Untuk saat ini mungkin belum banyak yang
mengenal nama Constantijn A.A. Watupongoh. Tapi siapa sangka, pria yang kerap
di panggil Tein ini pernah menjuarai beberapa lomba puisi di kotanya. “Kak Tein,”
begitu biasanya beliau disapa. Lahir dan besar di Sulawesi Utara 48 tahun
silam.
Sama seperti penulis lainnya, Kak Tein juga
memulai hobi menulis sejak masih duduk di bangku SMP. Bahkan beliau
berkesempatan menulis naskah drama untuk di pentaskan disekolah. Menginjak usia
remaja, Kak Tein mulai bergabung dengan teater sekolah dan membuat beberapa
naskah drama untuk dipentaskan oleh teaternya.
Sayangnya karena keterbatasan event, pelatihan
serta workshop literasi di kotanya. Kak Tein memutuskan berhenti menulis dan
memilih berkarir sebagai Desain Grafis. Penyuka warna biru, hitam dan merah ini
juga bercerita pernah 3 tahun berturut – turut menjadi utusan Propinsi Sulawesi
Utara untuk berlomba di tingkat nasional di bidang desain grafis.
Tapi rupanya, hati kecilnya tidak bisa
dibohongi. Di saat sedang berinteraksi dengan sahabat dari tiap propinsi di
lingkungan sekitar lomba. Kak Tein malah sibuk dengan ide-ide dan inspirasi
yang masuk kedalam kepalanya.
Pria supel dan ramah ini juga merasa beruntung
bisa mengenal Jaringan Penulis Indonesia (JPI) lewat Endik Koeswoyo (Penulis skenario, novel dan film) dan Seno (Blogger senior). Karena semenjak bergabung di JPI, kecintaannya dengan dunia literasi
seperti dibangkitkan kembali.
Di JPI, Kak Tein bertekad menimba ilmu, belajar
dan berusaha meningkatkan kemampuannya di dunia tulis menulis. Keinginannya
Cuma satu yaitu, menjadi penggerak literasi di daerahnya. Karena menurutnya
penulis – penulis yang berasal dari Sulawesi Utara masih bisa dihitung dengan
jari.
Kak Tein dan Keluarga
Penggemar Reza Rahadian ini merupakan anak
tunggal dari ayahnya, sedangkan dari ibu tirinya Kak Tein memiliki 2 orang
kakak. Kak Tein yang sempat kehilangan 2 kakak kandungnya, sangat senang ketika
Tuhan memberikan 2 kakak pengganti.
Tapi kebahagiaan itu tidak berlangsung lama,
Kak Tein harus kehilangan Ayah kandungnya saat masih duduk di kelas 2 SMP.
Menurut Kak Tein, mengenang Ayahnya adalah hal terindah dalam sisa hidupnya.
Salah satu cara Kak Tein mengenang Ayahnya adalah lewat puisi yang beliau buat
di tengah-tengah kesibukannya.
Berikut
salah satu puisi ciptaan Kak Tein untuk mengenang Ayahnya.
Ayah
Walau engkau
telah tiada
Tiada hari tanpa
mengenangmu
Cintaku padamu
bahkan tetap utuh
Hingga kini
selalu kuingat,
Masa-masa kecil
dan manjaku.
Kuingat, Ayah
...
Pegangan
tanganmu ke manapun aku pergi mampu meleraikan rengekkanku.
Tak sekalipun
kulupa, Ayah ...
Kala daku
dirundung kecewa dan lara,
Engkau selalu
ada untukku dan mengusap air mataku.
Ayah ...
Ku tahu, aku tak
mungkin dapat melihatmu kembali.
Tetapi, aku tahu
bahwa kini engkau tenang bersama Tuhan.
Dan itu
membuatku bahagia
karena ku tahu,
cinta Tuhan setulus cintaku padamu.
Cinta Tuhan
sebening air mata pilu ini yang selalu saja jatuh kala ku merinduimu.
Ayah, ku
mencintaimu.
**
Kini selain sibuk menjadi Instruktur komputer dan
mengurus bisnisnya. Kak Tein juga berencana menuangkan semua pemikiran dan ide
kreatifnya kedalam Cerpen, Novel dan Artikel – artikel tentang pariwisata
karena pengalamannya pernah menjadi pemandu wisata freelance. Baiklah... kita
tunggu karya – karyanya Kak Tein. Semangat!!
PROFIL
Nama : Constantijn A.A.
Watupongoh
TTL : Kaima (Sulawesi Utara), 7
Januari 1970
Jenis Kelamin : Laki - Kaki
Hobi : Nonton Film terutama
Horror, Mengikuti berita-berita terbaru, Mancing
PENDIDIKAN
SD Nusantara Ujung Pandang
SMP Nusantara Ujung Pandang
SMA Katolik Rajawali Ujung Pandang
Universitas Sam Ratulangi Fak. Perikanan (tiba-tiba berhenti)
KARIR
- Tahun 2010 - 2012 Ketua Dewan Pimpinan Cabang Himpunan Pramuwisata Indonesia - Kabupaten Minahasa.
- Instruktur Komputer dan Bisnis Desain Grafis
PRESTASI
-
Juara 2 Lomba Baca Puisi se kotamadya Ujung Pandang
(sekarang Makassar)
-
Juara Lomba menulis puisi di salah satu stasiun
radio di Makassar
-
Tahun 2005, 2006 dan 2007 menjadi utusan tingkat
propinsi di kompetisi Jambore PTK-PNF
Mempertandingkan 14
mata lomba perorangan dan 2 mata lomba beregu.
Akun Fb : Constantijn Watupongoh
Dok. Pribadi
Posting Komentar untuk "Constantijn A.A. Watupongoh, Instruktur komputer yang bercita-cita mengangkat Dunia Literasi di Sulawesi Utara"