Literasi, bukanlah
suatu istilah baru. Hanya saja bagi sebagian orang, kata tersebut belum
diketahui maknanya. Secara umum literasi adalah kemampuan individu di dalam
mengolah serta memahami informasi pada saat menulis ataupun membaca.
Di dalam kamus online Merriam – Webster, dijelaskan
bahwa literasi adalah kemampuan atau kualitas melek aksara di mana di dalamnya
terdapat kemampuan membaca, menulis dan juga mengenali serta memahami ide-ide
secara visual. Literasi tidak bisa dilepaskan dari bahasa. Kemampuan baca dan
tulis adalah pintu pengembangan makna literasi selanjutnya. Kemampuan literasi
ini bisa menjadi kunci manusia untuk berproses menjadi manusia yang lebih
berpengetahuan dan berperadapan.
Salah satu cara yang bisa
ditempuh untuk meningkatkan kemampuan literasi ini adalah dengan banyak membaca
buku. Hanya saja yang sangat disayangkan adalah membaca tampaknya bukanlah
budaya masyarakat Indonesia, mengingat masih banyak daerah di Indonesia yang
minat bacanya rendah dan alhasil kemampuan literasinya juga rendah.
Data dari UNESCO,
Indonesia menempati peringkat 60 dari 61 negara. Artinya tingkat literasi
Indonesia rendah. Minat baca di Indonesia sangatlah rendah, bahkan sangat jauh
tertinggal dari Singapura dan Malaysia. Tampaknya Indonesia juga tidak bisa
dibandingkan masyarakat Eropa dan Amerika yang anak-anaknya dalam waktu satu
tahun saja sudah membaca 25-27 buku. Sedangkan di Indonesia jumlahnya hanya
0.01 persen per tahunnya. Oleh karena itu tidak mengherankan pemerintah
menggiatkan gerakan literasi sekolah yang lebih diarahkan pada anak sekolah.
Pemerintah memang sengaja mengadakan budaya gerakan literasi dengan harapan
bisa menumbuhkan minat baca siswa. (Sumber: gurudigital.id)
Turut membudayakan
literasi, Sekolah Karakter yang didirikan oleh Indonesia Heritage Foundation
(IHF), Cimanggis, Kota Depok, Jawa Barat, menambahkan program pembelajaran
cerita literasi yang dimulai dari tingkat PAUD. Bahkan untuk mendukung program
itu diterbitkan pula buku cerita literasi sebagai sarana dan media yang
dibutuhkan untuk menumbuhkan minat baca sejak dini. Harapannya, dari program
itu, kegiatan membacakan cerita oleh guru yang dilakukan secara kontinyu
sebelum pulang sekolah bisa menanamkan gemar baca buku.
Sosialisasi program
tersebut menjadi agenda dalam pelaksanaan observasi & workshop yang
diselenggarakan oleh Sekolah Karakter IHF pada tanggal 15 Maret 2018. Acara
tersebut mengangkat tema literasi untuk menumbuhkan karakter. Kuota jumlah pesertanya pun memang dibatasi
tidak lebih dari 25 orang. Para peserta yang mengikuti acara tersebut adalah owner dan guru PAUD yang tergabung dalam
Ikatan Guru Istimewa (IGIS) Kota Bekasi
dan Kota Tangerang, yang juga sudah bergabung dalam salah satu program IHF
yaitu, Semai Benih Bangsa (SBB)
Acara yang
berlangsung dari pagi hingga sore terbagi dua sesi. Sesi pertama, mulai dari
pagi hingga siang adalah observasi pembelajaran langsung ke semua kelas, mulai
dari Kelompok Bermain, Kelompok A dan Kelompok B. Pada saat kegiatan observasi,
Standar Operasional Prosedur (SOP) yang diberlakukan adalah tidak boleh
mengganggu dan bertanya langsung ke guru yang sedang mengajar. Pertanyaan boleh
diajukan saat kegiatan observasi sudah selesai, dan ditanyakan langsung kepada
guru bidang kurikulum.
Sesi kedua yang
berlangsung dari siang hingga sore adalah workshop yang mengangkat tema
Literasi Untuk Menumbuhkan Karakter. Workshop yang berlangsung selama dua
setengah jam disampaikan penuh semangat dan menghibur oleh Edianna Putri Mayang
Sari, M. Si, selaku Wakil Direktur Litbang Sekolah Karakter, yang telah
menerapkan program pembelajaran cerita literasi.
Sebelumnya, Edianna
menerangkan bahwa dalam mengajarkan pembelajaran untuk anak usia dini harus dimulai dengan
sesuatu yang bermakna dan dekat dengan lingkungan sekitar anak. Begitu pula
dalam mengajarkan mengenal huruf untuk persiapan belajar membaca, hendaknya
disampaikan dengan cara yang patut, menyenangkan, bermakna dan sesuai aspek
perkembangan anak. Salah satu caranya bisa dengan memberi simbol atau label
nama pada setiap benda yang ada di dalam kelas. Cara lainnya dengan bermain
tebak huruf atau kata dan permainan gerak lagu yang melibatkan seluruh aspek
perkembangan bahasa, kognitif, bahasa, fisik motorik serta moral anak.
Edianna menambahkan
yang tak kalah penting adalah kegiatan cerita literasi, yaitu kegiatan
membacakan buku cerita bergambar ilustrasi menarik setiap hari jelang pulang
sekolah. Kebiasaan membacakan cerita untuk anak diharapkan dapat memancing
minat dan perhatian anak untuk mulai gemar baca buku sejak dini. Apalagi
Sekolah Karakter juga menghimbau seluruh orang tua murid juga membiasakan
kegiatan membacakan cerita pada anak setiap hari. Bahkan Sekolah Karakter juga
sangat mendukung Gerakan Nasional Orang Tua Membacakan Buku atau disingkat
(GERNAS BAKU).
Seperti halnya pola
kebiasaan yang sudah mengakar di Finlandia, seluruh penduduknya gemar baca dari
mulai anak-anak hingga lansia. Maka tak heran, Finlandia menduduki peringkat
pertama tingkat literasi dunia. Di Finlandia, setiap orang tua selalu
menyediakan waktu khusus untuk membacakan cerita anak-anaknya. Begitu pula di
sekolah, anak-anak usia dini selalu mendapat pengalaman langsung menyimak
cerita yang dibacakan oleh guru.
Edianna menjelaskan
program kegiatan cerita literasi untuk menumbuhkan karakter yang selama ini sudah
dilaksanakan, selaras dengan pembelajaran pilar karakter yang juga diajarkan di
Sekolah Karakter maupun sekolah lainnya yang bermitra dengan IHF. Menanamkan
karakter baik yang dikaitkan dengan akhlakul karimah atau budi pekerti
sesungguhnya hal yang paling penting dalam kehidupan perkembangan anak di masa
kini dan masa depannya. Dengan demikian kegiatan membacakan cerita literasi
untuk menumbuhkan karakter baik dapat secara langsung diserap anak melalui
cerita yang mendidik, menarik dan menghibur.
Maka, siapapun yang
tergerak hatinya ingin mengambil bagian dari gerakan literasi GERNAS BAKU, tak
ada salahnya mulai mencoba menerapkan kegiatan membacakan cerita pada anak.
Dengan harapan agar kelak generasi emas anak Indonesia gemar baca buku. Dan ke
depannya tingkat literasi masyarakat Indonesia mengalami peningkatan yang signifikan.
[DPS]
Posting Komentar untuk "LITERASI UNTUK MENUMBUHKAN KARAKTER"