Enerjik, riang, lucu dan
penyemangat, begitulah sosok Nagita. Gadis kelahiran Jakarta 25 tahun silam
ini, di sela-sela kesibukannya sebagai karyawan salah satu bank terbesar di Inodnesia,
tetap meluangkan waktu untuk menulis. Sampai saat ini, sudah 6 novel yang
ditulis olehnya. 1 novel ditulis secara keroyokan dengan beberapa penulis lain,
sisanya, buah tangan Nagita sendiri. Terakhir, novelnya bergenre Fanfiction
(selanjutnya disingkat FF) dengan judul Ribbonized, diterbitkan oleh Grasindo
pada 2017 lalu.
Nagita sudah akrab
dengan dunia kepenulisan sejak masih kuliah. “Lumayan, buat nambah uang jajan pas
jaman kuliah,” Akunya. Nagita bisa lebih semangat menulis saat mengenal genre
FF pada 2011 lalu dan saat itu pula dirinya tengah menggandrungi boyband asal
Korea Selatan, Super Junior. “Mulai rajin nulis karena FF itu, pas kenal sama
Super Junior 2011 lalu. Tapi sebelumnya, udah suka bikin cerpen sama
dialog-dialog bergambar,” terang Nagita yang amat menggemari novel-novel karya
Julia Quinn.
Nagita ketika mengisi workshop menulis novel
Berawal dari keinginan
untuk memprotect karyanya yang sering Nagita bagikan di media sosialnya dan
kerap kali diplagiat oleh pihak tak bertanggung jawab, maka Nagita pun mulai
berpikir untuk menerbitkan novelnya di penerbit agar lebih terlindungi hak ciptanya.
“Awal boomingnya FF
waktu itu banyak banget kasus plagiarisme dan copycat. Aku kena juga. Dari
sana, mulai tumbuh kesadaran akan pentingnya memproteksi karya kita. Nggak ada
dong yang anak-anaknya mau diambil? Jadi, aku ajuin ke penerbit supaya
dilindungi hak ciptanya.”
Menulis, bagi Nagita,
adalah media untuk menyalurkan ide-ide kreatifnya, juga, sebagai sarana untuk
terus merawat kewarasan. Ketika ditanya suka duka menulis novel, dengan ringan Nagita
menanggapi sambil berkelakar “Pahitnya, Alhamdulillah nggak ada. Paling, efek
samping dari duduk lama aja. Karena menulis itu, benar-benar having fun buat aku dan untuk menjaga
kewarasan.”
Menjadi
Relawan Bagi Anak-anak Kurang beruntung
Nagita dengan Jendela Jakarta
Di luar rutinitas kerja dan hobi menulisnya, Nagita
mengisi waktu luang dengan bergiat di komunitas Jendela Jakarta sebagai
volunteer. Komunitas yang fokus pada pengembangan pendidikan dan mental anak,
terutama bagi mereka, anak-anak kurang beruntung di sekitar Manggarai, Sungai bambu dan Serpong.
Nagita sedang mengajar anak-anak di Komunitas Jendela Jakarta
Nagita mengaku sangat
menyukai anak kecil. Jendela Jakarta baginya adalah komunitas yang pas dengan
passionnya. “Asyik aja, belajar sabar dan mengenal lebih banyak karakter.
Kesulitannya mungkin kalau anak-anak itu susah diatur. Namanya juga anak-anak,”
ujar gadis penyuka soto dan sop iga ini.
Nagita dan tim andante sedang reading script
Belajar
Menulis Skenario
Dengan segudang
kegiatannya, Nagita masih menyempatkan diri untuk belajar menulis skenario.
Bersama timnya, Andante, Nagita tengah menggarap film pendek yang ide cerita
dan skenario ditulis olehnya sendiri. “Aku belajar nulis skenario pake contoh
skenario drama korea….” Aku Nagita.
Terakhir, Nagita
memberikan tipsnya kalau tulisan kamu mau tembus ke penerbit. “Rajin searching
apa syarat-syarat yang dibutuhin penerbit, seperti ketentuan font, jumlah
halaman, dan genre atau tema apa yang dibutuhkan penerbit. Siapkan mental,
kalau ditolak ya coba lagi. Coba terus. Lagi, dan lagi.” (Syakki)
BIODATA
Nama
lengkap : Nagita Yuanita Wadi
Nama
Pena : Yuanithe
Tempat
tanggal lahir: Jakarta, 4 desember 1993
Pendidikan
1999-2005
SDN Kota Baru IX
2005-2008
SMPN 13 Bekasi
2008-2011
SMAN 2 Bekasi
2011-2015
Sekolah Tinggi Teknologi Tekstil Bandung
Karir
2016-sekarang
: Karyawan Swasta di PT. Bank Central Asia Tbk.
Karya
Diterbitkan
oleh Cable Book (2012-2015)
1. Dew
(4) Seasons
2. Wonder
Boy (as project leader bersama 14 penulis lainnya)
3. US
(Cause I Without You, Am Nothing)
4. Jeju,
I’m In Love
5. The
Love, Dew (4) Seasons sequel
Diterbitkan oleh Grasindo (2017)
6. Ribbonized.
S Sosial media
IG : @Ladyyuanithe
Posting Komentar untuk "Nagita, Penulis dan Relawan Yang Menyenangkan"