Merantau Ke Jakarta Demi Memperjuangkan Cita-Cita
Dita Faisal dan Dina Faisal adalah saudara kembar yang terlahir pada 01 Februari 1987 di Balikpapan, Kalimantan Timur. Setelah usianya menginjak 17 tahun keduanya bertekad merantau ke Jakarta untuk mewujudkan impiannya bekerja di industri pertelevisian. Alasannya, karena Jakarta adalah salah satu kota yang di dalamnya terdapat banyak industri terutama industri pertelevisian dan perfilman. Atas petunjuk dan bimbingan dari Acilnya (tante), si kembar penuh talenta ini pun akhirnya terbang ke Ibukota, dengan dampingan Ibunya.
Setamat SMA, wanita bernama lengkap Laila Hajarul Aswadita dan Laila Hajarul Aswadina ini hijrah ke Jakarta untuk melanjutkan pendidikannya ke Universitas Indonesia, namun sayang pada saat yang bersamaan keduanya harus kembali ke Kalimantan karena Sang Kakek meninggal dunia sehingga tidak dapat mengikuti tes masuk perguruan tinggi negeri. Ada banyak cara untuk meraih cita-cita, akhirnya keduanya memutuskan untuk berkuliah di Universitas Prof. Dr. Moestopo di kawasan Senayan Jakarta Selatan, dan mengambil S1 Program Studi Ilmu Komunikasi, FIKOM jurusan Hubungan Masyarakat. Pemilihan kampus dan program studi diambil atas rekomendasi Sang Acil, yang kala itu sudah menetap selama kurang lebih 30 tahun di Jakarta.
Selama kuliah, Dita dan Dina terbiasa berangkat pulang dan pergi menggunakan sepeda motor yang dikirim khusus dari Balikpapan dengan jasa pengriman melalui jalur laut. Keputusan membawa motor ke Jakarta lagi-lagi atas saran Sang Acil, yang ingin Dita dan Dina mandiri. Apalagi jarak antar kampus dengan rumah kontrakan di Jakarta hanya sekitar empat kilometer. Patut diakui, sejak kecil si kembar Dina dan Dita selalu tekun menjalankan apapun. Hal itu pun dibuktikannya hingga Dina dan Dita merantau ke Jakarta. Berkat kegigihan dan kefokusannya di dunia pendidikan, maka keduanya pun dinyatakan lulus dengan predikat cum laude atau lulus dengan pujian dengan nilai IPK 3,70 (Dina) dan 3,71 (Dita) dari skala 4,00. Gelar Sarjana Ilmu Komunikasi berhasil diraihnya hanya dalam waktu 3,5 tahun bersamaan dengan 11 Mahasiswa lainnya. Gelar Sarjana itu diraih lebih cepat dari 800 orang mahasiswa seangkatannya.
Selama kuliah, Dita dan Dina terbiasa berangkat pulang dan pergi menggunakan sepeda motor yang dikirim khusus dari Balikpapan dengan jasa pengriman melalui jalur laut. Keputusan membawa motor ke Jakarta lagi-lagi atas saran Sang Acil, yang ingin Dita dan Dina mandiri. Apalagi jarak antar kampus dengan rumah kontrakan di Jakarta hanya sekitar empat kilometer. Patut diakui, sejak kecil si kembar Dina dan Dita selalu tekun menjalankan apapun. Hal itu pun dibuktikannya hingga Dina dan Dita merantau ke Jakarta. Berkat kegigihan dan kefokusannya di dunia pendidikan, maka keduanya pun dinyatakan lulus dengan predikat cum laude atau lulus dengan pujian dengan nilai IPK 3,70 (Dina) dan 3,71 (Dita) dari skala 4,00. Gelar Sarjana Ilmu Komunikasi berhasil diraihnya hanya dalam waktu 3,5 tahun bersamaan dengan 11 Mahasiswa lainnya. Gelar Sarjana itu diraih lebih cepat dari 800 orang mahasiswa seangkatannya.
Lewat pesan singkat WhatsApp, Dita mengatakan pada tim JPI bahwa perjuangannya bersama saudara kembarnya itu didukung oleh orang tua dan keluarga besar. Keluarganya mengakui bahwa Jakarta adalah salah satu tempat yang tepat untuk mengadu nasib. Jakarta juga adalah tempat untuk orang-orang yang kreatif di berbagai industri. Dan selama di Jakarta, Dita dan Dina didampingi Sang Ibu yang selalu setia menemaninya.
Dita Faisal bersalaman dengan Rektor Univ. Prof. Dr. Moestopo (Beragama) saat wisuda sarjana |
Dita dan Dina saat wisuda sarjana di Jakarta Convention Center bersama Ibu ( (kedua dari kanan), Bapak (kedua dari kiri), Acil, dan Kakak tertuanya |
Selama di Jakarta, Dina dan Dita tidak hanya datang dan pergi ke kampus untuk sekedar kuliah. Selama 3,5 tahun, keduanya menyalurkan hasrtanya untuk bisa tampil di depan layar tivi. Keduanya pun kerap mengikuti berbagai casting di dunia pertelevisian, mulai dari casting sinetron, casting iklan dengan menebar foto ke banyak PH (Production House) dan agency, Ikut lomba foto model majalah remaja, sampai berbagai audisi seperti: audisi presenter, audisi Penari Indonesia, kontes kecantikan, dan kontes rambut sehat, serta ajang-ajang pencarian bakat lainnya yang menurutnya menarik dan positif untuk diikuti.
Tentu bukan perkara mudah untuk membagi waktu antara kuliah dengan casting-casting yang entah sudah berapa kalinya diikuti. Kegagalan dan ditolak PH karena peran dan tampilan yang tidak sesuai karakter adalah hal lumrah yang dialami. Baginya, tidak mudah mengingat berapa banyak kegagalan yang dialami untuk bisa menembus industri pertelevisian mencapai impian menjadi bintang, namun tekad yang kuat dan keyakinan tinggi terhadap impiannya, Dina dan Dita tak pernah putus asa dan terus mencoba hingga akhirnya menemukan titik terang.
Dina dan Dita memulai debutnya di dunia pertelivisian dengan memerankan tokoh kembar figuran dalam serial Fairish The Series selama 4 episode yang tayang di TV7. Meski hanya jadi figuran tanpa dialog, namun Dina Dita harus mengikuti audisi yang diadakan di Bentara Budaya Jakarta. Dina dan Dita juga menceritakan kisahnya saat terpilih menjadi Cover Girl majalah remaja Aneka Yess! 2005 pada usia 17 tahun. Meski tinggnya tak sampai 155cm, namun Dina Dita tetap percaya bahwa dirinya akan terpilih menjadi 40 besar. Setelah melewati berbagai tahapan dan wawancara, Dina dan Dita akhirnya berhasil terseleksi hingga grand final di Cilandak Town Square bersama dengan 40 finalis lainnya. Dalam grand final itu, Dina dan Dita masuk lagi 20 besar untuk dicari pemenang. Dengan mengenakan pakaian tradisional suku Dayak kepunyaannya, Dita akhirnya menang menjadi pemenang 5 besar dengan predikat The Best Traditional Dress. Sementara itu Dina saudaranya tetap di posisi 20 besar. Sejak terpilih menjadi cover girl Anek Yess! 2005, Dita khususnya, sering diajak tour ke beberapa kota untuk mengisi acara yang digelar Aneka Yess! Dita sering tampil dance bersama para Cover Boy dan Cover Girl lainnya. kekarirnya di dunia peran dan iklan pun semakin lebar. Jaringan (link) majalah Aneka Yess! di dunia periklanan, memperlancar jalan Dina dan Dita menjadi bintang iklan beberapa produk ternama. Iklan produk provider Esia versi Double Double Mantap adalah iklan pertama yang dibintanginya pada 2005, padahal waktu itu Dina dan Dita baru pertama kali ikutan casting untuk iklan. Karakter anak kembar yang dicari membuatnya terpilih menjadi bintang iklan saat itu.
Tentu bukan perkara mudah untuk membagi waktu antara kuliah dengan casting-casting yang entah sudah berapa kalinya diikuti. Kegagalan dan ditolak PH karena peran dan tampilan yang tidak sesuai karakter adalah hal lumrah yang dialami. Baginya, tidak mudah mengingat berapa banyak kegagalan yang dialami untuk bisa menembus industri pertelevisian mencapai impian menjadi bintang, namun tekad yang kuat dan keyakinan tinggi terhadap impiannya, Dina dan Dita tak pernah putus asa dan terus mencoba hingga akhirnya menemukan titik terang.
Dita (di atas sepeda) bersama sejumlah bintang iklan untuk shooting Djarum Coklat "NIDJI" di Situgunung, Sukabumi (2008) |
Dita saat shooting produk iklan SASHA vitamin rambut |
Dina & Dita semasa menjadi model cover majalah Aneka Yess!2005 |
Dita (kelima dari kiri) bersama 10 finalis "Cornelia Cari Bintang PANTENE" dalam sesi foto oleh juru foto Pinky Mirror di Museum Fatahillah, Jakarta |
Dita terlpilih menjadi 5 besar dalam malam puncak pemilihan "Cornelia Cari Bintang PANTENE" di studio Penta SCTV, Kebon Jeruk Jaksel |
Dita (ketiga dari kanan) bersama 10 finalis "Cornelia Cari Bintang PANTENE" dalam sesi foto oleh juru foto Pinky Mirror |
Sederet pengalamannya membawanya masuk ke insustri pertelevisian seperti apa yang ia cita-citakan. Namun, bukan sebagai pesinetron atau pemeran FTV, atau bintang iklan, tetapi sebagai Jurnalis televisi.
Memilih Jadi Jurnalis Ketimbang Jadi Artis
Dina & Dita bersama presenter berita seangkatannya
semasa di TVRI Nasional (2008)
|
Dita saat meliput Arus Mudik di jalur pantura (2008) |
Dita bersama para seniornya saat meliput Arus Mudik di jalur pantura (2008) |
Dita saat memandu acara Olimpiade Beijing 2008 di studio TVRI, Senayan Jakarta |
Dita & Dina bersama tim Olimpiade Beijing 2008 di studio TVRI, Senayan Jakarta |
Bersama peserta terpilih program pendidikan jurnalis pemula
"Kampus One Batch 2" tvOne (2009)
|
Kartu Pers semasa menjadi wartawan Istana Kepresidenan di akhir pemerintahan SBY dan awal pemerintahan Jokow |
Dita semasa menjadi reporter Istana Kepresidenan (26/2/14)
meliput kegiatan Presiden SBY sambut kedatangan Raja Abdullah II Ibnu Al Hussein (Raja Yordania) |
Meski tidak sering, namun Dina & Dita pernah liputan bersama pada satu kesempatan di Jakarta |
Sumo Torunament digelar di Istora Senayan Jakarta (2013) memperingati 40 tahun hubungan Indonesia-Jepang |
Berfoto dengan salah satu pesumo saat Sumo Tournament digelar di Jakarta |
Dita Faisal membawakan program acara Kabar Pasar di tvOne |
Dita Faisal membawakan program acara Hot News di tvOne |
Kesempatan kedua Dita ke Jepang, didapatkan dengan usahanya sendiri, saat dirinya mengikuti seleksi Program Fellowship Jurnalis MRT 2017. ari 60 pelamar, Dita Faisal terpilih manjadi 5 besar yang berkesempatan studi banding ke beberapa perusahaan perkeretaapian di Jepang pada 25 November hingga 1 Desember 2017. Dita Faisal terpilih sebagai satu-satunya Jurnalis Televisi yang mendapatkan Fellowship MRT bersama keempat Jurnalis lain yang bekerja di dunia media cetak dan online.
Melihat kereta MRT Jakarta untuk pertama kalinya bersama tim Fellowship Jurnalis MRT 2017 di Nippon Sharyo, Toyokawa Plant - Jepang |
Meliput kegiatan Konferensi Asia Afrika 2015 yang berlangsung di JCC saat Indonesia sebagai tuan rumah |
Meliput kegiatan Konferensi Asia Afrika 2015 yang berlangsung di JCC saat Indonesia sebagai tuan rumah |
Ketika ditanyakan apakah yang menjadi suka-duka seorang Jurnalis, Dita Faisal mengungkapkan bahwa dirinya harus stand by menunggu Narasumber selama berjam-jam hanya untuk mendapatkan pernyataan (statement) yang durasinya cuma hitungan detik. Bahkan tak jarang, untuk pernyataan (statement) narasumber yang hanya 5 detik ia harus rela masuk dalam puluhan kerumunan wartawan yang juga haus akan informasi terbaru dari informan.
Usai wawancara Pakar Hukum Tata Negara, Yusril Ihza Mahendra di kantornya IHZA & IHZA LAW FIRM - Gedung 88, Kalibata City Kuningan Jaksel |
Menembus batas tak yang tak biasa ditembus oleh keabnyakan orang, meliput berbagai kegiatan bersejarah baik nasional maupun internasional, wawancara para tokoh ternama, hingga siaran langsung di medan terparah seperti bencana ia lalui selama 10 tahun berkarir di dunia jurnalistik, sejak 2008 hingga sekarang 2017.
Tahun 2014 Dita memutuskan untuk melanjutkan studi program Pascasarjana (S2), sementara Dina memutuskan untuk mengundurkan diri dari tvOne. Meskipun kebersamaannya berkarir dengan saudara kembarnya harus berkahir pada 2014 akibat mengundurkan diri, namun Dita dan Dina masih terus bersama sampai saat ini. Kini Dina Faisal dan Dita Faisal telah menikah dengan pria pilihannya. Dina Faisal yang sejak 2015 hingga saat ini masih menjadi staf ahli DPD RI anggota DPD RI Provinsi Kaltim menikah dengan pria asal Lombok, NTB Lalu Hilman Afriandi pada 18 September 2016, sementara Dita Faisal dipersunting oleh novelis, penulis skenario Film dan FTV, Endik Koeswoyo pada tanggal dan bulan yang sama, yaitu 18 September 2015. Pernikahan mengharuskan mereka berpisah rumah meski tetap berada di kota yang sama, kota Jakarta.
Saat Gempa 7,6 SR melanda Padang, Dita meliput . Dita harus berjalan 5 km untuk menembus Kab. Agam, wilayah terparah akibat gempa. |
Dita Faisal & Endik Koeswoyo menikah 18/9/15 Dina Faisal & Lalu Hilman Afriandi 18/9/16 |
Profil:
Nama Lengkap: Laila Hajarul Aswadita
Nama Komersial: Dita Faisal
Tempat Tanggal Lahir: Balikpapan, 01 Februari
1987
Agama: Islam
Suami: Endik Koeswoyo
Pekerjaan: Reporter dan Presenter Berita tvOne
Bakat:
- Penari Tradisional dan Kontemporer (2003 s.d
2011)
- Pemain Trumpet Marching Band Gema Citra Telkom
(1998 s.d 2003)
- Qoriah Al-Quran
Riwayat Pekerjaan:
- MC dan Moderator
- Reporter dan Presenter Berita TVONE (2009 s.d
sekarang)
- Presenter Berita TVRI (2008 s.d 2009)
Lainnya:
- Model Cover Majalah REMAJA, ANEKA YESS! (2005)
- Duta wisata Manuntung Balikpapan (2003)
- Bintang Iklan TV (Main dan Supporting Talent)
- Bintang FTV (Main Talent)
Pendidikan Formal:
- SDN 011 Balikpapan Barat, Kalimantan Timur 1992
s.d 1998.
- SLTPN 3 Balikpapan Utara, Kalimantan Timur 1999
s.d 2001
- SMUN 6 Balikpapan Utara, Kalimantan Timur 2001
s.d 2004 (kelas III bidang studi IPA)
- S1 FIKOM jurusan Hubungan Masyarakat, Univ. Prof.
Dr. Moestopo (B) Jakarta (IPK 3,70 skala 4,00) 2004 s.d 2008.
- S2 Magister Ilmu Komunikasi, Univ. Prof. Dr.
Moestopo (B) Jakarta, Konsentrasi Jurnalistik (IPK 3,85 skala 4,00) 2012 s.d
2014.
Pendidikan Non Formal:
- Public Speaking dan Presenting – John Robert
Power, Jakarta 2005.
- Professional Image – John Robert Power, Jakarta
2011.
- Public Speaking, Technique Vocal, Speech dan
Debate by Sumitha Tobing (Intensif 6 bulan) 2011.
- Broadcast: News Script Technique by Bakran
Asmawi, (Intensif 6 Bulan) 2009.
- Broadcast: Professional Camera Tekhnique by
George Kamarullah, (Intensif 6 bulan) 2009.
Pembicara Dalam Seminar & Pelatihan Public
Speaking:
- Universitas Djuanda Bogor untuk Pelajar,
Mahasiswa & Umum. Mei 2013.
- Para Isteri Pejabat Pemerintah Kab. Tapin
Kalimantan Selatan di Jakarta, Oktober 2014.
- Kelurahan Pancoran Jakarta Selatan untuk
masyarakat sekitar, Januari 2015.
- SKDP Pemerintah Kota Balikpapan, April 2015.
Pembicara Dalam Seminar & Pelatihan Presenter
TV:
Pembicara Dalam Seminar & Pelatihan
Jurnalistik:
Moderator:
Iklan TV Komersial:
- Mixagrib (Supporting Talent) 2009.
- Antangin JRG SCTV & TPI, 2007 s.d 2008
(Host Filler di 8 Kota: Jabodetabek, Bandung, Surabaya, Pamanukan, Semarang,
Ciamis, Tasik Malaya dan Garut).
- Jarum Cokelat versi Jungle (Supporting Talent),
2008.
- Stunt-in Titi Kamal Iklan Makarizo, 2008.
- Honda (Supporting Talent) Genuine Parts, 2008.
- Sasha Vitamin rambut versi Balon (Main Talent),
2008.
- Sophie Martin (Main Talent) Katalog TVC, 2008.
- Esia-Motorolla (Main Talent) 2008.
- Brand Ambassador PANTENE, 2006.
FTV (Film FTV):
- Cinderella Mati Suri (Peran Pembantu Utama).
Produksi PT. VIRGO PUTRA FILM, 2007
- Hari-hari Hiruk Pikuk (Pemeran Utama), 2006
- Wanita Ular (Pemeran Utama) PT. VIRGO PUTRA
FILM, 2007
Media Sosial:
Instagram: @ditafaisal_ @vlognewsid
Facebook: DinaDita Twin
Youtube: Dita Faisal
1 komentar untuk "Dita Faisal dan Dina Faisal, Merantau Ke Jakarta Demi Memperjuangkan Cita-Cita"