Penulis : See Tea
Konflik adalah ide dalam tuangan karya. Mungkin begitu gambaran yang tepat untuk karya-karya penulis muda Rizal Azmi. Pria kelahiran Agustus 1994 ini, adalah seorang relawan pada Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak (LKSA) di kota Sampit dan sudah menelurkan banyak karya baik itu fiksi, non fiksi atau puisi.
"Saya pengurus di LKSA, saya bisa melihat dan mendengar sekaligus merasakan bentuk-bentuk ketidakadilan yang diterima oleh mereka yang lemah," ujarnya saat dialog melalui aplikasi pesan singkat Whatssap.
Anak-anak yang ditelantarkan, lansia yang disia-sia, wanita yang mengalami kekerasan dalam rumah tangganya, penderita penyakit langka tapi kesulitan ekonomi, dan banyak lagi problematika di sekitar merek-mereka yang memiliki kekurangan atau keterbatasan, adalah sumber ide menulis Rizal.
Rizal sendiri mulai suka menulis dari tahun 2008 tepatnya saat masih sekolah di MTS. "Saat itu saya pernah merusak karya Paman dan Tante saya. Sebuah buku antologi puisi. Ada coretan-coretan di bagian tengahnya dan gambar pegunungan di bagian belakangnya. Bukan saya yang mencoret tapi karena saya yang meminjam, maka saya bertanggung jawab."
Buku antologi puisi itu berjudul "Ronce-ronce Bunga Mekar" yang terbit di tahun 2008. Kumpulan puisi yang ditulis oleh para guru dan siswa dari enam kabupaten.
"Kamu bukan penulisnya, tidak merasakan lelahnya menulis, jadi dengan enaknya merusak." Begitu kurang lebih ucapan sang paman yang seorang guru SMA sekaligus ustadz di sebuah pondok pesantren.
Ucapan sang paman justru menjadi motivasi awal Rizal menulis dan ia kemudian menulis karya pertamanya yaitu sebuah puisi.
"Tapi setelahnya saya menulis fiksi ilmiah dan essai ilmiah, ini karena ada yang saya kejar. Beasiswa."
Banyak lomba-lomba menulis fiksi dan essai ilmiah yang ia ikuti. Salah satu karya ilmiahnya adalah Menulis Surat Untuk Bupati Kotawaringin di tahun 2011 dan masuk 15 besar.
Rizal yang gemar membaca terutama buku-buku bertema motivasi dan religi Islami, mengatakan bahwa semua bentuk tulisannya memang tak pernah jauh dari kesehariannya sebagai relawan. Ada alasannya kenapa ia memilih menjadi relawan meski mungkin ia bisa memilih profesi yang lain.
"Sejak kecil hidup berdampingan dengan mereka. Jadi, ya, rasa berat saha melepasnya. Lagian juga kalau menulis novel atau lainnya, risetnya jadi mudah."
Motivasi Inspirasi dari Andrea Hirata dan Hafalan Shalat Delisa cipta karya Tere Liye adalah bacaan favorit Rizal yang 50 persennya kemudian memengaruhi gaya menulisnya.
Rizal memang memutuskan menulis didasarkan apa yang ia rasa dan lihat. Menyuarakan isi hati pada dunia agar lebih memahami penderitaan orang lain, lebih bersyukur, dan juga berharap diri ini tak mengalami hal serupa di kemudian hari kelak.
Untuk memperkenalkan karya-karyanya, Rizal mempunyai cara yang unik dan mandiri. Ia meminta bantuan teman-teman alumni peserta menulis fiksi ilmiah (2012) dan essai ilmiah (2015). Cukup berhasil cara ini, karema kemudian teman-temannya memperkenalkan karyanya ke para selebritas tanah air seperti, Ahmad Syaiful (Pule) pemeran film Roh Mati Paksa (2020) dan Gusti Rayhan Gibayus pemeran Akew pada film Dilan.
Saat ini Rizal Azmi ajtif menulis di platform kepenulisan online, Kwikku dan sampai 2020, Rizal Azmi sudah menyelesaikan 4 novel, 10 antologi puisi, 7 antologi cerpen, dan 1 non fiksi.
"Setelah pandemi ini, saya ingin melanjutkan penelitian dengan populasi anak jalanan." Pungkasnya di akhir pembicaraan.
Biodata Rizal Azmi
Nama : Rizal Azmi
Pendidikan : Mahasiswa S-2
Kelahiran : Panyaungan, 29 Agustus 1994
Nama Pena : Rizal Azmi
Karya :
• Novel :
- Tetesan Air Mata Isyarat (2017)
- Ketika Malaikat Menangis (2019)
- Isyarat Yang Terjawab (2020)
- Corona Ditangan Manusia (Proses Terbit)
• Antologi Cerpen :
- The Book’s Of Fantasy (2020)
- Duri Dalam Cinta (2020)
- Rinai Hujan (2020)
- Nadir: Catatan Lima Denting Jarum (2020)
- Our Story (2020)
- Mendaki Titik Nol (2020)
- Sepercik Goresan Pena (2020)
• Puisi :
- Sajak-sajak Anak Negeri (2015)
- Baper (2016)
- Antara Aku, Kamu, Dan Dia Adalah Kita (2020)
- Selamat Tinggal Senja (2020)
- Selamat Datang Purnama (2020)
- Stay In Me Heart (2020)
- When You’re Gone (2020)
- Warna Puisi (Proses Terbit)
- Bukan Sekedar Merdeka (Proses Terbit)
- Luka Tak Berdarah (Proses Terbit)
• Non-fiksi :
- Nikmatilah Hidup Dengan Iman.
Akun Sosial Media :
• Instagram : @rizalazmi29
• Facebook : @rizalazmi29 or @rizalazmi96
• Kwikku : @rizalazmi29
• Wattpad : @rizalannida
• Twitter : @rizaazmi_rizal
Tentang Penulis
See Tea hanya penulis fiksi biasa yang lahir dari keluarga bukan penulis di salah satu kota kecil, sudut Jawa Timur. Karya See Tea bisa dinikmati di wattpad dan dreame dengan akun yang sama See_Tea.
Posting Komentar untuk "Relawan Lksa, "Rizal Azmi" Telurkan Segudang Karya Melalui Dunia Literasi"