Sinopsis FTV Remaja Religi
TERLALU
CINTA BERBUAH DOSA
Cerita
& Skenario
Endik Koeswoyo & Dede Hartini
Soraya
(19 tahun) merupakan kembang desa. Soraya
yang dulunya pendiam, penurut pada kakak dan orang
tua, bahkan selalu berpenampilan sederhana
kini berubah menjadi remaja yang memiliki pergaulan bebas. Fachri (22 tahun) sering sekali mengingatkan Soraya
adiknya. Akan tetapi lambat laun berani
membangkang pada orang tuanya Bu Darmi (50 tahun). Bu Darmi yang sedang terlilit hutang demi
membiayai kuliah Soraya semakin sedih melihat anaknya berubah drastis sejak
masuk kuliah beberapa bulan yang lalu. Bu Darmi bahkan hendak menghentikan
pendidikan Soraya, dan memindahkannya ke pesantren. Tetapi Fachri masih
berusaha mencari cara agar adiknya bisa berubah. Akan tetapi bukannya berubah,
Soraya semakin menjadi, bahkan penampilannya di luar rumah berubah menjadi glamour dan seksi, sering kali jilbab yang ia pakai dari rumah ia lepas begitu saja.
Selidik punya selidik, perubahan Soraya ternyata disebabkan pengaruh buruk pacarnya yang bernama Putra (20 tahun)
yang pelan-pelan menghasut Soraya
hingga berubah seperti saat ini. Bahkan ketika Fachri mengajak Soraya ke Masjid, Soraya selalu beralasan
banyak hal. Ketika Fachri mengajak pengajian, Soraya juga terang-terangan
menolak.
Putra adalah pemuda korban broken home yang tinggal bersama
Eyangnya BU LELA (70 tahun) yang bergelimang harta membuatnya menjadi anak
manja yang bengal dan selalu membuat ulah agar mendapat perhatian. Selain
membangkang Putra juga seringkali bolos kuliah dan tidak mau belajar cari pekerjaan. Putra
lebih memilih pergi pacaran ke tempat wisata dan foya-foya dengan uang
Eyangnya. Selain itu dia sering mabuk-mabuk, bahkan
sering terlibat tawuran dan pulang
larut malam.
Bu Darmi tentu saja melarang Soraya
untuk menjalin hubungan atau pun berteman dengan Putra karena dianggap tidak
punya tatakrama, termasuk Fachri
yang amat murka dengan pemuda itu. Putra seringkali keluar masuk rumah Soraya
tanpa bisa basa-basi atau sopan santun.
Tapi Soraya tetap memilih dan selalu membela pacarnya
dengan alasan sangat mencintainya.
Saking keras kepala dan tidak tau malunya,
Putra sempat mengancam akan mengakhiri hidupnya jika kekasihnya tidak menepati
pertemuan mereka karena larangan Fachri dan orang
tuanya. Lagi-lagi Soraya memilih melawan orang tuanya demi memilih kekasihnya. Bahkan Soraya pernah mengancam akan pergi dari rumah jika ia tak dijinkan
pacaran dengan Putra. Fachri sebagai kakak dibuat pusing tujuh keliling,
apalagi Bu Darmi juga semakin sedih karena memiliki banyak hutang. Fahri yang
hanya penjual bakso keliling dan guru ngaji di kampungnya, tentu saja masih
kesulitan membantu Bu Darmi yang terlilit hutang pada renternir. Bu Darmi hanya
bisa menyesal, demi mengkuliahkan Soraya ia mengambil jalan pintas hutang sama
renternir, sementara Soraya sangat jauh dari harapannya. Soraya bukannya
menjadi anak kebanggaan, tetapi malah menjadi anak yang salah pergaulan.
Soraya ternyata melakukan semuanya demi mendapatkan
cinta Putra. Dibalik perbuatan Soraya yang
bahkan sampai melawan keluarganya sendiri, demi memenangkan Putra. Di kampus,
sebagai sosok bad boy, Putra ternyata
juga disukai oleh Karina (22 tahun), kakak kelas Soraya. Soraya tak mau kalah
saingan dengan Karina, sehingga ia selalu mengiyakan saja ajakan dan permintaan
Putra. Demi gengsi dan pergaulan, apalagi Putra memiliki segalanya, membuat
Soraya berubah drastis. Soraya juga memusuhi Karina.
Suatu
ketika Soraya dijemput oleh Putra kekasihnya
itu dan pergi bertepatan dengan berkumandangnya adzan maghrib. Fachri dan Bu Darmi sudah melarangnya tapi Soraya malah melawan dan membangkang mereka. Dan Putra sama sekali tak peduli apakah Ibu dan Fachri yang sering menesahatinya malah
dianggap sebagai tantangan baru dalam menjalin hubungan cinta. Saking kesalnya fachri sampai bilang ke Soraya adiknya, “kamu boleh
ngelupin abang, kamu boleh ngelupain ibu, tapi jangan ngelupain sholat!” Soraya
malah nutup kuping dan pergi.
Tepat
beberapa jam setelah kepergian mereka, datanglah Karina menemui Fachri yang sedang mengajar
mengaji anak-anak di masjid. Karina mengatakan kalau Soraya dan
Putra kecelakaan menabrak mobil dari
arah yang berbeda karena kebut-kebutan dalam kondisi mabuk. Soraya terlempar
sampai masuk ke kolong mobil dan mengalami luka parah. Fachri begitu syok berat dengan apa yang dialami Soraya adiknya.
Bu Darmi, Fachri dan Karina sampai di rumah sakit, mereka begitu prihatin
dengan masalah yang menimpa Soraya. Bahkan dokter mengatakan kalau Soraya akan
mengalami lumpuh permanen. Soraya hanya bisa menyesal, apalagi Bu Lela eyang
Putra menyalahkan keluarga Fachri. Bu Lela menganggap Soraya sebagai pembawa
pengaruh buruk bagi cucu kesangannya. Bu Darmi dan Bu Lela berantem di rumah
sakit, saling menyalahkan. Bu Darmi bahkan menuntut Bu Lela membayar biaya
rumah sakit Soraya, karena Putra cucu Bu Lela yang membawa mobil. Bu Lela tentu
saja tidak mau, bahkan Bu Lela mau membawa Putra ke rumah sakit di luar Negeri,
karena Putra mengalami luka cukup serius.
Soraya mulai menyesal dengan semua yang ia alami. Soraya meminta maaf pada
Bu Darmi ibunya dan Fachri kakaknya. Hanya mereka yang selalu menjaga Soraya
saat ia sedang kesulitan. Sementaa itu, keluarga
Putra tampak tidak peduli dengan keadaan Soraya yang kritis dan kesulitan biaya rumah sakit, boro-boro menanggung biaya
sebagai tanda tanggung jawab, bahkan menengok saja tidak pernah. Soraya begitu menyesal. Untung saja Karina mau menggalang dana di
kampusnya untuk biaya rumah sakit yang harus dikeluarkan Soraya.
Kenyataan
pahit itu mmebuat Soraya mengamuk dan depresi karena terjadi cedera serius ditulang
belakang yang membuatnya tidak bisa bergerak bebas seperti semula karena
divonis mengalami kelumpuhan sehingga harus duduk di kursi roda sebagai bantuan
dalam beraktifitas.
Kelumpuhan Soraya membuatnya galau karena
sang kekasih tak kunjung menemuinya lagi sejak kecelakaan itu. Justru Soraya
malah memergoki kekasihnya itu sedang asyik jalan-jalan dengan gadis lain yang
ternyata adalah sahabatnya. Sontak Soraya melabrak mereka dan bukannya mendapat
penjelasan dia malah dicaci maki oleh Putra dengan nada hinaan.
Soraya frustasi berat karena merasa sedih
yang berlebihan karena kekasihnya dan temannya sama-sama mengkhianatinya dan
meninggalkannya dalam keadaan yang seharusnya membutuhkan kepedulian mereka.
Diam-diam dirinya menyadari bahwa selama ini tidak sendirian, ada Bu Darmi dan Fachri kakaknya
yang selalu menemaninya di saat suka mau pun duka. Merekalah yang membuktikan cinta sejati adanya pada keluarga. Karina yang
selama ini terkenal sebagai idola kampus karena anak orang kaya, malah jatuh
hati sama Fachri, Karina banyak membantu keluarga Soraya, bahkan Karina berniat
membuka restoran dengan menu utama Bakso. Bu Darmi lega, semoga rencana itu
berhasil dan ia bisa lepas dari tukang kredit.
Soraya, hanya bisa menyesal, dia terpaksa
harus duduk dikursi pesakitan karena lumpuh, ia tak tau kapan akan sembuh.
Bahkan kini Soraya terpaksa harus cuti kuliah, karena sakitnya. Penyesalan
Soraya begitu dalam, tetapi Fachri dan Karina serta Bu Darmi selalu membimbing
Soraya untuk dekat dengan Allah. Lambat laun, Soraya menyadari terlalu cinta
pada Putra membuat ia banyak dosa.
-
SEKIAN -
Posting Komentar untuk "TERLALU CINTA BERBUAH DOSA"