Hina langit memandang bumi
Menggulung angin riuh hempaskan asa
Berlayar pun ombak tak mau kalah
Binasakan harapan nahkoda
Punggungnya pun tak mampu mendongak
Hanya pasrah pada harapan hampa
Pelan-pelan nahkoda itu bangkit
Layar semula menguncup kini dihembus angin tujuan
Sang nahkoda menyimpulkan senyuman
Bahwa semula yang hampa bukanlah harapan
Namun hanya secuil godaan atas ujian
Kau tahu?
Nasi yang sudah menjadi bubur
Akan terasa nikmat bila ditambah gula dan santan nan memikat
Begitulah terpaan ujian dan cobaan
Akan terasa nikmat bila Engkau bersyukur
Ya ...
Pelan-pelan sang nahkoda beranjak
Menatap Sang Pencipta di langit lepas
Yakin dan percaya 'kan tiba di muara
Dengan tenang dan nyaman di sisi-Nya.
Isi Pesan Puisi
Dalam hidup, ada saja yang tak suka, yang memicingkan mata, yang menghina dina. Terkadang, membuat seseorang jadi merasa rendah dan hampir putus asa (Bahkan, bila ia tidak kuat, bisa-bisa memilih untuk mengakhiri hidupnya). Namun, bila orang tersebut yakin dan percaya pada kekuatan usaha dan doa, menganggap ujian dan cobaan sebagai cambuk yang membangkitkan semangat, insyaa Allah, pahala dan sukses 'kan diraihnya.
Kau tahu cara membalas dendam yang bijak terhadap orang-orang yang menghinamu? Yaitu dengan cara, raihlah Suksesmu. Jadikan cambuk itu pengingat, agar Kau tidak ikut mencambuk orang-orang di sekitar yang membutuhkanmu.
Karya: Elva Susanti
Nama Pena (Elva Nasira)
Depok, 11 Juni 2020
Posting Komentar untuk "Berlayar Sampai ke Peraduan"