SINOPSIS
FTV ASIAN GAMES
“CINTAKU
SEBULAT BOLA”
Ide cerita &
Skenario
Lia Widya Suryawinata
Endik
Koeswoyo
Jaka (25), pemuda pemalas dan bandel
sudah hampir sepuluh tahun berada di klub sepak bola kampungnya tapi hanya
duduk sebagai cadangan dan jarang bermain di lapangan. Terhitung hanya sepuluh
kali kedua kakinya merasakan rumput hijau untuk berlaga, itu pun hanya sepuluh
menit menggantikan teman-temannya yang terluka.
Pertandingan
final sepak bola antar kampung digelar. Seperti biasa Jaka hanya duduk dibangku
cadangan. Tiba-tiba salah seorang teman Jaka terluka ketika sedang bertanding. Pak Adi (40) terpaksa menyuruh Jaka
untuk masuk menggantikan temannya yang terluka. Jaka senang sekali. Tapi
striker timnya melihatnya tak suka, dia berkali-kali menghalangi Jaka
mendapatkan bola padahal mereka satu tim. Ketika berhasil menggiring dan
menendang bola, kiper lawan dengan mudah menangkapnya. Sempat-sempatnya
teman-teman satu timnya mengejeknya dengan “tendangan jomblo”. Jaka kesal walau
timnya berhasil memenangkan pertandingan.
Jaka berada
di rumah sakit karena terluka oleh ulah temannya di lapangan tadi. Seluruh
badannya sangat pegal. Otot betisnya sobek. Kakek Rosyid (60) malah memarahinya dan memukulnya dengan
tongkatnya karena kesal dan gregetan dengan badan letoy Jaka dan sifat
pemalasnya karena jarang berlatih fisik. Sewaktu muda dulu Kakek Rosyid adalah
striker andalan Indonesia tapi kenapa sangat bertolak belakang dengan Jaka,
yang hanya sebagai pemain cadangan klub sepak bola kampung. Kakek Rosyid ingin
Jaka menjadi pemain bola profesional. Ibu
Tika (45), Ibunya, melerai Kakek Rosyid yang memukuli Jaka dan membawanya
pulang, sementara Jaka harus istirahat di rumah sakit tidak mau ditemani siapa
pun karena kesal.
Malam
harinya, Jaka tidak bisa tidur. Hatinya campur aduk antara perasaan kesal dan
sakit. Sudah kesal dengan sikap Jimmy, Kakeknya malah menceramahinya juga. Jaka
naik ke lantai paling atas gedung rumah sakit. Dia menikmati kendaraan yang
lalu lalang berwarna-warni karena sorot cahaya dari lampu mobil. Tiba-tiba dia
mendengar suara gesekan biola. Seorang gadis cantik, Meita (22), duduk tak jauh darinya, sedang bermain biola dengan
sangat syahdu. Permainan biola gadis itu membuat hatinya damai. Jaka terpesona
dengan kecantikannya dan juga dengan permainan biolanya. Jaka membuka obrolan
dengan menanyakan indahnya suasana malam itu. Meita kaget karena seseorang
mengajaknya bicara, tapi dia malah balik bertanya dengan senyum “apa kau bisa
mendeskripsikan keindahannya”. Dengan senyum malu Jaka mendeskripsikan apa yang
dilihatnya. Mereka saling berkenalan dan mengobrol. Jaka yang jatuh hati pada
Meita, berbohong, mengaku kalau dia adalah pemain sepak bola Nasional. Meita
tampak senang mengobrol dengannya. Dia bercerita kalau jatuh terpeleset dari
tangga di kampusnya hingga harus menjalani terapi otot tangannya. Karena
kecerobohannya dia sampai tidak bisa ikut seleksi untuk lomba se asia. Jaka
menghiburnya, kalau permainan Biola Meita sangat bagus, apalagi kalau tangannya
tidak cedera...pasti lebih bagus lagi. Meita tersenyum senang. Jaka juga
membual, bahwa dirinya termasuk tim inti Nasional yang akan bertanding untuk
Asian Games.
Baru kali
ini Jaka mengobrol dengan seorang gadis tanpa si gadisnya kabur karena melihat
tampangnya yang pas-pasan. Tak terasa suara tahrim menyambut Subuh sudah
berkumandang. Jaka mengajak Meita untuk kembali ke ruangannya. Jaka kaget
ketika Meita mengeluarkan tongkat lipatnya, dan berjalan dengan menggunakan
tongkat. Meita berhenti melangkah karena tidak terdengar suara Jaka dan
langkahnya. Dia tersenyum, “kenapa...kau menyesal berbicara dengan orang buta”.
Jaka tertohok. Dia tertawa menyangkal dan membantu Meita berjalan.
Sepanjang
hari di rumah sakit, Jaka menguntit Meita. Dia penasaran dengan sosok Meita
yang buta tapi bisa bermain biola dengan sangat bagus. Sepanjang hari Meita
tampak ditemani oleh Ibu Shanti (45),
Ibunya. Mulai dari terapi hingga melakukan medical check up. Jaka malah lupa
dengan nasib kakinya kalau Kakeknya tidak memukul kepalanya dengan tongkat
karena melewatkan terapi untuk kakinya.
Di ruang
terapi, Jaka tak menyangka kalau Meita ada di sana lagi. Dia menyapa Meita, dan
berkenalan dengan Ibu Shanti. Jaka dan Meita melakukan terapi bersama. Sesudah
terapi, Ibu Shanti mentraktir Jaka dan Kakek Rosyid untuk makan di kafetaria
rumah sakit. Kakek Rosyid banyak bercerita kalau dia adalah mantan striker
hebat Indonesia. Meita kagum karena kehebatan Jaka memang keturunan dari
Kakeknya. Jaka tersenyum canggung karena Kakeknya bingung. Dia langsung pamit
duluan ke ruangannya agar tidak terbongkar kemampuan bermain sepak bolanya yang
payah.
Hari
berikutnya, sosok Meita tidak dapat dilihatnya lagi. Ruangan perawatannya sudah
digantikan orang lain. Jaka juga bertanya pada suster yang berjaga kalau Meita
sudah check-out dari rumah sakit. Jaka menyesal karena tidak bertukar nomor
ponsel dengan Meita. Tapi hati kecilnya bertanya, apakah Meita yang tidak bisa
lihat punya ponsel.
Ponsel
Meita berdering-dering, Meita berjalan perlahan dengan tongkatnya menuju tempat
tidurnya. Dia meraih telpon dari dosen kampusnya. Meita senang karena diberi
kesempatan satu kali lagi untuk tampil bermain biola dalam seleksi perwakilan
lomba biola se-Asia.
Luka Jaka
sudah sembuh. Pagi hari di rumah Jaka sudah ribut. Kakek Rosyid memukuli Jaka
dengan sapu lidi karena Jaka kesiangan untuk latihan di klub sepak bola. Jaka
berhasil kabur, dan sembunyi di kedai sate Ibunya. Jaka memang tidak niat untuk
jadi pemain sepak bola. Semua dilakukan karena terpaksa untuk menuruti Kakek
Rosyid yang perfeksionis. Jaka tidak punya cita-cita. Ketimbang bermain bola
dia lebih senang berjualan sate keliling kampungnya membantu Ibunya melanjutkan
usaha kedai sate almarhum Ayahnya yang sudah meninggal sejak Jaka menginjak bangku
SMP.
Jaka
membantu Ibunya mengantar pesanan ke sebuah kampus. Seorang dosen memesan satu
lusin nasi box sate. Dari kejauhan dia melihat Meita yang buta sedang diganggu
oleh Rena (22) dan gengnya yang hampir saja membuat Meita jatuh
lagi dari tangga. Jaka menolongnya.
Rena tak percaya bertemu Jaka lagi, lelaki yang selalu menguntit karena cinta
mati padanya ketika SMA dulu. Jaka kesal dan tidak mau membahas lagi masa lalu.
Dia pergi sambil menuntun Meita. Meita senang dan berterimakasih karena
ditolong Jaka. Karena takut Meita dilukai lagi, dia mengantar Meita yang ingin
audisi untuk perwakilan lomba se-Asia. Permainan biola Meita membius penonton.
Dia mendapat tepuk tangan paling meriah. Jaka ikut senang melihatnya. Sesudah
audisi, Jaka juga mengantar Meita sampai gerbang rumahnya. Ibu Shanti kaget
karena baru saja dia akan menjemput Meita. Dia berterimakasih pada Jaka.
Jaka bangun
pagi dengan penuh semangat dan ceria. Jaka sudah sibuk di dapur. Sambil
berdendang ria, dia menusuk-nusuk daging ayam ke tusukan sate. Hatinya
deg-degan sekaligus bersemangat menanti sore. Karena dia janjian dengan Meita
akan menjemputnya di kampus. Lagi-lagi Kakek Rosyid memarahinya dan memukulnya
dengan sapu lidi karena kesal dan gregetan dengan sikap pemalas Jaka yang tidak
mau latihan di klub sepak bola kampung. Jaka kabur sambil membawa sebaskom sate
ke kedai sate Ibunya.
Ibu
Tika kebanjiran orderan sate untuk arisan Ibu-ibu konglomerat yang tinggal di
kompleks elit. Jaka membantunya membawa pesanan tersebut. Tapi sesampainya
disana dia tak menyangka bakalan ketemu lagi dengan Jimmy (25), teman SMA yang selalu nge-bully-nya. Jimmy kaget
melihat Jaka yang masih bertahan hidup di Ibukota. Dia diledek dan diremehkan
oleh Jimmy yang sekarang adalah striker
andalan di klub Nasional, yang ternyata anak dari si Ibu konglomerat yang
memesan satenya. Jaka marah ketika Jimmy membawa-bawa nama Ibunya yang miskin
ketika meledeknya. Tapi Ibu Tika menahan Jaka untuk tidak bertengkar dengan
Jimmy karena malu dengan statusnya. Ibu Tika pamit pulang sambil menarik Jaka
yang masih emosian.
Di
halaman rumah Jimmy, Jaka malah tak sengaja bertemu dengan Meita dan Ibu
Shanti. Dia syok kalau Meita adalah adik Jimmy, dan Ibu Shanti yang baik hati
adalah Ibu Jimmy. Sambil menarik Ibunya, Jaka langsung pamitan buru-buru pada
Meita dan Ibu Shanti.
Meita
bingung dengan sikap Jaka yang aneh. Teringat akan pekerjaan Jaka sebagai
striker di timnas, dia menanyai Jimmy, kakaknya, yang juga pemain timnas. Jimmy
tertawa mengejek, mana mungkin Jaka masuk dalam timnas. Meita kecewa pada Jaka
karena dibohongi. Dia menelpon Jaka tapi Jaka tidak berani mengangkat
telponnya. Melalui pesan teks, Meita mengugkapkan kemarahannya dan tak ingin
bertemu dengan Jaka lagi.
Jaka sedih, dan tidak bisa tidur. Dia
menyadari kalau dia juga suka sepak bola. Teringat akan keinginan Meita, Jaka
berniat akan latihan sungguh-sungguh. Pagi harinya, Kakek Rosyid memukulinya
lagi, tapi Jaka tidak kabur dan hanya diam tidak protes. Dia juga menuruti
Kakeknya untuk berlatih di klub sepak bola kampungnya. Dia ingin menunjukkan
pada Meita kalau dia bisa jadi pencetak gol. Teman-temannya bingung dengan
kerajinan Jaka, apalagi Jaka juga tidak marah seharian dikatai “tendangan jomblo”.
Diakhir latihannya, Jaka dipanggil oleh manajemen klub. Di sana dia malah
dipecat sebagai anggota tim karena tidak berprestasi. Jaka syok, dia berusaha
meyakinkan manajemen dan Pak Adi bahwa dia akan sungguh-sungguh berlatih. Tapi
mereka menolak.
Jaka
berjalan pulang seakan tidak menapaki bumi. Di saat dirinya serius ingin
menjadi pemain sepak bola malah dipecat dari klubnya. Jaka pulang berdesakan di
atas busway. Busway mengerem mendadak. Sebagian penumpang yang berdiri hampir
saja jatuh. Dia melihat seorang gadis memakai tongkat terjatuh...Meita, gadis
yang dicintainya. Meita meminta kursi prioritas tapi malah dicaci maki para
penumpang yang enggan memberinya kursi. Jaka marah dan memaksa seorang Bapak
untuk berdiri agar Meita bisa duduk. Meita terkesima dengan sikap Jaka. Tapi
dia masih kesal dengan Jaka, di lain sisi dia lega karena ada yang menolongnya.
Jaka
mengantarnya sampai rumah. Dalam perjalanan Jaka meminta maaf pada Meita karena
membohonginya. Di berbohong karena mencintai Meita. Meita kaget dengan
pernyatan cinta Jaka. Tiba-tiba saja Jimmy sudah menghalangi Jaka. Dia mengancam
agar Jaka tidak usah mendekati adiknya lagi.
Sampai
rumah Jaka dimarahi Kakeknya karena dipecat dari klubnya. Jaka sangat kesal
pada dirinya karena telah mengecewakan banyak orang. Tapi tiba-tiba dia
mendapat pesan teks dari Meita kalau dia ingin melihat Jaka permainan sepak
bola Jaka baru akan mempertimbangkan perasaan Jaka. Karena dia dengar dari
Kakaknya akan diadakan pertandingan di kampung Jaka.
Esok
harinya Jaka bersemangat latihan. Dia meminta Kakek Rosyid menjadi pelatihnya.
Beberapa hari Jaka dilatih Kakek Rosyid. Pak Adi yang tak sengaja melihatnya
senang. Dan mengajak Jaka lagi masuk ke klub.
Jaka menjemput
Meita ke kampusnya. Meita bisa merasakan kehadirannya dari bau parfum yang
dipakainya. Jaka malu. Dia sadar kalau terlalu banyak menggunakan parfum karena
ini pertama kalinya dia jalan dengan cewek yang tidak kabur melihat tampangnya.
Dia membawa kabur Meita dari Jimmy yang sudah menunggunya di lapangan parkir.
Dia ingin Meita melihat pertandingannya. Meita duduk di bangku penonton bersama
Bu Tika dan Kakek Rosyid. Pertandingan berlangsung seru dan Jaka berhasil mencetak
gol. Sepulang bertanding, Bu Tika mentraktir teman-teman klub Jaka dan Pak Adi.
Meita juga ikut. Tapi Jimmy sudah menarik tangan Meita dan menyuruhnya pulang.
Dia menampar Jaka dan mengancam agar tidak mendekati adiknya.
Meita sedih
tak dapat berdaya menolong Jaka. Dia ikut saja ketika Jimmy menariknya masuk
mobil dan pulang. Sesampai di rumah, Jimmy mengunci kamarnya, melarangnya
bertemu dengan Jaka. Apalagi Ibunya sedang berada di luar kota. Tiba-tiba Meita
mendapat telpon dari Ibunya yang mengabarkan kalau ada donor mata yang cocok
dengannya. Kali ini, Meita tidak menolak lagi untuk dioperasi. Dia tidak mau
dikekang Jimmy karena kebutaannya, dia juga sangat penasaran sekali dengan
wajah Jaka yang dicintainya. Dia merahasiakan kalau dirinya dioperasi dari
Jaka. Dia baru akan memberitahu Jaka kalau operasinya berhasil.
Jaka senang
karena dapat telpon dari Timnas yang mengundangnya untuk uji seleksi calon
pemain. Dia baru sadar kalau pertandingan semalam hadir salah satu juri dari
timnas karena undangan Kakeknya. Dia berterimakasih pada Kakeknya, Pak Adi dan
teman-teman satu klubnya.
Jaka
berlatih keras dan membuahkan hasil. Dia berhasil diterima di timnas. Untuk
merayakan keberhasilannya, dia menelpon Meita tapi hapenya tidak aktif. Dengan berani
dia menyambangi rumah Meita. Dia tidak malu lagi pada Jimmy. Jimmy kesal, dan
berkata kalau Meita sedang di rumah sakit karena operasi mata. Jimmy
mengejeknya karena mungkin adiknya kini bisa melihatnya dengan jelas wajah
pas-pasannya. Dan meminta Jaka bersiap membawa tisu karena penolakan Adiknya. Jaka
kaget. Hapenya juga tiba-tiba berbunyi. Meita memintanya untuk ke rumah sakit. Jaka
tidak mengubris telpon dan pesan teks Meita. Dia merasa minder dan malu.
Meita kesal
karena Jaka tidak menengoknya ke rumah sakit. Jaka juga tidak membalas pesan
teksnya. Karena rindu dengan Jaka, Meita pergi ke rumah Jaka, tapi Kakek Rosyid
bilang Jaka di kedai sate. Ketika di kedai sate, Meita pura-pura membeli. Jaka
kaget melihat Meita dan sembunyi. Tapi Meita melihatnya dan memarahinya. Jaka
akhirnya berterus terang kalau takut Meita kecewa kalau wajahnya tidak tampan.
Meita tersipu, karena dia jatuh cinta pada kebaikan dan semangat Jaka. Akhirnya
mereka jadian.
Pertandingan
Asian games dimulai. Indonesia melawan Malaysia. Jaka sudah memasuki lapangan
dan menunggu di tempat duduk klubnya. Dia kebagian bermain di babak kedua. Jaka
melirik ke bangku penonton, Meita, Kakek Rosyid, Ibu Tika, Ibu Shanti melambai
memberikan semangat padanya. Dia ingin mempersembahkan permainannya ini untuk
Meita. Syukur-syukur sampai mencetak gol, seperti yang dicita-citakan Meita.
Pertandingan berlangsung seru, Jimmy dan Jaka yang semula musuh bebuyutan kini
saling bahu membahu untuk mencetak gol. Dan berhasil...Jaka berhasil merobek
gawang lawan. Meita sampai menangis haru begitu juga dengan Kakek Rosyid, Ibu
Tika dan Ibu Shanti. Akhirnya Jaka bisa mempersembahkan permainan cantik untuk
Meita dan orang-orang yang dicintainya.
-
SEKIAN-
KARAKTERISASI PEMAIN
1. JAKA (25
tahun),
Pemuda pemalas
dan sering membolos latihan di klub sepak bola kampungnya. Ikut klub sepak bola
karena keinginan Kakeknya. Jaka jadi memiliki cita-cita ketika bertemu dengan
Meita yang buta yang ingin melihatnya mencetak gol.
2. MEITA (22
tahun),
Gadis
pintar, pantang menyerah, pandai bermain biola namun buta sedari kecil. Berkuliah
jurusan musik. Selalu menolak untuk dioperasi ketika mendapatkan donor mata,
tapi semejak bertemu dengan Jaka dia sangat ingin melihat wajah Jaka yang
dicintainya dan melihat Jaka mencetak gol.
3. KAKEK
ROSYID (60 tahun),
Disiplin
tinggi, mantan pemain bola profesional, tinggi hati, dan senang joging. Kakek
Jaka. Sangat menginginkan Jaka menjadi seorang pemain sepak bola nasional
seperti dirinya.
4. IBU TIKA
(45 tahun),
Ibu Jaka,
single parent yang baik hati dan sabar. Meneruskan usaha almarhum suaminya
berjualan sate.
5. PAK ADI (40
tahun),
Pelatih
Jaka, yang disiplin tinggi namun baik hati dan tidak killer terhadap anggota
asuhannya.
6. JIMMY (25
tahun),
Kakak
Meita. Pemuda tampan, kaya, arogan, dan striker handal. Teman Jaka ketika SMA,
selalu jadi pusat perhatian karena ketampanannya dan prestasinya di sepak bola
klub sekolah. Selalu nge-bully Jaka karena tampangnya yang pas-pasan dan pindahan
dari kampung.
7. IBU SHANTI
(45 tahun)
Single
parent, Ibu Meita yang sabar dan baik hati.
8. RENA (22
tahun),
Teman SMA
Jaka. Cewek yang selalu dikejar Jaka ketika SMA, dan selalu ditolaknya karena
wajahnya yang pas-pasan. Teman sekampus Meita yang sombong dan arogan. Hobi
bermain biola, dan menganggap Meita sebagai rivalnya. Menghalalkan segala cara
untuk meraih keinginannya.
Posting Komentar untuk "SINOPSIS FTV ASIAN GAMES “CINTAKU SEBULAT BOLA”"