berniat membeli tahu di tempat lain
tanpa sepengetahuan Bapaknya. Bahkan Rona sempat ngerjain Andhika, ia mau beli
tahu banyak, sebaskom. Andhika senang, ia langsung siapin tahu untuk khitanan
Alex. Tapi pas mau bayar, Rona bilang kalau tahunya ngutang dulu. Karena nggak
boleh ngutang sama Andhika, Rona pergi gitu aja. Andhika jadi kesel, udah
nyipain tahu sebaskom malah nggak jadi di beli . Rona malah beli tahunya Mukidi (25 tahun) penjual tahu lainnya
yang jarang masuk kampung itu.
Selesai hajatan kecil itu, Pak Sarno mengetahui jika
tahu itu bukanlah dari Bu Nurma, melainkan dari penjual lain, harganya jauh
lebih mahal. Pak Sarno marah dan menghukum Rona untuk membeli tahu Bu Nurma
setiap hari, apalagi Andhika ternyata sudah melaporkan ke Pak Sarno soal
kelakuan Rona tadi pagi. Pak Sarno memarahi Rona, seharusnya sebagai tetangga
Rona membeli tahu Bu Nurma, apalagi Bu Nurma lagi butuh uang untuk berobat,
makanya Andhika yang jualan tahu dan nggak boleh ngutang, bukan karena pelit,
tapi mereka lagi butuh uang. Pak Sarno menasehati Rona, kalau bukan tetangga
yang membantu dengan membeli tahu, siapa lagi yang peduli dengan keluarga Bu
Nurma? Bu Nurma selama ini sudah banyak membantu dengan mengijinkan tahunya dihutang
keluarga Pak Sarno. Rona menunduk lesu, merasa bersalah dan meminta maaf pada
Pak Sarno.
Hukuman yang diberikan Pak Sarno memaksa Rona mau
tidak mau tetap harus bertemu dengan Andhika setiap hari. Sehingga sekarang
setiap hari dia bertemu dengan Andhika. Pada awalnya Rona hanya cemberut ketika
bertemu dengan Andhika. Bahkan beberapa pertanyaan Andhika dia abaikan. Barulah
ketika Andhika sering memberi bonus tambahan tahu pada Rona, dia mulai merasa
enggan untuk terus mengabaikan Andhika. Apalagi melihat perjuangan Andhika yang
juga harus mengejar waktu kuliah setelah jualan tahu, membuat Rona merasa
senasip dengan Andhika.
Lambat laun, kedekatan yang terlihat antara Rona dan
Andhika membuat Nadya (20 tahun) cemburu
terhadap Rona. Karena selama ini Nadya ternyata sudah memendam perasaan
terhadap Andhika. Dia mengetahui sedikit rahasia kecil dari Andhika. Rahasia
yang selama ini dia sembunyikan rapat-rapat. Dia pun berinisiatif untuk
membongkar rahasia itu pada Rona dengan harapan agar Rona benci terhadap
Andhika karena telah membohonginya. Namun ketika Nadya hendak meluncurkan
aksinya, dia bertemu dengan Mukidi yang
juga merupakan penjual tahu keliling seperti Andhika. Hanya saja dagangannya
sepi, dan tahu-tahunya masih utuh karena terlalu banyak ambil untung. Nadya pun
memiliki sebuah ide licik dan mengajak Mukidi bekerja sama. Mukidi pun
menyetujui tawaran dari Nadya untuk menyingkirkan Andhika yang tahunya selalu
laris. Dan mereka pun mulai menyusun sebuah rencana licik.
Beberapa hari kemudian, Rona terbangun karena mendengar orang
muntah-muntah di dalam kamar mandi. Setelah dia mengecek kamar mandi tersebut
ternyata Alex dan Rendy adiknya sudah lemas bahkan pingsan ketika hendak dia
bawa ke puskesmas desanya. Sesampainya di puskesmas, dokter disana mengatakan
jika Alex dan Rendy telah keracunan makanan. Bahkan kasus yang sama sudah
beberapa kali terjadi di desa Rona
dalam waktu dekat ini.
Rona curiga dan mulai menyelidiki penyebab adiknya keracunan. Dan dia pun
menemukan beberapa tahu di meja makan. Dia pun berpikir jika penyebab adiknya
keracunan adalah karena tahu dari Andhika itu. Dia pun berusaha mencari Andhika
di rumah miliknya yang hanya berjarak satu blok dari gang rumah Rona.
Sesampainya disana, Rona mendapati beberapa orang warga yang sudah berada
disana dan menuntut pertanggung jawaban dari Andhika. Bu Nurma dan Andhika
berusaha menjelaskan. Rona pun menghadap Andhika dan menceritakan kejadian yang
telah menimpa adiknya, lalu pergi begitu saja meninggalkan Andhika yang di
kerubungi warga.
Beberapa hari berikutnya dagangan Andhika sepi dan
hal itu pun juga berimbas kepada dagangan Mukidi. Semua yang dia rencanakan
dengan Nadya tidak ada hasilnya. Bahkan kini dagangannya ikut merugi. Karena
warga desa masih merasa trauma untuk makan tahu sebagai lauk mereka. Mukidi
yang tengah dilanda putus asa itu pun tanpa sengaja bercerita pada Rona yang
nggak mau membeli tahunya. Seketika Rona marah, dia mengajak Mukidi untuk
menemui Nadya dan memintanya untuk menjelaskan kepada seluruh warga desa atas
perbuatannya mencampur racun pada tahu buatan Andhika. Tapi Nadya tetap
mengelak dan menolak untuk menjelaskan. Hingga akhirnya Andhika yang kebetulan
lewat menghampiri merdeka berdua. Ditambah lagi dengan beberapa ibu-ibu rumah
tangga yang dahulunya langganan tahu di tempat Andhika.
Bukannya menjelaskan apa yang telah dia lakukan,
Nadya justru memancing amarah Rona dengan menceritakan rahasia Andhika yang
selama ini tak seorang pun tahu. Menurut Rona Andhika itu cowok matre, ia
pernah macarin Stella anak Pak Lurah kampung sebelah, habis diporitin terus
diputusin. Bahkan Andhika pernah macarin Mpok Jule, janda bahenol yang kaya
raya. Ekspresi Rona di luar dugaan Nadya, masalah jodoh bukan urusan manusia,
lagian Andhika dan Rona nggak punya hubungan apa-apa, nggak ada masalah bagi
Rona mau Andhika matre atau apapun, yang jadi masalah saat ini adalah tahu,
bukan kisah cinta. Rona bahkan mengatakan jika yang dilakukan Nadya justru
lebih buruk dari yang dilakukan oleh Andhika karena membayakan kesehatan banyak
orang bahkan mengancam nyawa orang. Andhika pun tertegun mendengar perkataan
Rona.
Dan semenjak itulah Andhika sering memperhatikan
Rona. Hingga tanpa sadar benih-benih cinta pun muncul di hatinya karena Rona
sosok pekerja keras, bahkan tak malu menggantikan Pak Sarno narik bajaj. Tetapi
sejak itu, Rona semakin menjauhi Andhika, dia selalu menghindar dengan alasan
kuliah dan sibuk ngurus rumah saat Andhika ingin menememuinya. Andhika tak
putus asa, ia terus berjuang mendekati Rona, setidaknya ia hanya ingin
menjelaskan apa yang dilakukan Andhika dulu memang salah dengan macarin anak
orang kaya, tapi soal Mpok Jule, ia tak pernah pacaran, mereka deket karena
Mpok Jule janda itu sering curhat ke Andhika. Andhika hanya ingin meminta maaf,
tetapi Rona terus menghindar.
Hingga akhirnya dengan sedikit bantuan rencana dari Pak
Sarno yang berpura-pura sakit, akhirnya Andhika dapat bertemu dengan Rona. Di
waktu itulah Andhika mengutarakan perasaannya pada Rona dan menjelaskan
semuanya. Namun Rona hanya terdiam dan justru pergi meninggalkan Andhika.
Andhika tidak menyerah begitu saja. Dia lantas membawa sekotak tahu, dan
menghadang Rona. Andhika bertanya pada Rona alasan mengapa tahunya berbentuk
kotak. Karena cinta itu tak jauh beda sama tahu, tahu yang bentuknya kotak
sulit untuk berputar dan berpindah tempat, kalau dipaksa juga bakalan hancur.
Dan seperti itulah Cinta Andhika terhadap Rona,
yang sulit untuk berpindah ke selain Rona. Karena dia hanya butuh satu dalam
hidupnya, yaitu Rona.
Rona akhirnya mau jadian sama Andhika dengan sarat harus anterin sekotak tahu
setiap pagi. Sepakat...
-
SEKIAN -
SINOPSIS INI BELUM DIPRODUKSI
Posting Komentar untuk "CINTA DALAM SEKOTAK TAHU"