Keranjang Sampah
(1)
Pada keranjang sampah yang basah
bayi menangis meneriaki amis
dari pembalut-pembalut tanpa nama,
dan bekas-bekas kotoran tak bermakna.
Ia sendiri
Mensiasati sepi
Tanpa ibu dan susu.
(2)
Pada keranjang sampah yang resah
burung mendarat
hampiri bayi manusia
yang telentang marah
dilumuri semut-semut tak berbaju
bagai lulur yang mengoleskan dirinya sendiri.
(3)
Burung pergi
memangsa angin
meninggalkan keranjang sampah basah
yang resah
tetapi berserah
sebagai penampungan
bayi tak ber-ayah
dan tak ber-ibu.
(4)
Burung kembali
tetapi bayi telah
mati
dikhianati
napasnya sendiri.
(5)
Air mata
mengalir dari langit
serupa kabar
duka
mampir dari
pipi ke pipi manusia
yang mungkin
salah satunya adalah ibu dan ayah
dari anak yang
ditolak kelahirannya.
Burung melempar
tangis dari gerimis-gerimis
menanjak menuju
langit
dengan toa
dalam dada, bercerita dari sayap ke sayap
terbang ke arah
Tuhan.
Tentang Penulis
Jihan Suweleh,
lahir di Gorontalo, 14 Desember 1994.
Posting Komentar untuk "Keranjang Sampah"