Ranny
telah memiliki ketertarikan pada dunia literasi sejak ia kecil. Saat SD ia
menjadikan dunia literasi sebagai hobi yang diawali dengan seringnya sang ayah
memberikannya buku-buku untuk ia baca. membaca menjadikannya ingin menulis. Walaupun telah menulis dari SD, Ranny
baru berani menunjukkan kemampuannya saat SMP. Kala itu ia duduk di bangku
kelas 3 SMP, dan ia memberanikan diri untuk mengikuti sebuah ajang lomba puisi yang diadakan oleh SMAN 1 Ciamis.
Puisi yang ia tulis berjudul Jika Aku Jatuh Cinta. Pertama kalinya, namun ia berhasil
menyabet juara pertama dalam lomba puisi yang ia ikuti. Sungguh mengagumkan!
Ranny
adalah sosok ibu yang amat mencintai dunia literasi. Walaupun pernah
berhenti menulis, kecintaannya membuat ia kembali menekuni dunia tersebut.
Walau kini hanya sebatas menulis artikel, namun Ranny adalah penulis lepas di Amal Mulia. Di sana, ia menulis dua artikel per hari. “Yang sekiranya bisa aja,
yang penting produktif dan tetap nulis setiap hari,” ujarnya.
Konsistensi
ini merupakan hal yang sulit pada awalnya. Semenjak kelahiran anak
pertama ia mulai kerepotan karena harus mengimbangi antara waktu menulis dengan jam tidur anak. Sang bayi
yang kala itu berusia sekitar satu tahun, memiliki kebiasaan tidur tengah
malam. Sehingga Ranny harus memulai aktivitas menulisnya paling awal pada pukul
dua belas malam.
Kesulitan
makin terasa ketika ia menulis untuk Diary Cinta Zahra. Ranny mengaku ia
baru bisa menulis pada pukul dua belas malam, kemudian istirahat pada pukul dua
atau tiga dini hari. Waktu istirahatnya cukup singkat karena ia harus bangun
pada pukul lima pagi. “Mata panda pokoknya,” kenangnya mengingat kejadian
tersebut. Kurang tidur ia alami selama sebulan, hingga suami merasa tidak tega
dan memintanya untuk berhenti menulis.
Salah satu karya Ranny, kumpulan cerpen bertajuk Diary Cinta Zahra |
Kini,
setelah anak pertamanya lebih besar dan tidak lagi memiliki kebiasaan tidur tengah
malam, Ranny pun memulai kembali kegiatan yang begitu ia cintai, menulis.
Ranny, Broadcasting, dan Jurnalistik
Ketika
SMA Ranny pernah menekuni dunia broadcasting. Ia menjadi penyiar di
radio Style Tasikmalaya dengan mengusung nama udara Ara. Kurang lebih setahun
ia berada di sana, dimulai pada akhir kelas 2 SMA hingga awal kuliah. Sebelum bergabung,
Ranny pernah mengikuti pelatihan broadcaster. Ia ditempatkan di Radio Style
pada saat ujian. Melihat performanya, setelah ujian ia ditawarkan untuk
bergabung di Radio Style. Sayangnya, jadwal siaran yang bertepatan dengan jadwal ibadah, pukul
18.00 wib, membuatnya menjalankan ibadah dengan tergesa-gesa karena hanya bisa
dilakukan di saat iklan diputar. Dengan ibadah sebagai salah satu kendalanya, akhirnya ia
hengkang dari Radio Style, dan mencoba menjejal kemampuannya di dunia
jurnalistik.
Ranny dalam satu kegiatan yang diadakan oleh Radio Style |
Pengalaman
di dunia jurnalistik ia dapatkan dengan menjadi jurnalis di Radar Tasikmalaya, yang merupakan bagian dari Jawa Post Group. Ia mengajukan lamaran pekerjaan ketika ada
lowongan yang ia ketahui dari seorang teman sesama anggota pers di
kampusnya. Beruntung, Ranny diterima dan mendapatkan program dengan segmen pasar remaja. Ranny pun menulis cerpen,
cerbung, liputan kuliner, juga wisata, yang menurutnya jauh lebih mengasyikkan
dari kegiatan yang sebelumnya ia tekuni. Namun, kembali Ranny harus
menghentikan langkahnya. Kali ini karena ia mengikuti sang suami untuk pindah
ke Bogor.
Cinta di Ujung Mudzzdalifah yang dimuat di Radar Tasikmalaya |
Ranny dan Fashion Designer
Sosok
wanita multi-talented ini ternyata tidak hanya mahir di bidang broadcasting dan
jurnalistik, namun ia juga memiliki bakat dalam mendesain pakaian. Wanita kelahiran
Tasikmalaya, 22 Desember 1988 ini pernah memiliki impian untuk mempelajari
fashion design secara formal. Ketika diwawancara ia mengatakan, “Pernah pengen
kuliah desain fashion, tapi gak kesampean. Akhirnya Cuma otodidak aja.”
Gambar contoh desain baju yang dibuat oleh Ranny |
Walaupun
mengaku belajar desain secara otodidak, kemampuan Ranny cukup diakui oleh
orang-orang di sekitarnya. Sudah banyak rancangan yang ia buat walau hanya
sebatas untuk keluarga dan teman dekat. Dia bahkan mendesain pakaian
pengantinnya sendiri!
Pakaian Pengantin rancangan Ranny |
Pakaian pengantin yang juga rancangan Ranny |
Tidak
hanya itu, Ranny juga membuka kursus desain untuk anak-anak. Padahal, sebenarnya,
Ranny sama sekali tidak memiliki niat untuk membuka kursus. Namun, atas
permintaan ibu-ibu di kompleks perumahannya, akhirnya kursus pun dijalankan. “Awalnya
Cuma iseng-iseng doang. Aku gambar, terus share ke grup komplek. Ehhh, banyak
yang suka, terus mereka pada minta anak-anaknya diajarin. Pada minta aku buka
les fashion design,” akunya.
Dari
Ranny kita bisa belajar, bahwa apapun bisa kita kerjakan dan kita bisa ahli di
dalamnya jika kita benar-benar berusaha. Terus berkarya, Ranny!
Profil
Ranny
Nama lengkap : Ranny Fitriani Kusumawati
Nama pena : Ran Maoury (sudah tidak digunakan
lagi)
TTL : Tasikmalaya, 22 Desember
1988
Domisili : Bogor
Pekerjaan : IRT dan freelance writer
Riwayat Pendidikan
SDN 1
Sindangkasih
MTs Persis 80
Sindangkasih
MA Persis 80
Sindangkasih
Universitas
Ibnu Kholdun Bogor
Karya terbit
· Kumpulan cerpen Diary Cinta Zahra (Kaifa
Publisher)
·
Antologi Contact Love (Kaifa
Publisher)
·
Beberapa cerpen dan cerbung yang
dimuat di Radar Tasikmalaya, yaitu:
- Serial
Cowok Bunglon
- Padamu Kutitip Cinta
- The
Miracle
- Jadian
yuk
- Surat
Cinta untuk Soulmate
- Say
You Love Me
- Putri
sang Pemimpi
- Edelweiss
- Cina di Ujung Mudzalifah
Media Sosial
Wattpad @RannyFitrianiKusumawati
Instagram:
@afreenafila
Blog:
rannyweb.wordpress.com
Posting Komentar untuk "Ranny Fitriani, Penulis dan Fashion Designer"