Oleh: Eka Wahyu Manduri.
"Lalapan apa yang bentuknya kecil, mayoritas kulitnya hitam, dan bau?" tanya sepupu ke gw suatu hari. Dengan mantap gw menjawab, "Julang Jaling." Lalu kami terbahak bersamaan sembari membayangkan lalapan tersebut. Yupz, julang jaling atau biasa juga disebut kabau ini tentunya tidak asing lagi bagi gw. Sebagai orang asli Lampung, sejak kecil gw sudah merasakan lalapan ini.
Walau sudah lama bernafas di Jakarta hingga sekarang, tapi tiap mudik, gw usahakan makan dengan lalapan julang jaling. Lalapan ini salah satu yang bikin semangat (moodbooster) gw untuk makan loh, karena gw susah banget makan nasi. Gw menyebut julang jaling ini sebagai adiknya jengkol karena ukurannya yang lebih kecil dengan bau yang melibihi jengkol. Namun, walaupun bau, rasanya, bah! Mertua lewat, cuek dagh pokoknya bhahahhahaa. Cocoknya makan pakai sambal terasi dan pepes ikan patin. Sedap nian! Tahukah lu gaesss, sekali makan gw habis 8-10 loh hahahhaha. Jadi bisa bayangkan betapa luar biasa aroma toilet setelah makan lalapan julang jaling. Ah, aroma tak sedap mah urusan belakangan, yang penting urusan perut dulu. Ye, kan? Julang-jaling ini lebih enak dari petai juga. Kalo makan pake lalapan ini, bisa habis nasi tiga piring dagh.
Menurut KBBI, julang jaling atau kabau adalah lalapan sejenis petai dan jering. Tanaman ini hidup di daerah tropis. Bentuk pohonnya menyerupai jengkol dan termasuk ke dalam marga Archidendron. Banyak tumbuh di Pulau Sumatera. Jadi kalau ada yang meributkan kabau ini dari Lampung atau Palembang, ketawain aja, kan Lampung dan Palembang itu sama-sama di Sumatera hahhaaha.
Masih menurut KBBI, walaupun buah ini berbau tidak sedap seperti jering dan petai, tetap inilah yang menjadikan kabau sebagai sayuran yang banyak dikonsumsi layaknya kedua tumbuhan tersebut (petai dan jengkol ~read)
Sahabat JPI ada yang sudah pernah nyobain? Rasanya bikin nagih buat makan terus yak? Hahaha. Sayangnya, seperti jengkol, julang jaling juga musim-musiman, tidak setiap waktu ada. Akhir tahun kemarin gw mudik ke Lampung, julang jaling belum musim. Minggu kedua bulan Januari kemarin, kata sepupu gw di Lampung, julang jaling lagi banjir. Uh, bayangin hujan-hujan gini makan pake sambal terasi, ikan pepes, lalapan daun adas, dan julang jaling, ntaaappzzz jiwa. Meskipun bikin pusing bagi yang gak suka, tapi bagi gw rasanya selalu nagihin. 👍👍👍
Posting Komentar untuk "Julang Jaling Baunya Bikin Pusing, Rasanya Nagihin"