Mendengar namanya, rasanya ingin segera kenal dan tahu lebih banyak tentangnya. Dewy Rose, nama ini dipilih sebagai nama pena, saking senangya ia pada bunga mawar. Bunga yang menjadi primadona bagi banyak wanita. "Karena Rose itu nama bunga, aku ingin seperti bunga Mawar, indah, tegar," ungkapnyaya melalui pesan singkat masa kini, whatsapp.
Perjalanannya menulis berawal dari kebiasaannya curhat di media sosial facebook. Tapi, jauh sebelum itu, pemilik nama lengkap Tri Anggraeni Dewi ini sudah memulai kiprahnya di dunia tulis-menulis sejak ia masih duduk di Sekolah Dasar. Tulisan pertamanya kala itu adalah curhatan dengan bahasa kiasan yang dituangkan dalam bentuk puisi. Hobi menulisnya Dewy lanjutkan ketika beranjak remaja, tepatnya saat ia SMP. Beberapa carik kertas sering menghiasi majalah dinding (mading) di sekolah. Ada puisi, ada pula cerpen yang kisahnya seputar percintaan anak-anak remaja. Meski diakui saat itu tulisannya masih berantakan, tapi Dewy terus menulis dengan penuh rasa percaya diri. Apalagi kalau sudah di tempel di mading, namanya akan semakin di kenal teman-teman satu sekolah yang lalu-lalang di depan mading. Saat seragamnya berubah dari putih biru menjadi putih abu-abu, hobi Dewy tak lantas sirna bergitu saja. Saat SMA, Dewi mulai menulis cerita-cerita pendek berdasarkan permintaan teman-temannya. Beberapa teman seangkatan Dewy meminta agar salah satu cerpen yang Dewy buat mengangkat kisah tentang pengalaman teman-temannya di masa SMA. Nama Dewy cukup dikenal di sekolah sebagai penulis. Tapi, jauh sebelum nama Dewy Rose berkibar, ia hanya memakai nama panggilannya saja, Dewi.
Perkembangan teknologi di dunia kepenulisan yang begitu pesat menggiring Dewy untuk memindahkan tulisan-tulisannya ke berbagai media berbasis internet. Dewy yang mengaku gaptek dan tidak paham menulis di komputer ini awalnya sempat bingung begitu berhadapan dengan komputer apalagi internet. Beruntung ada putra sulungnya, Ibrahim Habibullah yang mengenalkannya dengan komputer, hingga Dewy akrab dengan media sosial, seperti facebook. Ibrahim banyak membantu Dewy mempublikasikan karya-karyanya lewat web portal, blog, dan berbagai aplikasi menulis.
Selain aktif menulis di blog pribadinya, kini Dewy juga aktif menulis di grup-grup facebook yang diikutinya. Penyuka warna merah dan hitam ini juga tercacat sebagai kontributor di dua portal web, yaitu www.jaringanpenulis.com dan UC Browser.
Banyak karya-karya yang sudah Dewy tuliskan untuk dibaca pembaca setianya. Dewy mengatakan, beberapa karyanya dituangkan dalam bentuk antologi hasil kolabrasi dengan teman-teman penulisnya. Meski Dewy harus meninggalkan profesinya sebagai guru akibat anak keduanya menderita meningitis, namun semangat Dewy menulis tak pernah berhenti. Sejak memutuskan untuk di rumah merawat anak-anaknya, sejak itu pula Dewy semakin produktif menulis. Inspirasi yang berjejal di kepalanya sukes ia tuangkan dalam bentuk aksara. Cinta Layu di Temaram Senja, 5 Cerita Senandung Kehidupan, dan 1 dari 1001 Perjalanan Kehidupan, menjadi bukti hasil karyanya yang telah beredar dan dibaca banyak orang. Menulis dan berada di rumah ternyata memberinya banyak manfaat, karena kedekatannya pada anak-anak semakin erat. Meski tak lagi menjadi tenaga pengajar, namun dengan menulis ia bisa menjadi inspirator bagi orang-orang di sekelilingya.
Tak hanya berupa buku, karya Dewy juga bisa dinikmati melalui radio RRI PRO 4FM Pontianak. Setiap Rabu pukul 22:00-23:00WITA, para pendengar setia akan dihibur dengan puisi-puisi karangan Dewy Rose yang khas dan sarat makna. Jalinan pertemanan di media sosial mampu mendekatkan yang jauh, seperti halnya puisi-puisi Dewy Rose yang meski di tulis di Bekasi, tapi bisa dibacakan oleh penyiar radio di Pontianak. Puisi buatan Dewy bisa sampai ke telinga pendengar Pontianak karena ia kenal dengan teman di facebook yang sama-sama suka menulis puisi. Dewy kemudian diajak bergabung dalam grup Jalinan Sastra.
Ada satu prinsip yang selalu ditanamkan Dewy sejak kecil yang membawanya pada kesuksesan sebagai penulis. "Orang lain saja bisa, mengapa aku
tidak. Yakin bahwa jika mau belajar, semua bisa dilakukan. Dan
Allah juga yang menentukan hasilnya untuk masa depan," ucapnya dengan optimis.
Kini Dewy hidup bahagia bersama keluarganya di Kecamatan Cibarusah, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, ditemani tulisan-tulisan yang rasanya tak pernah habis untuk dituangkan. Ibu yang hebat! (RS).
Kini Dewy hidup bahagia bersama keluarganya di Kecamatan Cibarusah, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, ditemani tulisan-tulisan yang rasanya tak pernah habis untuk dituangkan. Ibu yang hebat! (RS).
Profil:
TTL : Jakarta, 28 September
Jenis kelamin : perempuan
Anak: Ibrahim Habibullah dan Khodijah Nur Syifa
Email : trianggraenidewi@gmail.com
Pendidikan:
- TK Bhayangkari, Jakarta Timur
- SDN Dukuh 03 Pagi, Jakarta Timur
- SMPN 24, Jakarta Timur
- SMA Budhi Warman Jakarta Timur
- Univ. Muhammadiyah Prof. Dr. Hamka Jakarta
Karya antologi kolaborasi beberapa penulis:
- Cinta Layu Dibalik Temaram Senja
- 5 Senandung Syair Kehidupan
- 1 Dalam 1001 Perjalanan Kehidupan
- Opera Cinta dalam Sebait Puisi
- Harmoni Bisu
- Seribu Warna Kata Pujangga Indonesia
Media Sosial:
Facebook: Dewy Rose
Blog: www.dewyrose28.blogspot.co.id
Ig: dewyrose_28
YouTube: Dewi Rose
Posting Komentar untuk "Dewy Rose, Menjadi Penulis Bersama Si Buah Hati"