Pada malam, aku berujar tentang kerinduan, kesepian, luka,dan terkadang air mata.
Bersama suluk-suluk kepedihan yang tersaji di pembaringanmemar, aku menuai apa yang disebut penyesalan.
Salah pada rasa yang sengaja kupendam, biarkan tertimbun seiring kerutan waktu di dinding usia.
Tak jadi apa pun dengan bisu yang senantiasa mengurung.
Hanya mengantar mimpi di ujung buaian pesakitan.
Melepas kesejatian yang tampaknya akan segera sirna dari ruang bernama hati.
Bersama bias-bias ketidakpercayaan, sebisa mungkin kupenggal hampa.
Lantas, melemparkan bangkainya ke pelosok jurang dunia terdalam.
Duhai ....
Pelipur lara yang telah berangkat ke singgasana tak bernama.
Padamu, kutitipkan seutas kegagalan yakin, yang hingga kapan pun tak 'kan lagi terjalin.
##
Jakarta, 15 Maret 2018
Di bawah langit beraroma rindu.
Posting Komentar untuk "Puisi: Catatan Gadis Maret"