SINOPSIS FTV
REGULER
“TERTUKAR
CINTA KULI ANGKUT”
Ide Cerita
Farah
Frastia
Endik Koeswoyo
Cindy
(16 tahun)
bilang ke saudara kembarnya, Chika (16 tahun), bahwa ia ingin keluar
dari sekolah lantaran tidak kuat dibully. Chika marah dan berjanji akan membalas
orang-orang yang membully adiknya. Chika dan Cindy saling bertukar identitas.
Chika menyamar sebagai murid SMA menggantikan adiknya. Sementara Cindy menggantikan
posisi kakaknya sebagai kuli angkut di pasar.
Karena
wajah mereka mirip, tidak ada yang curiga kalau Chika tengah menyamar sebagai
Cindy. Satu-satunya yang membedakan Chika dan Cindy adalah kepribadian mereka
yang saling bertolak belakang. Cindy yang lemah dan penakut bertolak belakang dengan
Chika yang kuat dan pemberani. Ketika Risa (16 tahun) menyuruhnya untuk
mengerjakan PR matematika, Chika asal-asalan menjawab. Walhasil, Risa mendapat nilai
0 dan dimarahi habis-habisan oleh Pak Amir (46 tahun). Risa marah besar.
Saat Chika makan di kantin, Risa sengaja menumpahkan es teh ke bajunya. Chika
tidak terima dan mengambil ember berisi air bekas cucian piring milik ibu
kantin, lalu menyiramkannya ke tubuh Risa. Risa semakin kesal dan menjambak
rambut Chika. Chika membalasnya lebih keras. Keduanya saling jambak sampai Pak
Amir datang untuk melerai. Siswa lain yang berada di kantin terkejut dengan
keberanian Chika, termasuk Dygta (17
tahun), siswa kelas 12 yang baik hati. Chika pun menjadi buah bibir di
sekolah.
Namun
Chika yang hanya tamat SD kesulitan mengikuti pelajaran di kelas. Ketika Pak
Amir mengadakan ulangan mendadak, Chika tidak bisa menjawab satu soal pun
sehingga membuat Pak Amir marah. Beliau menyuruhnya mengerjakan ulang semua
soal dan mengumpulkannya sebelum jam pelajaran berakhir. Chika yang panik lantas
pergi ke perpustakaan untuk mencari buku referensi. Dygta yang secara kebetulan
duduk di samping Chika diam-diam memperhatikannya. Dygta merasa kasihan melihat
Chika kelimpungan memahami rumus-rumus matematika dan menawarkan diri untuk membantunya.
Chika menerima tawaran tersebut dengan senang hati. Setelah diajari Dygta,
Chika mampu memahami rumus-rumus tersebut dan mencoba mengerjakan soal-soalnya.
Chika pun mampu menyelesaikan semua soal yang diberikan dan menyerahkannya
kepada Pak Amir tepat waktu.
Sebagai
wujud terima kasih, Chika mentraktir Dygta makan bakso. Dygta kaget melihat Chika
menghabiskan dua mangkuk bakso sekaligus. Chika hampir keceplosan bilang kalau
dia memiliki porsi makan besar karena sehari-hari bekerja sebagai kuli angkut
di pasar. Dia kemudian meralatnya dan bilang kalau energinya terkuras habis setelah
berpikir keras mengerjakan soal matematika tadi.
Dalam
perjalanan pulang, Chika dan Dygta berpapasan dengan segerombol siswa dari
sekolah lain. Mereka membully dan melecehkan Chika. Chika tidak terima dan
langsung meninju muka si pembully. Si pembully tampak sangat marah. Dygta
menyeret tangan Chika untuk kabur. Tapi Chika menolak dan justru menantang mereka
duel satu lawan satu. Dengan jurus-jurus silat andalannya, Chika berhasil
mengalahkan para pembully tersebut. Ia lantas menyuruh mereka minta maaf dan berjanji
untuk tidak mengulangi perbuatannya lagi kepada orang lain.
Dygta
takjub dengan keberanian dan kemampuan beladiri Chika. Ia bertanya kapan dan
mengapa ia belajar silat. Chika lalu bercerita bahwa dia mulai belajar silat sejak
enam tahun silam. Ia kesal karena adiknya sering dipukul teman sekelasnya dan
memutuskan belajar silat demi melindungi adiknya. Dygta semakin takjub dan ingin
mengenalnya lebih dekat.
Sementara
itu, Cindy yang lemah keteteran saat harus menjadi kuli angkut di pasar. Rahmat
(28 tahun), pedagang yang sering menggunakan jasanya, tidak tega melihat
Cindy keteteran dan memutuskan untuk membantunya. Rahmat merasa heran mengapa Cindy
keteteran mengangkat barang yang tak seberapa berat dibandingkan biasanya. Cindy
lalu berbohong dengan mengatakan bahwa ia sedang sakit. Rahmat menasehatinya agar
tidak memaksakan diri. Tapi Cindy bertekad untuk tetap bekerja karena
membutuhkan uang. Rahmat kasihan dan memaksanya beristirahat. Ia lantas menggantikan
Cindy mengangkut barang dagangannya sendiri, namun tetap membayar Cindy seperti
biasa. Cindy berterima kasih.
Kabar
tentang Chika yang berhasil mengalahkan segerombol siswa pembully dari sekolah
lain menghebohkan semua murid di sekolahnya. Banyak yang kagum dengan
keberanian dan kemampuan bela diri Chika. Namun tidak demikian dengan Risa. Dia
merasa janggal dengan perubahan kepribadian Cindy yang serba mendadak dan
drastis tersebut. Dia pun berencana menyelidiki dan mengungkap rahasia di balik
semua itu.
Pulang
sekolah, Risa membuntuti Chika hingga rumahnya. Ia terkejut melihat penampakan
gadis yang sangat mirip dengan Cindy keluar dari rumah tersebut. Risa langsung
mengambil foto mereka menggunakan ponselnya. Cindy tak sengaja melihat Risa
yang bersembunyi di balik pohon dan buru-buru memberitahu Chika. Chika berlari
menghampirinya. Risa berusaha kabur tapi berhasil ditangkap. Chika meminta Risa
untuk menyerahkan ponselnya, tapi Risa menolak. Chika lantas merebutnya secara
paksa. Risa tidak tinggal diam dan berusaha merebutnya kembali. Mereka pun
saling berebut ponsel sampai tak sengaja ponsel tersebut terlempar ke tengah
jalan dan terlindas truk yang lewat. Risa geram dan mengancam akan membongkar
rahasia mereka. Chika tidak takut sebab Risa sudah tidak punya bukti apapun. Risa
yang kesal langsung nyelonong pergi. Setelah kejadian itu, Chika dan Cindy
sepakat untuk mengakhiri penyamaran mereka dan kembali ke identitas
masing-masing.
Di
sekolah, saat jam istirahat tiba, Dygta mengajak Cindy makan bersama di kantin.
Cindy sangat senang. Namun kesenangan lenyap ketika Risa memberikan pengumuman
di hadapan semua siswa di kantin bahwa sosok pemberani yang beberapa hari
terakhir menghebohkan sekolah mereka bukanlah Cindy, melainkan kembarannya. Dygta
menyuruh Risa untuk berhenti memfitnah Cindy, tapi Risa mengelak. Dia bersumpah
akan membuktikannya saat itu juga. Risa mendekati Cindy dan dengan sengaja menumpahkan
bakso ke roknya. Cindy menjerit kepanasan. Dygta menarik tangan Risa dan menyuruhnya
meminta maaf. Tapi Risa menolak. Dia justru menantang Cindy untuk membalas perbuatannya.
Namun Cindy hanya bisa diam sambil menangis. Dygta dan semua siswa di kantin terkejut
lantaran Cindy tidak berani membalas perbuatan Risa. Mereka pun akhirnya percaya
bahwa Cindy memiliki kembaran. Risa merasa puas karena sudah membalaskan dendam
kepada Chika melalui Cindy.
Dygta
mengantar Cindy pulang ke rumahnya. Saat Chika membuka pintu, Cindy langsung
memeluknya sambil menangis. Chika bertanya apa yang terjadi, tapi belum sempat
terjawab, Chika lebih dulu menyadari kehadiran Dygta dan buru-buru menutupi
wajahnya. Cindy menyuruh Chika membuka wajahnya sebab Dygta sudah tahu semuanya.
Ia lantas menceritakan apa yang terjadi di sekolahnya. Chika menyesal karena
gagal melindungi adiknya. Dygta menghibur Chika dengan mengatakan bahwa apa
yang dilakukannya sudah sangat hebat. Dygta juga meminta Chika untuk tidak
mengkhawatirkan Cindy karena mulai saat itu, Dygta lah yang akan menjaga dan
melindungi Cindy selama di sekolah. Sikap gentle Dygta membuat Cindy dan Chika mengaguminya.
Sejak
saat itu, Dygta menjadi pahlawan yang selalu membela Cindy saat ia dibully teman-temannya.
Dygta juga selalu menemani Cindy setiap jam istirahat tiba. Kadang-kadang Dygta
mengajaknya makan di kantin, membaca buku di perpustakaan atau sekadar mengobrol
di taman sekolah. Setiap pulang sekolah, Dygta selalu menunggu Cindy di luar
kelas, lalu mengantarnya pulang ke rumah. Tanpa sadar, benih-benih cinta tumbuh
di hati Cindy.
Di
saat yang sama, Dygta justru semakin mengagumi Chika. Cindy bercerita bahwa sejak
orang tuanya meninggal, Chika menjadi tulang punggung keluarga. Chika memutuskan
keluar dari sekolah dan menjadi kuli angkut di pasar untuk membiayai hidup
mereka sehari-hari. Chika juga melarang Cindy bekerja karena ingin adiknya fokus
sekolah dan menjadi orang sukses.
Tanpa
sepengetahuan Cindy, usai mengantarnya pulang, Dygta selalu mampir ke pasar
untuk membantu Chika menjadi kuli angkut di pasar. Dygta memberikan upahnya
kepada Chika dan bilang kalau uang tersebut bisa digunakannya untuk membiayai
sekolah Cindy. Chika sempat menolak, tapi Dygta memaksa sehingga ia menerimanya.
Suatu
hari, Dygta memberikan hadiah untuk Chika dan menyuruhnya membuka jika sudah
sampai di rumah. Chika tidak bisa menutupi perasaan bahagianya. Namun setibanya
di rumah, Chika tak sengaja melihat Cindy tersenyum sambil menatap foto-foto Dygta
di instagram. Chika bertanya apakah Cindy memiliki perasaan ke Dygta. Cindy malu-malu
mengakuinya. Perasaan Chika campur aduk antara bahagia karena melihat adiknya
tersenyum dan sedih karena mereka menyukai orang yang sama.
Cindy
melihat hadiah yang dibawa Chika dan bertanya dari siapa. Chika tidak ingin
membuat adiknya sedih sehingga terpaksa berbohong dengan mengatakan bahwa Dygta
menitipkan hadiah tersebut kepadanya untuk Cindy. Cindy sangat senang dan
buru-buru membuka hadiahnya. Ada sebuah gaun cantik dan catatan kecil berisi
ajakan untuk makan malam. Cindy semakin kegirangan. Malam itu, untuk pertama
kalinya Cindy bersolek demi menemui Dygta.
Dygta
sudah mempersiapkan kejutan manis dan berniat menembak Chika malam itu. Namun rencananya
gagal sebab yang datang menemuinya bukan Chika, melainkan Cindy. Dygta merasa
kesal dan kecewa. Ia merasa Chika mempermainkannya dan berusaha menjodohkannya
dengan Cindy. Namun Dygta tak ingin memberikan harapan palsu kepada Cindy. Dia pun
berterus terang dengan mengatakan bahwa ia tidak memiliki perasaan apapun selain kasih sayang seorang
kakak terhadap adiknya. Cindy patah hati dan buru-buru pergi dari tempat itu.
Rahmat
melihat seseorang mirip Chika menangis sendirian di bangku taman. Ia
menghampiri dan bertanya kenapa dia menangis. Cindy lantas menceritakan
kejadian yang baru dialaminya. Rahmat berusaha menghiburnya dan menawarkan diri untuk mengantarnya pulang,
tapi Cindy menolak. Dia ingin menenangkan diri dan tidak ingin pulang dalam
keadaan menangis. Dia takut kakaknya sedih dan merasa bersalah. Rahmat tidak
tega meninggalkan Cindy sendirian. Dia pun mengajak Cindy untuk mampir ke
rumahnya.
Sementara
itu, Chika merasa resah lantaran hingga larut malam Cindy belum juga pulang ke
rumahnya. Dia berusaha menelepon Cindy, tapi tidak diangkat. Dia juga menelepon
Dygta, tapi dirijek. Ketika Chika mencoba meneleponnya lagi, Dygta justru
mematikan ponselnya.
Chika
memutuskan untuk mencari Cindy dengan menelusuri sepanjang jalan menuju
restoran, tapi tidak ketemu. Ketika dia kembali, Cindy sudah berada di teras
rumah bersama Rahmat. Chika langsung memberondong Cindy dengan berbagai pertanyaan.
Cindy meminta maaf karena sudah membuat Chika khawatir. Cindy merasa menjadi
adik yang tidak berguna karena selalu merepotkannya. Chika mengelak. Baginya,
Cindy adalah seseorang yang sangat berharga dan menjadi penyemangat hidupnya
selama ini. Cindy menyadari ketulusan hati kakaknya. Ia menyesal karena terlalu
egois dan berencana melakukan sesuatu untuk kebahagiaan kakaknya.
Di
sekolah, Cindy menemui Dygta untuk menjelaskan apa yang sebenarnya terjadi. Dia
berharap Dygta mau mengerti dan memaafkan kakaknya. Tapi Dygta masih belum bisa
memaafkan Chika. Dia kesal karena merasa dibodohi dan dipermainkan. Cindy meyakinkan
Dygta bahwa Chika tidak bermaksud mempermainkan perasaannya. Chika hanya
terlalu mementingkan kebahagiaan orang lain sehingga mengorbankan perasaannya
sendiri. Setelah dibujuk, Dygta akhirnya mau memaafkan Chika. Cindy lantas
mengundang Dygta untuk datang ke pesta ulang tahunnya.
Tanpa
sepengetahuan Dygta dan Chika, Cindy dan Rahmat mempersiapkan kejutan spesial
untuk mereka. Setelah acara pemotongan kue selesai, Rahmat meminta Dygta dan
Chika untuk maju ke atas panggung. Rahmat lantas memberikan pengumuman bahwa Dygta
akan menyatakan cintanya kepada Chika. Seluruh tamu bersorak. Sementara itu,
baik Chika maupun Dygta tampak terkejut dan terlihat canggung satu sama lain. Tapi
karena terus didesak, Dygta akhirnya menyatakan cintanya kepada Chika. Chika merasa
minder karena dia hanya seorang kuli angkut. Tapi Dygta meyakinkan Chika bahwa
ia menerima Chika apa adanya. Chika pun menerimanya.
- SEKIAN -
Posting Komentar untuk "TERTUKAR CINTA KULI ANGKUT"