SINOPSIS FTV
BEAUTY IN THE BUS
Cerita & Skenario
Endik Koeswoyo
Dede Soepriatna
Pagi ini, Rivan (23
tahun) dilanda gelisah sebab jarum jam di tangannya sudah menunjukan pukul
setengah 8. Ia sudah terlambat masuk kuliah, untuk kesekian kalinya. Dan saat
ia sedang merapikan rambut melalui rear-vision
mirror, mobilnya
macet. Lupa isi bensin.
Karena
jalanan sempit, mobil Rivan tentu saja menghalangi jalan. Dan salah satu yang
terhalang adalah metromini yang tepat di belakang mobil Rivan. Lara (22 tahun) si cewek tomboy yang terpaksa menjadi kernet karena tidak
bisa melanjutkan sekolahnya itu geram. Dengan amarah yang sudah di puncak, ia
menghampiri sedan hitam mewah itu dan meminta sang pemilik mobil untuk keluar.
Rivan yang memiliki sifat sombong dan tengil membuka pintu dan berbalik memarahi Lara.
Adu mulut pun pecah. Untunglah ada Didi
(23 tahun), yang merupakan sopir metromini serta teman dekat Lara itu
mampu melerai. Rivan dan Lara pun pergi mengabaikan masalah itu.
Setelah pulang kuliah, Rivan yang berniat menyalip
sebuah mobil angkutan umum tiba-tiba kehilangan kendali. Ia hampir saja menyenggol metromini dan membuat angkutan itu oleng. Lara segera menghampiri mobil
Rivan. Dan ia amat murka saat kembali melihat wajah lelaki di dalam mobil itu.
Rivan pun tidak mengacuhkannya, ia menutup kaca mobil, lalu menancap gas dengan
cepat. Lara bersungut-sungut.
Di sore harinya, saat Lara dan Didi sedang menghitung uang
pendapatan, mereka terkaget-kaget sebab mendengar suara benturan keras dari belakang
metromini. Mereka pun segera memeriksanya, dan tampak bagian belakang metromini
itu sedikit penyok tersebab ditabrak mobil sedan hitam. Sambil tolak pinggang,
Lara menggedor-gedor kaca mobil itu. Dan tak dinyana, pengendara mobil itu tak
lain adalah Rivan. Lara kian menjadi-jadi. Ia pun meminta ganti rugi sebanyak seratus
juta, karena Rivan sudah menganggu
dan bahkan metromininya sebanyak tiga kali. Rivan pun berniat untuk
kabur, namun Lara segera menuntunnya ke suatu tempat. Didi yang sejak lama
menyukai Lara pun tampak sedikit jealous.
Lara mengajak Rivan duduk di tukang bakso pinggir jalan. Lara masih
bersikukuh meminta ganti rugi seratus juta, namun Rivan tetap tak terima.
Akhirnya Lara pun hanya meminta tiga permintaan kepadanya, dan itu haruslah
dikabulkan, karena jika tidak Lara akan melaporkannya ke polisi. Rivan pun
dengan terpaksa berkata setuju. Dan permintaan pertama itu, Lara segera memesan
baso dan meminta Rivan untuk membayarnya. Rivan yang lupa membawa dompet
akhirnya menyerahkan jam tangan miliknya, demi membayar lima mangkok baso yang
dimakan oleh Lara.
Keesokan harinya, Rivan yang hendak berangkat ke kampus terpaksa
menyetopkan metromini karena mobilnya mogok. Dan ternyata itu adalah metromini
milik Lara. Rivan jengkel karena harus kembali bertemu dengan cewek itu, namun
tidak ada pilihan lain baginya. Saat melewati Lara di pintu masuk metromini, Lara
berbisik bahwa ia masih punya dua permintaan yag harus Rivan penuhi. Rivan pun
semakin jengkel.
Di dalam metromini, para penumpang cewek terpana oleh ketampanan
Rivan. Mereka saling berbisik dan memuji-mujinya. Lara yang mendengar obrolan cewek-cewek
itu akhirnya menemukan sebuah ide yang amat cemerlang agar metromininya bisa
selalu dipenuhi penumpang.
Lara mengatakan permintaan keduanya kepada Rivan, yakni
memintanya agar menjadi kernet metromini. Rivan menolak keras. Didi yang
mendengar hal itu pun kaget karena ia tidak mau Lara semakin dekat dengan lelaki
itu. Lara pun mengingatkan Rivan pasal perjajian mereka tempo hari, alhasil Rivan
pun hanya bisa pasrah. Keesokan harinya, Rivan resmi menjadi kernet metromini
itu, menemani Lara. Metromini itu pun akhirnya selalu penuh, terutama oleh kaum
wanita. Lara dan Rivan pun semakin dekat, dan muncullah benih-benih rasa di
antara mereka.
Dari kejauhan, Sinta
(22 tahun) tak percaya bahwa Rivan yang merupakan calon tunangannya menjadi kernet
metromini. Ia pun mengabadikan peristiwa itu melalui foto. Dan di malam
harinya, Rivan yang baru saja pulang langsung dicegat oleh ibunya dan Sinta.
Mereka minta penjelasan pasal foto dirinya bersama seorang kernet metromini
(Lara). Rivan pun berdalih sebisa mungkin. Dan secara mengejutkan, ibunya
bilang akan mempercepat acara tunangannya dengan Sinta. Rivan yang memang tidak
pernah mencintai Sinta pun merasa kesal dan segera masuk ke kamar.
Keesokan harinya, Lara dongkol karena Rivan belum juga datang.
Padahal hari sudah siang dan mereka harus segera mencari setoran. Didi
memanas-manasi Lara karena ia memang tidak suka dengan kehadira Rivan. Tapi tak
lama kemudian Rivan pun datang. Lara segera memarahinya. Dan setelah itu, mereka
segera masuk ke dalam metromini dan berangkat mencari penumpang.
Rupanya, Sinta memata-matai Rivan dan Lara. Ia pun memikirkan
cara jahat untuk memisahkan Rivan dan Lara. Akhirnya ia bersekongkol dengan Didi.
Mereka pun membuat sebauh rencana dan merancangnya sedemikian rupa. Didi
meminta Rivan untuk mengecek bagian kolong metromini, dan saat Rivan
mengeceknya, diam-diam Sinta memotonya dari kejauhan.
Saat metromini itu sedang membawa banyak penumpang, Didi
kehilangan kendali dan berteriak bahwa remnya blong. Seluruh penumpang pun panik
dan ketakutan, begitu juga dengan Lara dan Rivan. Akhirnya Didi menabrakkan
metromini itu ke sebuah pohon di tepi jalan. Seluruh penumpang pun keluar dengan
tertatih-tatih dan menghujat Lara. Kemudian Didi membeberkan fakta yang mengejutkan,
ia menukas Rivan sebagai dalang dari kejadian itu, sambil menunjukan foto Rivan
yang sedang berada di kolong metromini. Lara sangat terpukul. Matanya mulai
berair, dan ia mengatakan permintaan terakhirnya kepada Rivan, yakni agar Rivan
tidak lagi hadir dalam hidupnya.
Hari-hari berikutnya, baik Lara maupun Rivan mulai merindukan
satu sama lain. Lara menangis jika mengingat kebersamaannya dengan Rivan.
Begitupun sebaiknya, Rivan merindukan sikap konyol Lara.
Suatu ketika, saat Lara membawa metromininya ke bengkel, sang
montir berkata bahwa rem metromini itu baik-baik saja. Lara pun segera menghampiri
Didi dan meminta penjelasan. Didi pun pasrah, ia bercerita semuanya. Lara benar-benar
marah. Didi meminta maaf atas semuanya, dan mengatakan bahwa apa yang ia lakukan
adalah karena ia mencintainya. Tetapi Lara tidak peduli.
Keesokan harinya, Didi tergesa-gesa menghampiri Lara. Ia pun
mengajak Lara ke suatu tempat menggunakan metromini. Di depan sebuah rumah
mewah, Didi menghentikan laju metromini itu dan mengajak Lara untuk masuk ke
rumah itu. Rivan dan Santi yang hendak bertukaran cincin dikagetkan dengan
kehadiran Lara. Lara meminta maaf kepada Rivan di depan semua tamu dalam acara
pertunangan itu. Namun, tiba-tiba ibunda Rivan menyanggah omongan Lara dan
memintanya untuk pergi. Lara menangis, tanpa berkata apa-apa lagi ia pun pergi,
lalu Didi mengejarnya.
Lara menangis di dalam metromini. Didi membesarkan hati Lara
sambil tetap menyetir. Tiba-tiba mereka menabrak sebuah mobil. Lara pun menghampiri
mobil itu dan memohon di depan pintu supir. Dan ternyata yang keluar adalah Rivan
beserta ibunya. Lara terkaget-kaget. Ibu Rivan segera membuka suara dengan
meminta maaf kepadanya. Kemudian gantian Rivan yang membuka suara, ia bilang
kalau Lara harus mengganti rugi mobilnya seratus juta, Lara pun kaget. Tapi
kemudian Rivan menggantinya dengan satu permintaan yang harus Lara kabulkan.
Dan permintaan itu adalah: Lara harus mau menjadi kekasihnya. Lara pun segera
memeluk Rivan. Ibunda Rivan dan Didi pun tersenyum penuh makna.
-
SEKIAN
-
Posting Komentar untuk "SINOPSIS FTV BEAUTY IN THE BUS"