Oleh: Anam Syahputra
Merona bak sinar api yang sangat membakar, tatkala sebuah rasa dalam hati membuncah deras.
Mengusik, menggelitik setiap saat tak henti-hentinya rupa nan indah membias di depan wajah, menari seakan memberi ungkapan puisi isi hati.
Biasan angan menjelma melantunkan semua kenangan, menerusi setiap jejak tapak kaki.
Lamanya kisah masih tetap harus di jalani seorang diri, membiarkan cerita melaju walau tampa teraluri.
Mahligai yang dulu indah kini bagai sunyi, tampa suatu arah meski setiap kali gumpalan rindu seperti hendaklah mencurah.
Namun berlalu pun terasa sangat susah, untuk diri ini menepis semua rindu yang acap kali mengganggu tidurku mengusik ketenangan jiwaku.
Walau tak mungkin aku bisa lepas, namun aku sadar aku ikhlas meski rindu itu semakin hari semakin meluas.
Karena saat asmara bergejolak, saat itulah cinta menguatkan talinya dan mengokohkan setiap geloranya.
Merpati telah berucap janji untuk segera kembali, ada banyak cerita yang akan di sampaikanya nanti, saat senja menerpa merpati pasti kembali bersamanya.
Aku dalam dekapan rindu, seperti itulah umpama syair sang pujangga saat menguraikan kalimat-kalimat cinta asmaranya.
Meski derai membasahi setiap sajaknya, namun cinta akan setia selalu menjadi ungkapan syair dalam ceritanya.
Rindu mendekap erat tubuhku, menghimpit setiap denyut di nadiku.
Aku Dalam Dekapan Rindu.
Posting Komentar untuk "DALAM DEKAPAN RINDU"