SINOPSIS FTV REGULER
“EMPAT KALI EMPAT
SAMA DENGAN ENAM BELAS, CEPAT ATAU LAMBAT CINTAKU PASTI KAU BALAS”
Ide
Cerita
& Skenario
Fitria
Yusticia
Endik Koeswoyo
“Prang!!!..terdengar
suara pecahan kaca sekaligus teriakan keras dari kamar Dimas(25 tahun). Rahmat(27 tahun) sang asisten pribadi segera lari
menuju kamarnya. Pintu kamar Dimas terkunci, dia segera mendobrak. Dimas tak
ada di kamarnya. Setelah cari sana-sini, ternyata Dimas sedang menangis dan
galau banget di bath up kamar mandinya. Rahmat segera membantunya untuk
bangkit.
Pak
Rama(50 tahun) ayahnya Dimas dan
Rahmat sedang mati-matian merayu Dimas. Putra semata wayangnya sekaligus pewaris
tunggal perusahaan “PT Rama Buah”. Dimas adalah pribadi yang baperan, semua
orang tau itu, termasuk ayahnya. Dikit-dikit baper, tapi kalau bapernya sampe
bikin dia nggak mau kerja lagi, wah..bahaya itu buat pak Rama. Pasalnya, cuma
Dimas lah satu-satunya harapan pak Rama. Dimas mendadak mengundurkan diri dari
PT Rama Buah. Dia nggak mau kerja lagi. Gemparlah seluruh perusahaan, termasuk
ayahnya. Sampe nyewa detektif segala buat menyelidiki masalah apa yang sedang
menimpa anaknya itu. Usut punya usut, lamaran Dimas ditolak sama Lala (22 tahun) model cantik yang
sedang naik daun. Lala dan Dimas sudah pacaran selama lima tahun. Jelas saja
ini membuat Dimas shock dan down banget.
Suatu
hari, karena kasihan dengan kondisi anaknya yang semakin memprihatinkan, dia
meminta Rahmat untuk nemenin Dimas liburan ke Bogor, tepatnya di kawasan kebun
buah PT Rama Buah. Tinggal beberapa waktu di pedesaan bisa menjadi trauma healing untuk Dimas. Dimas pun
setuju. Dimas dan Rahmat pergi ke Bogor untuk liburan.
Dimas dan
Rahmat sampai di Bogor. Mereka tinggal di villa pribadi milik pak Rama. Lebih
tepatnya di samping kebun buah bersejarah. Yaitu kebun pertama mereka saat
mulai merintis usaha ekspor buah.
Di pagi hari yang sejuk
udara yang segar, Dimas memilih untuk bernostalgia di kawasan ini. Kenangan
masa kecilnya, awal mula ayahnya merintis usaha ekspor buah, kenangan itu masih
jelas tergambar di dalam ingatan Dimas. Dimas pun jadi baper. Selanjutnya, dia
berjalan berkeliling kebun. Saat melewati perbatasan antara kebun buah mangga
dan durian, Dimas dikejutkan dengan suara perempuan yang memanggilnya. Dimas mulai
ketakutan. Ada sesosok gadis cantik di sana memanggil-manggil namanya.
“Dim..Dimas??!”. Ya..jawabnya singkat. Dimas Penasaran, pandangannya tidak
jelas. Pikiran anehnya mulai muncul, jangan-jangan gadis itu peri buah? “ini
aku, Ola”. “Ola?”. Dimas makin penasaran. “Ooo..peri buah itu namanya Ola?”.
“Ola..yang tinggal dirumah itu” gadis itu menunjuk ke salah satu rumah di ujung
kebun buah. Dimas yang tadinya penasaran, raut mukanya berubah. Pucat,
ketakutan, lalu ambil langkah seribu. Dimas lari terbirit-birit. Gadis itu
mengejarnya. Mereka berdua berhenti di sebuah taman deket kebun. Dimas masih
ketakutan. Ola berusaha menenangkan dan memberi penjelasan. “ngak
mungkin..nggak mungkin..lo pasti arwah gentayangannya kan??” “Astagfirullah hal
adzim..sembarangan ya kalo ngomong..” Ola kesel. Gadis itu adalah Ola (25 tahun), teman kecil Dimas. Dimas
tak percaya kalau Ola masih hidup, pasalanya, delapan belas tahun yang lalu, Ola
dikabarkan meninggal karena penyakit langka yang menyerangnya.
Flashback...
Kala itu, Ola
dan Dimas masih kecil. Usia mereka kira-kira masih tujuh tahun. Dimas adalah
satu-satunya anak pak Rama. Hanya Dimas lah satu-satunya harapan pak Rama. Sejak
kecil dia sudah dilatih untuk mengelola kebun buah dan mengelola perusahaan.
Setiap pagi dia pergi ke kebun buah untuk mupuk dan ngecek buah-buah
dikebunnya. Kala itu, ada gadis kecil yang tinggal didekat kebun buahnya. Dia
adalah Ola. Setiap pagi, Ola selalu mengamati aktifitas Dimas. Dan mulai dari
situ, Dimas dan Ola sering bermain bersama. Semenjak itu pula, Dimas jadi lebih
bersemangat untuk pergi ke kebun, karena Ola selalu menemaninya. Tapi, Dimas mulai
ngedrop saat tau kalau Ola harus pindah rumah karena Ola harus tinggal dikota
tempat dia berobat penyakit langkanya itu. Dimas terus menunggu, menunggu dan
menunggu. Dalam surat yang ditulis Ola, dia bilang akan kembali jika Dimas berhasil
membuat usaha kebun buah itu maju dan berkembang. Namun ternyata, PT Kebun Buah
semakin maju dan berkembang pesat, namun Ola tak pernah kembali. Sampai suatu
hari, pak Rama bilang ke Dimas kalau Ola telah meninggal dunia. Dimas sedih
banget. dia seperti kehilangan penyemangat hidup.
Dimas masih
belum percaya kalau dia adalah Ola. Ola kesel banget. Dimas ngecek dan ngamatin
satu-satu ciri-ciri Ola yang masih dia ingat. Tompel di hidung, tanda lahir di
lutut bagian belakang. Semuanya ada. Dimas masih tak percaya. Dia meminta
KTPnya. Dan ternyata benar. Dia adalah Ola. Ola menyaut KTPnya. Dimas minta Ola
melipat lidahnya. Karena itu salah satu hal yang tak banyak orang bisa
melakukan. Dan ternyata Ola bisa. Dimas akhirnya percaya kalau itu Ola. Dimas seneng
banget. Akhirnya dia bisa bertemu kembali dengan teman kecilnya. Penyemangatnya
di saat dia galau berat habis diputusin sama Lala.
Suatu hari saat melewati
sebuah persimpangan jalan mau kearah rumah Ola. Tanpa sengaja Dimas melihat
Lala sedang turun dari mobil. Rupanya, Lala sedang ada syuting iklan kebun buah
dikawasan itu. Dimas jadi penasaran, perusahaan mana yang menyewanya untuk
iklan?. Ola bilang, PT Sari Buah. Tak lama kemudian, Ryan (35 tahun) bos PT Sari Buah merangkulnya. “Sayang, come
on..kru udah nungguin nih”. Dimas shock dong. Matanya melotot. Lala jadi nggak
enak. “Ryan, kenalin ini Dimas, Dimas kenalin ini Ryan”. Ryan mengulurkan
tangannya untuk bersalaman, tapi Dimas nggak mau. Ryan tersenyum sinis. “Sorry
Dim, kami buru-buru”. Ryan segera menarik tangan Lala untuk pergi dari situ. Dimas
cuma bisa melongo. Kesel, tapi nggak berani ngelawan Ryan yang berbadan kekar
itu. Melihat Lala dan Ryan bergandengan tangan pergi meninggalkannya dia jadi
baper sendiri.
Ola
mendekati Dimas sambil ngasih tissue. Dimas menerimanya dan dia baru tersadar.
“apaan sih?!!”. “Ngelihat orang yang kita sayang jalan sama orang lain emang
sakit. Sakitnya tuh disini”. “sok tau lo..kaya pernah pacaran aja!!”. “enak
aja..gue pernah punya pacar tau..tapi dia lebih milih cewek lain ketimbang gue
yang hidup dengan penyakit langka..”. Dimas nggak mau Ola kepikiran lagi
tentang penyakitnya. Dia mengajak Ola berkeliling kebun sambil mikirin gimana
caranya bikin kebun buahnya makin maju.
Ola
kembali hadir di kehidupan Dimas. Dimas bahagia, meskipun masih sedih karena
luka yang digoreskan oleh Lala. Dimas masih berharap Lala bisa kembali lagi ke
pelukannya. Ola menawarkan bantuan buat bantuin Dimas balikan sama Lala. Dimas pun
tak menolaknya. Dia meminta bantuan biar bisa balikan sama Lala lagi.
Ola
ngajarin Dimas jadi cowok yang lebih romantis. Dia ngedandanin Dimas, membuat
penampilan Dimas berubah 180 derajat. Pokoknya Dimas disulap dari cowok yang
terlihat formal jadi cowok yang lebih kelihatan macho dan nggak baperan
pastinya.
Kebetulan di kawasan itu ada
sebuah café baru yang enak buat nongkrong. Dimas ngajakin Ola nongkrong disitu.
Ternyata Lala dan Ryan udah duduk disitu duluan. Dimas kaget. hampir saja mau
pulang, tapi Ola menahannya. Ola pengen makan disitu. Beberapa saat kemudian,
MC memanggil nama Ryan untuk maju kedepan memberikan sambutan kepada para tamu.
Dan..ternyata Ryan adalah pemilik café itu. Dimas makin syock. Ola menenangkan
Dimas. Lala memandang Dimas dan Ola yang duduk di kursi ujung. Rupanya café itu
baru saja dibuka. Sedang ada grand
opening café milik Ryan. Ryan menatap Lala yang terus memandangi Dimas dan
Ola.
Ponsel
Dimas berdering. Tanda pesan masuk. Dari Lala. Seingatnya, semenjak putus, Lala
langsung ngeblock nomer Dimas. Ada apa gerangan tiba-tiba malah Lala duluan
yang ngehubungin Dimas? Ternyata eh ternyata Lala nanyain cewek yang tadi
diajak ke café sama Dimas. Dimas bilang kalau itu cuma temen. Semenjak saat itu
Dimas dan Lala jadi sering komunikasi.
Dimas
cerita ke Ola. Ola bilang itu progress yang bagus. Ola ngasih masukan ke Dimas
untuk merebut kembali Lala, Dimas harus membuat PT Rama Buah lebih maju lagi
supaya bisa ngalahin PT Sari Buah milik Ryan. Ola bersedia membantu
menyumbangkan ide-ide brilian untuk kemajuan PT Rama Buah. Dimas pun setuju.
Dimas dan
Ola bekerja sama mencari ide dan memikirkan innovasi apa yang bisa dibuat.
Mereka kerja lembur membuat proposal yang nantinya akan diajukan ke pak Rama
selaku direktur. Mereka akan membuat semacam food truck yang menawarkan berbagai macam menu buah dan sayuran
sehat untuk menunjang kebutuhan makanan sehat para warga ibukota. Pak Rama
setuju banget. Mereka mulai menyusun berbagai macam kebutuhan dan segala
macamnya. Food truck pun akan
mengorbit pertama kali di Jakarta sebelum nantinya mereka akan menawarkan paket
franchise.
Lala,
masih saja terus menghubungi Dimas. Dimas sih seneng-seneng aja mantannya
ngehubungin lagi, tapi ada pihak yang pastinya gak suka dan terluka hatinya.
Ola, diam-diam suka dengan Dimas. Ryan juga nggak terima. Dia ngira kalau Dimas
yang terus ngehubungin Lala. Saat Lala sedang syuting, Dimas datang ngaterin
makanan, sengaja manas-manasin Ryan. Ryan kesel banget. saking keselnya Ryan
mukul Dimas. Adu pukul pun terjadi. Ola membantu Dimas.
Beberapa
hari kemudian, Dimas mendapat kabar dari Lala kalau Lala putus dengan Ryan.
Dimas seneng banget. Lala memutuskan kembali ke Jakarta setelah syuting iklan
itu udah selesai. Dimas menemui Lala di hotel. Dimas kembali mengajak Lala
untuk balikan. Tapi ternyata Lala tetap menolaknya. Lala bilang kalau dia akan
menetap di Surabaya karena ayahnya pindah tugas disana. Dimas sedih, tapi ya mau
gimana lagi, Lala udah nggak mau jalan sama dia lagi.
Suatu
hari, ada ribut-ribut dirumah Ola. Pembantunya menemukan dirinya pingsan di
kamar mandi. Dimas membawa Ola kerumah sakit. Dokter bilang Ola harus
dioperasi. Pada saat yang bersamaan, pak Rama menelpon Dimas untuk segera
pulang karena banyaknya permintaan franchise untuk food truck yang dia kelola.
Rupanya bisnis baru yang dia bangun bersama Ola berkembang pesat dan cukup
memberikan banyak keuntungan untuk perusahaan. Dimas tak punya pilihan lain.
pak Rama bilang telah menitipkan Ola kepada Rahmat dan pembantunya, jadi Dimas
tak perlu khawatir. Dimas kembali ke Jakarta.
Seminggu
kemudian...
Pak Rama
puas dengan kinerja Dimas. Dalam waktu yang cukup singkat, PT Rama Buah kembali
meroket mengalahkan PT sari Buah yang sempat menjadi raja dalam dunia ekspor
buah. Dimas pamit kepada pak Rama kalau dia mau ke Bogor nemuin Ola. Pak Rama
mencegahnya. Melarang Dimas menemui Ola. Dimas makin kaget saat melihat Rahmat
hadir di meeting pagi. Rahmat yang nggak tau apa-apa malah jadi bingung. Kata
Rahmat, pak Rama nggak pernah nitipin apa-apa ke Rahmat. Dimas kesel. Pasang
muka emosi. Pak Rama mengajak Rahmat dan Dimas masuk kedalam ruangan. Dalam
ruangan itu, pak Rama mengatakan yang sesungguhnya bahwa Ola yang ditemuinya di
Bogor adalah Ola palsu. Jeng..jeng...Ola yang sesungguhnya sudah meninggal
delapan belas tahun yang lalu. Dimas syock dong!. Matanya melotot menatap pak
Rama dan Rahmat.
“bentar
pa..Dimas masih belum ngerti maksud papa apa?, Ola palsu? Tapi semua ciri-ciri
dan kepribadiannya? KTPnya?. Pak Rama minta maaf karena itu semua adalah
rekayasanya belaka. Dia sengaja menyewa gadis desa tukang petik buah di kebun
buah miliknya untuk dijadikan Ola palsu. Semua informasi tentang Ola didapatkan
pak Rama dari penjaga rumah yang dulu pernah ngerawat Ola. Termasuk ciri-ciri
dan hal-hal yang dia sukai. Rahmat cengok banget. dia juga ngerasa bersalah
karena telah ngebantuin pak Rama buat melancarkan aksinya. Pak Rama bilang
semua ini dia lakukan biar Dimas bisa bangkit lagi dan kembali menemukan hidupnya.
Dimas emosi banget. Dia kesel banget sama pak Rama dan Rahmat. Dia beranjak
dari tempat duduk dan pergi ke Bogor.
Rama
mengunjungi kebun buah miliknya. Namun sayang dia tak menemukan Ola palsu. Dia
lalu menelpon pak Rama. “Siapa nama aslinya pa?” “Rani, tapi dia pasti sudah
pergi”. Dimas kesel banget. Menurut info dari karyawan kebun, Rani sudah resign
dan pergi ke kota untuk melanjutkan pendidikannya. Karyawan itu heran, padahal
dia gadis miskin, dapet uang dari mana ya kok tiba-tiba bisa kuliah di Jakarta.
Dimas baper banget. dia memutuskan untuk kembali ke Jakarta.
Dimas lagi
pergi ke toko buku buat nyari referensi perawatan kebun buah naga. Tak sengaja
dia menabrak mahasiswi yang sedang nyari buku juga. Saat mereka saling menatap,
ternyata mahasiswi itu adalah Rani. Rani jadi salah tingkah, mau pergi tapi
tangannya keburu dicegah sama Dimas. Dimas ngajak nongkrong di café yang ada di
toko buku itu. Dimas bilang kangen banget sama Rani. Rani jadi tersipu malu.
Tapi Rani bilang kalau dia Ola palsu. Dimas bilang nggak masalah, yang penting
cinta dia ke Dimas dan cinta Dimas ke Rani enggak palsu. Mereka saling
tersenyum. Dimas memegang tangan Rani. Dimas lalu nembak Rani. Rani nerima.
Mereka bahagia. –SEKIAN-
KARAKTERISASI PEMAIN:
1.
Dimas(25 tahun) EKSPEKTASI : DIMAS ADITYA
Labil, baperan, penurut sama orang tua, lucky boy, percaya banget sama pak Rama, sayang banget
sama Lala, tapi ternyata dia baru menyadari bahwa dia lebih sayang ke Ola.
2. Ola (25 tahun) EKSPEKTASI : NADYA ARINA
Cuek, pekerja keras, bekerja di kebun buah pak Rama
untuk perispaan biaya kuliah, suka tantangan, aktif, energik, menerima tawaran
pak Rama untuk jadi Ola Palsu.
3. Lala (22 tahun) EKSPEKTASI : ARIEL TATUM
Model cantik, seksi, mengejar karir, belum mau menikah.
4. Pak Rama(50 tahun) EKSPEKTASI : ADIPURA PRABAHASWARA
Lebay, lucu, tenang, punya segala cara untuk
menaklukan anaknya. Dan pintar ngerayu anaknya.
5. Rahmat (27 tahun) EKSPEKTASI : -
Asisten pribadi Dimas. Lebay, lucu, tenang, punya
segala cara untuk menepis kebaperan Dimas.
6. Ryan (35 tahun) EKSPEKTASI : VINO G. BASTIAN
sok iyes, berbadan kekar, super pede.
Posting Komentar untuk "SINOPSIS FTV REGULER “EMPAT KALI EMPAT SAMA DENGAN ENAM BELAS, CEPAT ATAU LAMBAT CINTAKU PASTI KAU BALAS”"