cermin(cerita mini)
Masih jelas kuingat kejadian dua minggu yang lalu. Sebuah kejadian tidak menyenangkan pertama yang aku alami dan semoga menjadi yang terakhir namun nyatanya tidak. Kejadian itu terus berulang dengan kisah yang berbeda, sebuah pengalaman mistis yang pasti semua orang berharap tak akan pernah mengalaminya. Simaklah, ini kisahku dengan mereka, makhluk tak kasat mata.
Bermula dari kebiasaan ku yang gemar menonton tv hingga larut malam yang berujung ketakutan. Malam itu sudah berulang kali diingatkan oleh ibuku untuk segera masuk kamar dan tidur namun tidak aku hiraukan karena memang aku belum mengantuk.
"Bentar lagi kakak masuk kamar kok buk, ini film nya belum kelar," ucap ku dengan pandangan yang masih fokus ke televisi. Setelah itu ibuku pun pergi kekamar nya untuk tidur.
Kurang lebih pukul setengah dua belas malam saat aku merasakan kantukku menyerang namun masih enggan untuk beranjak dari sofa hingga aku memutuskan untuk rebahan saja disana. Setelah sebelumnya aku mengambil bantal, guling serta selimutku di kamar akupun terlelap disofa dengan tv yang masih menyala. Entah hanya sebuah mimpi atau memang nyata, samar samar kulihat ibuku yang duduk di salah satu sofa dengan rambutnya yang tergerai. Aku tidak bertanya apa apa dan melanjutkan kembali tidurku karena memang mata yang sudah terasa sangat sepet.
Namun, sedetik setelah memejamkan mata aku merasakan sebuah tarikan di tangan kananku yang menjuntai hampir menyentuh lantai. Kembali membuka mata dan yang kulihat adalah sosok bertubuh kerempek bahkan bisa dikatakan hanya terlihat tulang dan kulit yang sangat pucat dengan muka abstrak sedang menarik tanganku dengan sangat kuat, disitu aku berusaha meronta dan menarik tanganku agar terlepas namun tak bisa. Aku berteriak namun tak keluar suara, sedangkan sosok itu masih terus saja berusaha menarik tanganku. Jantungku berpacu seirama dengan ketakutan ku melihat wajah abstrak yang tampak mengerikan. Sambil terus berharap bahwa semua ini hanyalah mimpi, namun semua nya terasa nyata. Aneh nya adalah hanya tangan dan suara yang tak bisa berfungsi seolah mati sedangkan kaki terus saja menendang ujung sofa dengan membabi buta sampai guling dan selimut yang aku kenakan sudah luruh ke lantai. Dalam hati sambil berharap terus ku ucapkan bacaan Al-fatihah dan ayat kursi sebanyak butiran keringat dingin yang membanjiri tubuhku. Namun sosok itu masih ada disana, menarik tanganku.
Hingga sosok itu terlihat seperti menyeringai kearahku sesaat sebelum akhirnya lenyap secara cepat. Sosok abstrak itu berjalan dengan caranya merangkak dilantai dengan cepat dan menghilang masuk kearah gudang yang berada tepat bersebelahan disamping dapur.
Dan entah dari mana, tubuhku bisa langsung duduk dengan tegak. Tak pikir panjang aku langsung berlari kekamar dan mengunci pintu dengan cepat. Keesokan pagi nya aku ceritakan semua pada ibuku dan respon beliau malah semakin membuat bulu kudukku merinding.
"Makhluk seperti itu memang ada dan hidup berdampingan dengan kita kak, anggap saja kejadian semalam sebagai pelajaran. toh sosok tak kasat mata itu berbuat baik dengan caranya menarik tangan kakak, mungkin mau ngajakin tidur bareng,"
Satu fakta yang baru aku sadari saat mengetik cerita ini bahwa sewaktu kejadian malam itu ibuku selalu mengenakan jilbab nya bahkan saat tidur pun. Lantas siapa sosok yang aku kira adalah "IBU" malam itu?
The end...
by: DM
Masih jelas kuingat kejadian dua minggu yang lalu. Sebuah kejadian tidak menyenangkan pertama yang aku alami dan semoga menjadi yang terakhir namun nyatanya tidak. Kejadian itu terus berulang dengan kisah yang berbeda, sebuah pengalaman mistis yang pasti semua orang berharap tak akan pernah mengalaminya. Simaklah, ini kisahku dengan mereka, makhluk tak kasat mata.
Bermula dari kebiasaan ku yang gemar menonton tv hingga larut malam yang berujung ketakutan. Malam itu sudah berulang kali diingatkan oleh ibuku untuk segera masuk kamar dan tidur namun tidak aku hiraukan karena memang aku belum mengantuk.
"Bentar lagi kakak masuk kamar kok buk, ini film nya belum kelar," ucap ku dengan pandangan yang masih fokus ke televisi. Setelah itu ibuku pun pergi kekamar nya untuk tidur.
Kurang lebih pukul setengah dua belas malam saat aku merasakan kantukku menyerang namun masih enggan untuk beranjak dari sofa hingga aku memutuskan untuk rebahan saja disana. Setelah sebelumnya aku mengambil bantal, guling serta selimutku di kamar akupun terlelap disofa dengan tv yang masih menyala. Entah hanya sebuah mimpi atau memang nyata, samar samar kulihat ibuku yang duduk di salah satu sofa dengan rambutnya yang tergerai. Aku tidak bertanya apa apa dan melanjutkan kembali tidurku karena memang mata yang sudah terasa sangat sepet.
Namun, sedetik setelah memejamkan mata aku merasakan sebuah tarikan di tangan kananku yang menjuntai hampir menyentuh lantai. Kembali membuka mata dan yang kulihat adalah sosok bertubuh kerempek bahkan bisa dikatakan hanya terlihat tulang dan kulit yang sangat pucat dengan muka abstrak sedang menarik tanganku dengan sangat kuat, disitu aku berusaha meronta dan menarik tanganku agar terlepas namun tak bisa. Aku berteriak namun tak keluar suara, sedangkan sosok itu masih terus saja berusaha menarik tanganku. Jantungku berpacu seirama dengan ketakutan ku melihat wajah abstrak yang tampak mengerikan. Sambil terus berharap bahwa semua ini hanyalah mimpi, namun semua nya terasa nyata. Aneh nya adalah hanya tangan dan suara yang tak bisa berfungsi seolah mati sedangkan kaki terus saja menendang ujung sofa dengan membabi buta sampai guling dan selimut yang aku kenakan sudah luruh ke lantai. Dalam hati sambil berharap terus ku ucapkan bacaan Al-fatihah dan ayat kursi sebanyak butiran keringat dingin yang membanjiri tubuhku. Namun sosok itu masih ada disana, menarik tanganku.
Hingga sosok itu terlihat seperti menyeringai kearahku sesaat sebelum akhirnya lenyap secara cepat. Sosok abstrak itu berjalan dengan caranya merangkak dilantai dengan cepat dan menghilang masuk kearah gudang yang berada tepat bersebelahan disamping dapur.
Dan entah dari mana, tubuhku bisa langsung duduk dengan tegak. Tak pikir panjang aku langsung berlari kekamar dan mengunci pintu dengan cepat. Keesokan pagi nya aku ceritakan semua pada ibuku dan respon beliau malah semakin membuat bulu kudukku merinding.
"Makhluk seperti itu memang ada dan hidup berdampingan dengan kita kak, anggap saja kejadian semalam sebagai pelajaran. toh sosok tak kasat mata itu berbuat baik dengan caranya menarik tangan kakak, mungkin mau ngajakin tidur bareng,"
Satu fakta yang baru aku sadari saat mengetik cerita ini bahwa sewaktu kejadian malam itu ibuku selalu mengenakan jilbab nya bahkan saat tidur pun. Lantas siapa sosok yang aku kira adalah "IBU" malam itu?
The end...
Posting Komentar untuk "Cermin horor JPI "