SINOPSIS FTV
REGULER
“PENJUAL
BIBIT BUAH BERHATI MEWAH”
Ide Cerita & Skenario
Asep Syaifudin
Endik Koeswoyo
Maria (24 tahun)
mahasiswi yang merupakan anak seorang purnawirawan TNI Bapak Gatot
(60 tahun), dan Ibu Dewi
(55 tahun). Maria adalah pewaris tunggal dari kelurga Gatot, tanahnya ada dimana-mana,
dalam bentuk sawah maupun kebun. Keluarga bapak Gatot sangat disegani oleh
warga sekitar, juga ditakuti karena seorang pensiunan TNI, wajahnya memang
terlihat garang dan menakutkan, ditambah dengan kumisnya yang tebal menambah
wibawanya. Bapak Gatot setelah pensiun memilih menghabiskan waktu untuk bercocok
tanam. Banyak sekali tanaman disekitar pekarangan rumahnya. Hobi ayahnya yang
suka berkebun sangat bertentangan dengan Maria, Maria sangat membenci hal
tersebut karena alasan jorok. Tak heran selalu membuat keributan kecil
dirumahnya, antara bapak Gatot dan Maria.
Maria
mendapatkan tugas dari bapaknya untuk membeli bibit buah durian, dan terjadi
perdebatan lagi antara Maria dan Bapaknya. Maria tidak mau membeli bibit buah,
sempat bapak Gatot naik darah gara-gara Maria, tetapi setelah dibujuk oleh
ibunya akhirnya Maria mau berangkat membeli bibit buah. Maria menelpon pacarnya
Toni (25 tahun) untuk
mengantarkannya tetapi malah ditolak, (Toni asik selingkuh). Dalam perjalanan
Maria ngedumel, sesampainya dipenjual bibit Maria masih terbawa emosi,
teriak-teriak memanggil penjualnya, saat itu Madun (25 tahun) sedang mendengarkan musik, Maria langsung nyamperin
Madun dan meledakan emosinya. Madun meminta maaf karena tidak mendengar
panggilan Maria. Maria sibuk tanya-tanya kepada Madun, tawar-menawar dan
mencaci maki bibit Madun, katanya jelek, mahal, kurus atau apalah, tapi Madun
tetap saja sabar dan senyum (padahal Madun sangat gondok). Lalu Maria
tersandung selang air didepannya, Maria terjatuh, spontan Madun merangkul Maria
menangkapnya, terjadilah adegan geli pandang-pandangan beberapa detik. Dan
Madun melepaskan Maria, sehingga Maria terjatuh, Maria benci dengan Madun saat
itu, begitupun Madun merasa jijik terhadap Maria, cewek cerewet dan galak
menurutnya.
Ketika
Madun mengantarkan bibit buah ke rumah Maria, mobil pick up Madun tidak sengaja menabrak tanaman buah bapak Gatot.
Saat itulah pertama kali bertemu ayah Maria, Madun sangat ketakutan, dan gugup.
Benar saja, bapak Gatot memarahi Madun karena telah menabrak tanaman buahnya. Maria
malah ikut campur memarah-marahi Madun, Madun merasa terpojok dan tambah benci
kepada Maria, tetapi ibu Maria berusaha menenangkannya. Karena Madun sangat mengerti
tentang pertanian, bapak Gatot mulai agak baik kepada Madun. Bapak Gatot
menyuruh Madun untuk membantu menanam bibit durian keesokan harinya. Madun
sangat marah kepada Maria saat itu, dan saat berpamitan Madun mengambil ulat
lalu melemparkannya ke Maria, dan Mariapun lari terbirit-birit.
Esoknya
Madun kerumah Maria lagi, untuk memenuhi undangan bapak Gatot. Pagi itu Maria
baru bangun tidur dan kaget dengan kedatangan Madun. Maria malah menyalahkan
Madun pagi-pagi bertamu, gak sopan sekali. Maria juga mengancam melaporkan ke
bapaknya karena Madun melempar ulat kepadanya kemarin. Lalu bapak Gatot keluar
rumah menyuruh Maria cuci muka, dan mengajak Madun sarapan bersama, sebelum
menanam pohon. Saat sarapan berlangsung, pacar Maria datang karena janjian mau
nonton. Ibunya menyuruh Toni untuk sarapan sekalian. Selesai sarapan Maria izin
bapaknya untuk keluar, tapi bapak Gatot tidak mengizinkannya. Bapak Gatot
meminta Maria untuk membantu menanam bibit durian, pacar Mariapun cari muka dan
sok pahlawan ingin membantu bapak Gatot. Akhirnya mereka semua mulai menanam bibit
durian, Madun sangat lihai dalam hal ini, Maria sesekali mengeluh karena kotor,
tetapi terpaksa melakukannya, sedangkan pacar Maria terkesan asal-asalan dalam
menanam.
Saat
menanam pacar Maria izin menerima telpon ketoilet. Terdengar suara Toni sedang
menelpon sahabatnya, dari percakapannya dapat disimpulkan bahwa Toni mendekati
Maria karena ingin mengincar hartanya. Celakanya, percakapan itu terdengar oleh
bapak Gatot, yang saat itu sedang lewat didepan toilet. Langsung saja dengan
tegas bapak Gatot mengusir Toni dari rumahnya, bapak Gatot terlihat sangat
marah dan emosi. Suara bapak Gatot terdengar oleh Maria dan Madun, mereka hanya
diam melihat bapak Gatot marah, Maria sedikit menenangkan bapaknya, tetapi
tidak digubris bapaknya, lalu Toni pergi meninggalkan rumah Maria dalam keadaan
sangat malu. Dari itu bapak Gatot memutuskan hubungan anaknya, dengan Toni.
Maria tetap memperjuangkan Toni, Maria terbujuk rayuan Toni lagi, diam-diam
mereka masih pacaran dibelakang orangtua Maria.
Seminggu
berlalu, Maria mendatangi tukang bibit lagi ke kiosnya. Maria datang dengan
marah-marah kepada Madun, karena bibit duriannya sebagian mati, dan Maria meminta
Madun untuk bertanggungjawab atas hal tersebut. Madun dengan sabarnya
menjelaskan kepada Maria akan mengganti jika kesalahan ada pada bibit Madun. Saat
itu Madun tidak ada motor, mereka akhirnya boncengan menuju rumah Maria. Kios
Madun dititipkan Joni (25)
pegawainya. Sesampainya di rumah Maria, Madun langsung memeriksa tanaman duriannya.
Madun langsung membongkar tanaman yang mati dengan disaksikan keluarga bapak
Gatot. Madun mengelak tanaman ini mati karena bibitnya tidak bagus, tanaman itu
mati karena ulah pacar Maria yang memberikan banyak sekali pupuk kimia pada
tanaman duriannya, buktinya durian yang ditanam madun masih sehat. Maria dan
keluarganya meminta maaf kepada Madun.
Selesai
itu Madun pulang diantar Maria kembali, Maria merasa bersalah dan mengajak
Madun minum es sebagai permintaan maaf, Madunpun mengiyakan Maria. Ngobrollah mereka
berdua, dan Maria semakin kagum pada Madun. Ditempat yang sama Maria melihat
Toni yang sedang bermesraan dengan cewek lain, seketika itu Maria memutuskan
Toni, Maria menumpahkan es kepada Toni dan selingkuhannya. Maria dan Madun
bergegas meninggalkan tempat itu, Madun berusaha menenangkan Maria
diperjalanan. Maria menganggap semua cowok sama, selalu nyakitin cewek. Maria
sangat berterimakasih kepada Madun, telah membuatnya sedikit melupakan sakit
hati, Maria menyesal karena tidak mendengarkan kata bapaknya. Maria merasa
bodoh, diperalat oleh Toni. Hubungan Madun dan Maria mulai saat itu jadi
membaik.
Pagi
itu Maria berencana menjemput Madun untuk mengecek tanaman dirumahnya, sampai
disana Maria terkejut melihat Madun menangis karena bibit buahnya mati semua.
Madun menangis seperti anak kecil, tersedu-sedu dan terkesan lucu. Maria
mencoba menenangkan Madun, Maria bahkan sampai joget-joget menghibur Madun,
Madunpun sedikit tersenyum. Maria menanyakan pegawai Madun ada dimana?. Maria
curiga hal ini berhubungan dengan Joni. Madun yang selalu berprasangka baik
pada Joni, tidak setuju pendapat Maria, Joni tidak masuk karena sedang sakit. Selesai
menangis, Maria mengajak Madun untuk segera kerumahnya, karena bapak Gatot
sering menanyakannya untuk memeriksa bibit duriannya. Madunpun berangkat menuju
rumah Maria, walau dengan berat hati.
Ditengah
perjalanan Maria melihat Joni diwarung bersama dengan Toni, seketika itu Maria
memberitahu Madun dan berhenti diwarung itu. Joni nampak ketakutan bersembunyi
dibelakang Toni, Maria semakin curiga ini berkaitan dengan bibit buah Madun
yang mati semua itu, Madun tetap saja tidak curiga apa-apa. Maria menanyakan
kepada Toni sedang apa disini dengan Joni, bukankah Joni sakit? Sedikit perdebatan diwarung itu dan akhirnya Joni
mengaku telah dibayar oleh Toni. Toni tidak terima karena cemburu kepada Madun,
Toni sempat ingin menghajar Madun dan dihalangi Maria, Joni malah kabur karena
melihat ada bapak Maria yang lewat bersama ibunya. Bapak Gatot turun dari mobil
dan langsung menuju tempat perdebatan, bapak Gatot terlihat marah kepada Toni,
karena sudah tidak suka sejak menanan pohon durian dulu. Toni yang ketakutan
lari terbirit-birit menabrak tong sampah, Maria dan Madun malah tertawa
terbahak-bahak.
Setelah
kejadian itu mereka menuju rumah Maria, Madun mendapat tugas untuk memeriksa
tanaman durian bapak Gatot lagi. Maria mengikuti Madun sampai ke kebun buahnya,
Maria sangat semangat, bahkan dia tidak takut kotor lagi. Madun heran dan
bertanya kepada Maria, kenapa mau kotor-kotoran, Maria menjawab, “karena ingin
dekat kamu”, Madun tersenyum malu. Akhirnya mereka berdua jadian dikebun
durian, dan mereka kejar-kejaran di sana, bapak Gatot dan ibunya juga ikut
berlari mengejar mereka, karena menginjak-injak tanamannya, setelah berhenti,
bapak Gatot bilang, tidak setuju kalau mereka pacaran. Keadaan hening sebentar,
lalu bapak Gatot meneruskan, tidak setuju kalau hanya pacaran saja, membuang
waktu, kalian harus segera menikah, Maria dan Madun tersenyum kembali.
- SEKIAN-
Posting Komentar untuk "PENJUAL BIBIT BUAH BERHATI MEWAH"