Namanya
Radita Puspa. Perempuan kuat yang mulai gemar menggambar ini lahir di kota
Denpasar tahun 1993 dan mulai aktif di dunia literasi sejak tahun 2015.
"Awalnya
sih, masih asal nulis aja. Lama-lama mulai belajar nulis yang bener. Sampai nemu
lomba nulis dan lolos dibukukan. Ita menulis
niat awalnya sebagai self healing. Sampai
akhirnya ada rasa bahagia saat bisa menuangkan imajinasi, rasa dan pikiran,"
katanya saat ditanyai sahabat JPI
Gadis
penyuka warna ungu itu menyukai novel bergenre, komedi, metropop dan romance,
seperti buku yang ditulis oleh
penulis-penulis idolanya.
"Saya
menyukai, Arham Rasyid, Agus Mulyadi. Karena genre tulisannya komedi tapi berkelas.
Illana Tan, karena genre metropop dan gaya menulisnya asik. Ide cerita juga bagus.
Romannya juga gak menye-menye," jelasnya pada sahabat JPI.
Pemilik
akun Instagram atas nama @geg_ittaaa itu mulai menulis sejak kelas 5 SMP, saat
ditanyai kapan kali pertama menulis dan cerita apa yang mengawali karir
menulisnya. Ia menjawab, "Pertama menulis itu, puisi. Karena ada yang bimbing.
Sekarang
sudah nggak pernah bikin puisi lagi. Lalu mulai nulis cerita pertama ketika mengalami
depresi saat putus sekolah."
Karena
kondisi kesehatan yang tidak memungkinkan, Ita terpaksa harus putus sekolah.
"Waktu
itu kondisi saya drop untuk kedua kalinya. Sebenarnya sudah membaik, dari yang
sebelumnya saat SMP ditemani kursi roda. Saat SMP, tidak ada kendala yang
berat. Semua terlalui dengan mudah. Berbeda dengan masa SMK yang penuh
drama."
Nilai
kelulusan Ita saat SMP cukup baik. Ia juga berhasil lolos di tiga SMK Negeri pilihan:
Teknik Komputer, Musik dan Busana. Namun, kenyataannya ia justru terdiskualifikasi.
Di papan mading penerimaan siswa tertulis:
'Sekolah ini tidak menerima murid cacat.'
"Ya,
saat itu masih penggunaan diksi 'cacat'. Padahal kata disabilitas sudah mulai dikenal,"
ungkapnya saat bercerita.
Akhirnya,
Ita memilih daftar ke sekolah swasta, tepatnya di SMK jurusan Multimedia, Setelah
itu, ia kembali sekolah seperti biasa. Namun, saat liburan kenaikan kelas 2, siswa
diwajibkan training. Kepala Sekolah menahan surat pengantar dengan alasan bahwa
ia hanya memalukan sekolah. Sehingga surat itu berhasil diraih dengan catatan, ia
training dengan tanggung jawab orang tua, bukan atas nama sekolah.
Setelah
3 bulan training, Ita kembali ke sekolah dengan menbawa laporan, tetapi tidak ditanda
tangani oleh Kepala Sekolah dan sulit ditemui. Akhirnya, dengan pasrah dan sangat
terpaksa Ita memilih berhenti sekolah.
"Di
surat keterangan tertulis saya mengajukan pengunduran diri. Padahal yang terjadi
sebenarnya, tidak adanya kebijaksanaan dari Kepala Sekolah. 'Sudah tau cacat, kok,
sekolah!' Begitu kalimat yang diucapkan Kepala Sekolah, tepat dihadapan saya,"
jelasnya.
Kisah
pilu gadis kelahiran Denpasar saat terjun ke dunia literasi adalah ketika ia masuk
dalam sebuah grup kepenulisan dan mengalami bullying dari para senior yang sudah
lama berada di grup tersebut. Baginya, jika saja kritik dan saran itu disampaikan
dengan cara yang baik, ia tak akan menganggap itu adalah sebuah kesedihan.
Selain
itu, gadis yang hobi menggambar itu pun pernah mengalami putus asah saat beberapa
kali naskah novelnya ditolak oleh berbagai penerbit. Namun, ia tetap tak putus asah,
gadis itu kembali mencoba dan akhirnya berhasil.
"Tapi
saat mencoba sekali lagi dan nggak berharap banyak. Eh, taunya lolos terbit seleksi.
Penerbit indie di Guepedia," ungkapnya.
Siapa
sangka? Gadis yang bisa mendesain dan menjahit baju sendiri itu dapat mengubah kekurangannya
menjadi sebuah kelebihan. Berkat skoliosis dan masfan sindrom yang dideritanya,
ia mampu tumbuh menjadi perempuan kuat dan berhati besar.
"Saya
lahir dengan badan kebiru-biruan, jantung bocor bawaan lahir. Dari bayi sampai umur
delapan belas tahun rutin mengonsumsi obat jantung. Saat masih kecil, dokter bilang
tidak perlu operasi, karena jantung bocor yang saya idap seiring bertambahnya usia
bisa menutup dengan sendirinya." Ia menghentikan ceritanya sejenak.
"Lalu,
ketika ulang tahun ke delapan belas, dr.
Budiana menemukan ada yang ganjil dengan jantung saya. Akhirnya saya direkomendasikan
untuk konsul dengan dr. Eka Guna Wijaya. Dari hasil echocardio, ditemukan kebocoran pada aorta dari jantung ke paru-paru yang membuat paru-paru saya terendam."
Baginya
tidak ada kesulitan yang dialami walau memiliki kekurangan.
"Saya
lebih suka menegarkan hati, yang Tuhan beri maka itu yang harus diterima. Mengeluh
tidak akan menjadikannya mudah. Saat ini saya merasa lebih baik dan bisa beraktivitas
walau sering merasakan mudah lelah. Juga tulang belakang yang bengkok kadang terasa
nyeri jika duduk terlalu lama. Tapi saya nikmati semua dengan rasa syukur."
Tidak
banyak dari kita yang bisa sekuat Ita jika diberikan cobaan yang sama.
"Mengenai
marfan, tidak ada obatnya. Begitu juga
skoliosis, saya hanya lebih sering meluangkan
waktu untuk latih pernapasan," jelasnya pada sahabat JPI.
Kalimat
yang memotivasi Ita adalah:
Manusia
bisa saja mati. Tapi karya, bisa jadi abadi.
Katanya,
"Saya lupa, itu quotes dari siapa. Saya setuju dengan kalimat itu."
Impiamnya
saat ini adalah ingin selalu aktif di dunia literasi dan mengalitfkan blog yang
dimilikinya. Ia pun berharap agar banyak pengikut dan pengunjunh di blok yang
dikelolanya.
Kegiatan
literasi Ita sekarang adalah mengikuti kelas-kelas menulis yang diadakan di wilayah
Denpasar. Ia juga sering mengikuti acara bedah buku untuk menambah ilmu dan mendengar
musikalisasi puisi sebagai hiburan. Gadis yang lahir di bulan September itu pun
telah menelurkan satu buah novel berjudul Erlina Erina ya g diterbitkan oleh Penerbit
GuePedia.
Kapan
dan dimana saja. Ita biasa menulis dalam segala situasi. "Entah sedang di keramaian,
sendirian di kamar atau menunggu antrean di rumah sakit. Imajinasi kadang datang
tanpa diundang. Jadi saya selalu siap sedia menampung. Entah di note atau merekam, kalau bisa, ya, langsung
eksekusi. Soalnya jika digarap esok atau lusa, feel-nya hilang." Jelas Ita pada sahabat JPI.
Perempuan
bernama lengkap Ita Radita Puspa itu juga berbagi kisah pada sahabat JPI,
kenapa sampai ia bisa bergabung dengan Jaringan Penulis Indonesia.
"Awalnya
saya nggak tahu soal JPI. Hingga di tahun berapa, saya lupa tepatnya, saya
menemukan postingan teman facebook di beranda, bernama Dede Hartini. Tentang
sinopsisnya yang jadi FTV. Padahal
saat itu saya tidak berteman dengannya, tapi saat saya mau add friend, ternyata
Dede Hartini sudah menambahkan saya jadi teman (masuk daftar permintaan
pertemanan). Dulu awal kenal, saya cuma iseng tanya-tanya ke Dede, hanya
sekedar ingin tahu saja. Lalu, saya ditawarin ikut gabung. Tapi saya lupa kirim
contoh naskah. Baru seminggu terakhir kita bahas FTV, Dede ngingetin saya, jadi
mau gabung? Langsung saya iyakan tanpa pikir panjang."
Ada
sedikit harapan Ita yang disampaikan pada sahabat JPI mengenai dirinya yang
bergabung dengan Jaringan Penulis Indonesia.
"Semoga
saya bisa belajar lebih banyak dari teman-teman grup dan semoga ada yang
berkenan bimbing dengan baik bila ada yang harus dikoreksi dari tulisan saya.
Senang bergabung di JPI."
Catatan Biografi
Profil
Nama lengkap:Ita Radita Puspa
Tempat/tgl lahir : Denpasar, 13 Septenber 1993
Pekerjaan : Pekerja Seni
Pendidikan
·
SDN
27 Denpasar
· SMP Pertiwi Denpasar
·
SMK
Multimedia di salah satu sekolah swasta terfavorit (hanya selama 1 tahun)
·
SMA
Tunas Bangsa (Kejar Paket C, IPS)
Hobi : Menulis blog. Baca buku atau bacaan dari
media online. Menggambar di photoshop. Membuat kreasi keranjang dari koran. Dan
membuat baju barbie.
Quote Favorit :
Sekali Engkau mengerjakan sesuatu, jangan takut
gagal dan jangan tinggalkan itu. Orang-orang yang bekerja dengan ketulusan hati
adalah mereka yang paling bahagia.
-Acharya Canakya-
Media sosial
FB : Radita Puspa
IG : @geg_ittaaa
YouTube : Radita Puspa
Email : raditapuspa9@gmail.com
Karya Tulis
yang sudah terbit
Novel Remaja, Erlina Erina
Kumpulan Buku Antologi :
1. Buku Trilogi "Keajaiban Dunia Bagiku"
#PelangiAsa
Penerbit Lingkar Antar Nusa
13 September 2013
2. Buku Antologi "Karya Pelangi"
*Penerbit Selaksa*
11 Oktober 2013
3. Buku Dwilogi "Ayah Dalam Memoryku" #1
Penerbit Meta Kata
13November2013
4. Buku Antologi "Curhatku Untuk Semesta"
*Penerbit Diva Press*
30Desember2013
5. Buku Dwilogi "Ibu Dalam Memoryku" #2
Penerbit Meta Kata
27Februari2014
6. Buku Dwilogi "Keajaiban Doa, KunFayakun"
Penerbit Pena Indis
29Maret2014
7. Buku Antologi "Guru Dalam Memoryku"
Penerbit Meta Kata
18Juli2014
8. Buku Antologi "Dahsyatnya Kekuatan
Doa"
Penerbit ... (sudah tidak bisa ditelusuri)
2 Oktober 2014
9. Buku "Langit Bertabur Makna"
Penerbit Pena Indis
23 Oktober 2014
10. Buku Trilogi "Hari Pertama di Sekolah
#3"
Penerbit Oksana
18 November 2014
11. Mutiara-Mutiara Istimewa
*Penerbit Elexmedia*
22 Desember 2014
12. Pelangi dalam Hidupku
Penerbit Pena Indis
8 Januari 2015
13. Antologi Karena Tuhan Tak Pernah Melupakan Kita
Penerbit Oksana
8 Mei 2015
14. Antologi Perjalanan Hidup Sang Difabel
Penerbit AE Publishing
Januari 2015
15. Antologi April in M(L)ve
Penerbit Kaifa Publishing
April 2015
16. Antologi Surat untuk Penghuni Surga
Penerbit NulisBuku
Juni 2015
17. Antologi Kisah Putih Abu-Abu
Penerbit Pena Meta Kata
26 September 2015
18. Antologi Aku, Kamu dan Pohon Kenangan Kita
Penerbit Pena Meta Kata
3 Desember 2015
19. Antologi Jiwa yang Kurindukan
Penerbit Pena Meta Kata
20. Antologi Infinity
Penerbit ViraMedia
3 Nov 2015
21. Antologi Berbagi 7 Kisah
Penerbit DivaPress
2018
Catatan: Biografi ini ditulis oleh saudari Tetty Septiani, berhubung pihak terkait sedang sakit, jadi Saya Dede Hartini membantu mem-posting.
Posting Komentar untuk "Radita Puspa, "Skoliosis dan Marfan Tak Menghalangiku untuk Berkarya!""