Menulis merupakan hak
setiap manusia. Tak memandang usia, jenis kelamin, suku bangsa, dan sebaginya.
Siapa saja bisa menjadi penulis, kapanpun ia ingin memulai. Seperti halnya
gadis asal sumatera Barat yang bersedia saya wawancarai ini.
Ve, begitulah sapaan akrabnya. Gadis yang sebentar
lagi berusia 20 tahun ini memulai karir menulisnya pada usia yang cukup belia,
yaitu 14 tahun. Tapi jangan salah, walau memulai karir menulis di usia muda, Ve
tidak kalah dengan mereka yang jauh lebih tua darinya. Terbukti dengan lolosnya
ia sebagai peserta termuda Kampus Fiksi 4 pada tahun 2013 silam. Di saat
peserta lain merupakan orang-orang berpengalaman dan setidaknya telah duduk di
bangku perkuliahan, ia kala itu masih duduk di bangku kelas 3 SMP dengan
pengalaman dan ilmu kepenulisan yang sangat minim. Namun, di situlah hebatnya
Ve, karena mampu berada di tempat yang sama dengan mereka.
Jatuh cinta pada dunia kepenulisan merupakan sebuah ketidak
sengajaan. Bermula dari momen ia mendapatkan buku harian sebagai kado ulang
tahun. Ve yang tidak suka memakai buku harian sebagai media curhat, akhirnya
mengisi diary tersebut dengan
karyanya. Saat ia memperlihatkan tulisannya kepada teman-teman sekelas, ia
mendapat tanggapan positif. Dari sanalah ia akhirnya memberanikan diri untuk
mengirimkan karyanya ke koran. Beberapa kali dimuat di koran, menambah
keberanian Ve untuk terus berkembang. Ia pun kemudian mencari info-info event kepenulisan. Dan akhirnya, pilihan
jatuh pada Kampus Fiksi. “Waktu aku liat, aku tertarik karena kalau lolos bisa
ke Jogja. Akhirnya aku coba bikin cerpen fantasi, masih acak-adut banget dan
dengan pedenya ngirim,” ujarnya.
Keberaniannya membuahkan hasil. Selang beberapa minggu
kemudian ia dihubungi pihak Diva Press yang manyatakan bahwa ia lolos sebagai
peserta Kampus Fiksi dan mendapat kesempatan mengikuti pelatihan di Yogyakarta.
Karena usianya yang masih belia, kala itu ia berangkat ditemani oleh ibunda
tercinta.
Berangkat ke Yogyakarta sebagai peserta Kampus Fiksi
memberikan Ve banyak pengalaman. Bagi ia yang saat itu baru memulai karir
menulis kegiatan tersebut sangat bermanfaat, karena memberikan banyak materi
mengenai dunia kepenulisan serta penerbitan. Salah satu yang berkesan bagi Ve
adalah kesempatannya bertemu dengan CEO Diva Press, Edi Mulyono. Beliau kala
itu hadir sebagai pemateri. Namun yang paling berkesan bagi Ve adalah
kesempatannya untuk berbincang-bincang sebelum acara dimulai.
Ditanya alasan, Ve mengaku tak memiliki alasan khusus kenapa
menulis, namun menulis membantunya berekspresi. “Aku bukan orang yang pembicara
dan suka bilang pendapat di depan umum, tapi dengan tulisan, aku ngerasa bebas
mau ngomong apa,” akunya. Dan Ve membuktikan bahwa ia tidak asal ‘ngomong’
dengan menghasilkan banyak karya. Namun sayangnya, meskipun telah memiliki
banyak karya, Ve tidak mengumpulkan semua karyanya. “Salahku sih sebenernya
yang gak mentingin karya terbit apa engga. Dari dulu tuh pentingin nulis trus
kirim. Gitu doang.” Sehingga saat ini, Ve hanya menyimpan beberapa karyanya yang
telah dibukukan. Salah satunya merupakan karya solo yang terbit pada tahun 2016
digawangi oleh penerbit Reybook dengan judul End Door.
Novel solo Ve, End Door, 2016 |
Selain novel solo, sulung dari dua bersaudara ini juga memiliki
beberapa karya lain yang merupakan antologi juga novel estafet. Novel estafet
ini merupakan karyanya bersama teman-teman sesama admin Fanspage Cerpen ketika ia masih aktif di sana.
Novel estafet Ve, Lovely Dream, 2016 |
Antalogi Ve yang terbit pada tahun 2014, Second Chance |
Antalogi Ve yang terbit pada tahun 2014, Dahsyatnya Doa Ibu |
Ve juga merupakan pembelajar yang haus akan ilmu dan
tantangan. Ia banyak mengikutii lomba juga workshop
di bidang kepenulisan, baik fiksi maupun non-fiksi. Beberapa merupakan kegiatan
yang diselenggarakan oleh institusi setempat, ada juga yang
merupakan event dari penerbit tertentu.
Saat ini Ve sedang terlibat proyek novel bersama
teman-temannya. Ini merupakan novel solo dengan tema yang sama. Proyek ini
mulai berjalan dari akhir tahun silam, tapi karena tidak memiliki tenggat waktu
Ve mengerjakannya dengan santai di antara kesibukannya sebagai mahasiswi
Parwisata di Universitas gadjah Mada, Yogyakarta.
Mari kita beri dukungan terhadap Ve dengan mendoakan agar
proyek solonya berjalan lancar, dan semoga bisa segera terbit. Berikut saya
lampirkan biodata Ve agar kita bisa lebih mengenal sosok gadis berprestasi ini.
Profil
Singkat
Nama lengkap :Rahazlen Avelia
Tempat dan Tanggal lahir : Padang Panjang, 10 Oktober 1998
Asal :
Padang Panjang, Sumbar
Domisili saat ini : Yogyakarta
Pekerjaan :
Mahasiswi Pariwisata Universitas Gadjah Mada Yogyakarta
Warna favorit : Coklat
Email :
rahazlenaveliaa@gmail.com
Instagram : @rahazlenaveliaaa
Wattpad & twitter : @rahazlenaveliaa
Karya terbit : -Antalogi Dahsyatnya Doa Ibu,
Diva Press, 2014
-Antalogi Second Chance, Ping!!!
(imprint Diva Press), 2014
-Antalogi I'm Proud to be Me,
Deteens,2015
-Novel solo End Door, Reybook, 2016
-Novel estafet (Silhouette), Reybook, 2016
Posting Komentar untuk "Rahazlen Avelia, Diary Berbuah Cinta Menulis"