Fotografer: Endik Koeswoyo
Lebaran Idul Fitri
selalu disambut gembira oleh umat muslim di
seluruh dunia. Berbagai tradisi pun hadir, berbaur dengan
budaya setempat. Di
indonesia, kebiasaan yang selalu hadir yaitu tradisi makan ketupat yang dipadu
padankan dengan makanan berkuah, seperti opor ayam, coto makassar, soto
ayam, soto banjar, dan lainnya.
Maka tak heran, menjelang
lebaran, banyak pedagang musiman yang menjual kulit ketupat di pasar-pasar
tradisional. Bahannya yang terbuat dari daun kelapa asli,
membuatnya tak awet disimpan dalam waktu yang lama. Jika dibiarkan, maka warna
kulitnya berubah kecoklatan. Perubahan warna tentu mempengaruhi rasa saat
pengolahan ketupat. Itulah sebabnya, mengapa kulit ketupat baru
ramai dijual dua hari menjelang lebaran.
Bahan yang dibutuhkan
untuk membuat kulit ketupat terbilang sederhana, yaitu cukup dengan satu
helai daun kelapa yang dibelah batangnya. Tapi, membuatnya tak semudah
memakannya. Butuh keahlian khusus untuk menganyamnya hingga berbentuk segi
empat.
Seorang pedagang
kulit ketupat bernama Abdullah berbagi cerita tentang pengalamannya selama 30 tahun
berjualan kulit ketupat di pasar Klender, Jakarta Timur. Dalam dua hari Abdullah dan seorang anggota
keluarganya mampu menyelesaikan 1500 buah kulit ketupat untuk dijual.
“Selama dua hari
ya tergantung tenaganya aja, minimal paling kagak dua hari 1500. Paling dikit
1000. Dalam dua hari 1500 ketupat paling banyak. Paling bedua aja (buat ketupat).”
Keuntungannya pun
tak tangung-tanggung. Abdullah bahkan bisa meraup untung hingga lebih dari 7
kali lipat di saat lebaran. Inilah alasan utama yang membuat Abdullah rela
meninggalkan pekerjaan utamanya sebagai tukang ojek. “Lumayan. Paling ini kalau
dihitung perbuah modalnya 200-perak (rupiah), dijualnya 1500. Cuma kerjanya
ini, kan dua hari mata melek aja.”
Meski
keuntungan menjual ketupat berlipat-lipat, namun Abdullah harus berusaha mencari
daun kelapa yang berwarna muda. Pemilihan warna daun dipercaya dapat
mempengaruhi rasa pada ketupat yang dimasak.
“Khusus
yang diambil kaya gini aja, yang muda. Kalau yang ijo-ijo (daun hijau tua) gini
kurang laku. Peminatnya kurang,” jelasnya sambil menunjuk ke arah daun-daun kelapa.
Ada
beberapa langkah yang harus dilalui untuk membuat ketupat. Pertama, beras
harus direndam terlebih dulu. Selanjutnya, beras dimasukkan ke dalam kulit ketupat.
Pastikan, beras yang dimasukkan hanya ¾ dari ukuran ketupat. Jika, matang
ketupat akan membesar karena sifat padi yang mengembang jika dimasak.
Untuk menghasilkan
kematangan sempurna, ketupat berisi beras direbus selama 4 hingga 5 jam. Jika
sudah matang dan beras tampak padat, kulit ketupat akan berubah menjadi
cokelat.
Itulah tradisi
ketupat yang hanya ada di indonesia saat lebaran Idul Fitri tiba. Selamat
menikmati ketupat, ya! (DF)
Posting Komentar untuk "30 Tahun Jualan Kulit Ketupat, Untungnya 7 Kali Lipat "