Namanya Mutiara, lahir di
Jakarta, 8 Februari 1995. Wanita yang akrab disapa Mumu ini berprofesi sebagai
seorang penulis skenario. Ia lulus dari Institut Kesenian Jakarta (IKJ)
pada tahun 2017.
"Awalnya aku ingin mengambil
jurusan broadcasting, penyiaran. Terus
Kakak aku kasih rekomendasi IKJ. Ternyata di IKJ nggak ada broadcasting. Tapi pas masuk kelas skenario, ternyata diajar sama Mas
Armantono, penulis senior. Di situ baru aku ada ketertarikan, aku ngerasa cocok
aja di bidang ini. Kayak menemukan jawaban kalau selama ini, ini yang aku cari.
Jujur pas lulus SMA aku paling bingung mau nerusin kuliah ke mana. Itu juga alesannya
aku kuliah ambil jurusan penulisan skenario," jawab Mutiara dengan senyum,
ketika sahabat JPI menyinggung alasannya memilih Fakultas Film dan TV (FFTV).
Sebelum memutuskan menjadi
freelance script writer seperti sekarang,
ia pernah bekerja di production house Multi Vision Plus (MVP) pada awal 2018
, sebagai script editor untuk
sinetron Wanita Prindu Surga, dan Ada Si Manis di Jembatan. Mutiara
juga turut andil dalam penggarapan sinetron Siluman Ular dan sineton Cinta Suci tahun 2019.
Saat ditanya kenapa bisa
tiba-tiba ikut andil dalam penggarapan sinetron Cinta Suci, wanita dua
puluh empat tahun ini bercerita, awalnya ia tengah melihat Instagram. Dari
sana Mutiara tak sengaja bertemu plotter sinetron Cinta Suci.
Ternyata mereka sedang butuh penulis. Melihat kesempatan itu ia mencoba menulis
tiga scene, dan ternyata langsung cocok. Akhirnya dilanjut hingga
sinetron tamat. Seperti yang kita ketahui, sinetron Cinta Suci adalah sinetron yang memiliki rating cukup
tinggi. Tak lain karena sceneplot yang menarik, dan terus mengundang
rasa penasaran penonton.
Ketika diminta memberi
sedikit tips menulis sceneplot yang
bagus dan membuat penasaran, Mutiara menjawabnya dengan tawa. "Ini tergantung,
sih. Kalau sinetron biasanya dari rating. Kalau di film pendek bikin sceneplot
itu dicatet dulu semua, dibaca berulang-ulang. Kira-kira mana yang bikin tangga
dramatik bagus dipertahankan, mana yang memperlambat dibuang. Menurutku paling enak
dibikin kayak puzzle gitu, terus diubah-ubah urutannya sampai nemu yang enak alurnya."
Ia juga mengatakan setiap
sinetron terkadang memilki sistem berbeda-beda. Mutiara tak selalu bertindak
sebagai penulis skenario. Seperti saat ia menulis sinetron Siluman Ular,
ia harus menjadi drafter dan plotter di saat bersamaan. Sementara
di Cinta Suci ia hanya menjadi drafter.
Lain cerita lagi jika untuk film pendek, ia sendiri yang menjadi penulisnya.
"Aku suka saat apa yang
aku tulis menjadi sebuah acuan di lokasi shooting atau pengadeganan."
Begitu yang ia ungkapkan pada sahabat JPI.
Anak terakhir dari dua
bersaudara ini mengaku sangat gemar membaca, dan story telling sejak sekolah.
Hingga pada semester tiga saat ia kuliah, semangatnya menulis semakin menggebu.
Ia merasa menemukan jati dirinya pada jurusan yang ia ambil. Kecintaanya pada menulis,
dan film, membawa ia menjadi seorang script writer.
Meski begitu, Mutiara
mengaku sejauh ini belum pernah menulis novel atau pun cerpen. Ketertarikanya
pada dunia menulis lebih ia tuangkan pada skenario film, sinetron, dan beberapa film pendek. Meski ia
tak menampik bahwa ia pun ingin menjadi penulis novel suatu hari nanti. Hanya
saja untuk sekarang ia masih fokus pada keinginannya untuk menulis skenario
FTV.
Pesan Untuk Penulis Agar
Bisa Menulis Skenario
- Banyak menonton film.
- Cari referensi pengadeganan
sebanyak-banyaknya.
"Kita bisa kreatif kalau
banyak melihat contoh, kalau skenario ya contohnya film," begitu
ungkapnya.
Awal Kenal JPI
Saat awal penggarapan
sinetron Cinta Suci Mutiara berkenalan dengan Kak Una, penulis senior.
Awalnya ia hanya minta tips supaya bisa menulis FTV. Lalu ia direkomendasikan
untuk menghubungi Om Endik. Setelah melihat akun instagram Om Endik, ternyata
ia melihat ada info tentang JPI. Karena penasaran Mutiara mencari tahu tentang JPI.
Ia merasa punya banyak temen baru dengan profesi yang sama. Akhirnya ia memutuskan
untuk bergabung. Mutiara juga yakin bisa belajar banyak di JPI.
(Saat menjadi panitia kurasi di festval film Kalimantan
Barat)
(Mutiara saat mengikuti festival film)
Saat ini, selain menjadi
penulis skenario, Mutiara juga aktif di berbagai festival film. Tahun lalu ia bahkan
pernah menjadi panitia kurasi di Festival Film Kalimantan Barat.
Mutiara pun membagikn
sedikit tips untuk belajar menjadi penulis skenario bagi pemula. "Sering baca
buku tentang penulisan skenario, sekarag di youtube atau di instagram
juga sudah banyak contoh-contoh script yang bisa dilihat. Terus kalau sudah
banyak baca jangan sombong, kenyataannya sama dunia kerja beda. Sering-sering jadi
pendengar atas saran orang lain. Ambil pelajaran dari setiap saran orang yang lebih
tahu, jangan sok tahu pokoknya. Biar nggak merasa ribet, harus inget satu hal,
skenario beda sama novel. Menulis skenario harus jelas agar semua yang baca bisa
menghasilkan satu persepsi visual yang sama."
Satu kata-kata motivasi
yang paling saya suka dari Mutiara. "Sebelum
menentukan jadi penulis, temukan dulu ketertarikan sebuah tulisan di dalam hati
kamu. Terus berlatih, jangan patah semangat, jangan samakan diri kamu dengan yang
lain. Kamu berbeda! Terus nikmati setiap prosesnya untuk menuju kesuksesan."
Kata-kata ini mampu membuat
saya merenung, dan merubah cara berpikir saya yang selama ini kurang percaya diri,
dan pesimis dengan tulisan sendiri. Barangkali memang benar, karena menulis
adalah proses. (Nur Halimah)
Profil:
Nama: Mutiara
TTL: Jakarta, 8 Februari
1995
Jenis kelamin: Perempuan
Email:
mutiaramuu@gmail.com
Pendidikan:
- TK Kartika XI 29 Jaya
(2000-2001)
- SDN Sukatani 7
(2001-2007)
- SMPN 11 Depok (2007-2008)
- SMPN 265 Jakarta
(2008-2010)
- SMAN 100 Jakarta
(2010-2013)
- Institut Kesenian
Jakarta ( FFTV IKJ) (2013-2017)
Showreel:
- Script Writer Film
Pendek “Masyarakat Kewajibanku” Nominasi
Police Movie Festival 5
- Panitia Kurasi Festival
Film Kalimantan Barat tahun 2018
- Penulis Skenario
sinetron Siluman Ular dan Cinta Suci
- Production Assistan TVC
Cussons “My Little Pony dan Hotwheels”
- Script Editor sinetron
Wanita Perindu Surga dan Ada Si Manis di Jembatan
- Penulis Sinopsis Film
Pendek “Suara Sunyi Semedo” Film Terbaik Festival Film Tegal
2 komentar untuk "Mutiara, Dari Sebuah Hobi, Hingga Jadi Penulis Skenario"