“Siapa bilang menekuni olahraga harus mengorbankan kuliah?” kira-kira begitulah pandangan Aldila Sutjiadi. Nama Aldila Sutjiadi mendadak jadi perbincangan kaum Adam akhir Agustus 2018 kemarin. Maklum saja, parasnya yang manis sontak menyita perhatian penonton saat dia berlaga di lapangan.
Dila bersama pasangannya, Christoper Rungkat meraih emas ke 10 pada nomor ganda campuran cabang olah raga tenis Asian Games 18 setelah mengalahkan Duo Thailand, di Jakabaring, Palembang, Sabtu 25 Agustus 2018 lalu. Medali emas Ini merupakan prestasi tertingginya di ajang tenis Internasional. Sebelumnya Aldila pernah meraih medali emas pada PON 2012 di Riau dan meraih dua medali perunggu di SEA Games 2015, pada nomor ganda putri dan beregu putri.
Foto yang diunggah di akun pribadi @dila11 |
Aldila Sutjiadi & Christoper saat berlaga pada Ganda Campuran di Asian Games 2018 |
Sejak kecil Dila memang akrab dengan tenis. Kala itu, orang tua Dila kerap membawanya ke lapangan tenis untuk menemani sang ayah bermain. “Iya dulu waktu kecil aku sering ikut papi main tenis di lapangan deket rumah,” kenang Dila.
Menginjak remaja, Dila mulai menekuni cabang olahraga yang kemudian mengantarnya kuliah di negeri Paman Sam, Amerika Serikat. Dila mulai tampil di kejuaraan tenis junior pada 2008 ketika masih berumur 13 tahun.
Dua tahun kemudian, Gadis kelahiran Jakarta, 2 Mei 1995 ini mulai ikut kejuaraan dunia dengan ambil bagian pada nomor tunggal dan ganda di Kejuaraan Junior Internasional 2010. Dila mulai mencatatkan prestasi saat berhasil mencapai semifinal Australian Open Junior Championships pada 2012 lalu. Prestasinya di lapangan tenis inilah yang mendatangkan banyak tawaran beasiswa perguruan tinggi kepadanya baik dari dalam maupun luar negeri.
Taufan Hariyadi dalam kesempatan ngobrol bareng Aldila Sutjiadi |
Dila pun masuk semacam pelatihan tenis bagi mahasiswa di Universitasnya. Dari pagi hingga siang Dila latihan tenis, siang hingga malam dia lanjut kuliah. Setiap satu bulan sekali Dila ikut lomba dan turnamen antar kampus maupun dengan atlet tenis. Kegiatan ini dia lakukan selama 4 tahun. Dila muda bercita-cita masuk perhelatan tenis dunia Grand Slam, dan bertekad menjadi the next Maria Sharapova-nya Indonesia.
Ditengah padatnya jadwal turnamen tenis, gadis penggemar sushi ini tetap fokus menyelesaikan kuliahnya. Buktinya pada tahun 2017, dara manis ini berhasil menyelesaikan kuliahnya di Universitas Kentucky, Amerika Serikat dalam waktu 4 tahun Dila lulus sebagai Sarjana Matematika dengan Indeks Prestasi Komulatif (IPK) 3,92 alias Summa Cum Laude (lulus dengan pujian terbanyak).
Foto yang diunggah di akun pribadi @dila11 |
Bagi Dila, Medali Emas Asian Games 2018 adalah langkah awal memasuki ajang tenis profesional dunia. Selanjutnya Dila akan ambil bagian pada turnamen tenis di Australia pada Oktober 2018. Targetnya, tahun 2020 Dila bisa masuk Grand Slam, sebuah ajang turnamen tenis paling top dunia. Meski sudah berprestasi, Dila tak lupa dengan pendidikannya. “Aku berencana melanjutkan S-2 setelah mengejar target masuk Grand Slam,” katanya.
Prestasi yang luar biasa bagi gadis yang kini berusia 23 tahun. Bagi Dila, membaca buku memberinya motivasi untuk meraih cita-cita. Aldila Sutjiadi membuktikan, menjadi atlet profesional dunia tak harus mengorbankan pendidikan. Meski terlihat garang dan energik saat bertanding, Dila mengaku sebagai gadis yang feminim ketika berada diluar lapangan.
Selamat ya Aldila Sutjiadi, Sarjana Matematika Summa Cum Laude dengan inspirasi medali emasnya. (TFH)
Posting Komentar untuk "Sarjana Matematika Jadi Petenis, Bawa Emas di Asian Games 2018"