Penulis : Asti Pravitasari
Penulis luar biasa yang baru saya kenal kali ini bernama Tarida Parhusip yang memiliki nama penanya Tary Nai. Ia adalah seorang penulis profesional yang berasal dari Samosir. Usia kami berselisih satu tahun. Tak hanya menjadi penulis, ia juga seorang bussines girl dan traveler. Gadis cantik nan lihai dalam merangkai kata ini lahir 23 Agustus 1990 di Nainggolan. Ia tidak memiliki waktu yang banyak untuk menulis karena memiliki sebuah café resto yang dikelola olehnya sendiri. Namun, ia mencari waktu senggang untuk tetap menulis dan menjadi penulis yang produktif seperti sekarang.
Kak Tary Nai, begitu saya panggil, berkata, “Saya menulis sejak duduk di sekolah SMP sampai sekarang. Semenjak bercita-cita jadi penulis di usia 19, saya akhirnya ingin membuat sebuah buku sendiri namun mulai fokus menulis sejak 2015.” Waktu saya mewawancarainya lewat pesan WhatsApp.
Kak Tary Nai ini punya hobi yang sangat banyak, yaitu membaca, travelling, bisnis, bermain musik, dan lain-lain. Banyak sekali, ya, teman-teman. Ia memiliki motivasi tinggi dalam menulis sembari berpesan, “Menyadari betapa hidup kita ini istimewa dan imajinasi kita unik. Tidak ada yang memilikinya, kecuali kita sendiri karena setiap manusia dibuat berbeda.”
Cerita Kepenulisan Tary Nai
Tary Nai memulai menulis sejak duduk di Sekolah Menengah Pertama sampai sekarang. Semenjak bercita-cita jadi penulis di usia 19 tahun, ia akhirnya ingin membuat buku sendiri. Namun, mulai menulis sejak tahun 2015.
“Sehari-hari, saya menghabiskan waktu di café resto milik saya sendiri dan pekerjaan sampingan saya sebagai aktivis di suatu komonitas kesenian di Samosir. Saya juga banyak menghabiskan waktu bepergian, menikmati alam setiap Sabtu dan Minggu, jikalau sedang tidak ada jadwal kegiatan komunitas,” tandasnya via chatting WhatsApp.
Kak Tary Nai memiliki tantangan terbesar dalam menulis. Namun, dia selalu punya tenaga ekstra untuk menulis. Katanya melalui pesan WhatsApp yang dikirim pada saya, “Terbiasa hidup di dunia bisnis, terkadang jiwa/naluri melow sebagai penulis novel, menjadi buyar. Dunia bisnis adalah dunia logika dan nyata sedangkan sebagai penulis novel, saya lebih mengikuti perasaan/insting yang cenderung melow."
Tandasnya kembali, "So, untuk menetralkan penjiwaan saya menulis, biasanya saya mengambil waktu sendiri dan mendengarkan lagu yang sesuai untuk tujuan saya. Memilah-milih lagu sampai pikiran saya fokus kembali melanjutkan tulisan saya sebelumnya atau saya akan bepergian menikmati alam. Misalnya seperti air terjun, perbukitan, dan tak jarang juga di cafe sepi. Headset tetap di telinga, power band yang selalu full, serta kopi.”
Launching Buku Tarida
Tary Nai berkata kepada saya lewat chat Whatsapp, kemarin, "Novel pertama judulnya TARIDA. Novel itu sudah saya tulis sejak SMP, SMA. Di tahun 2015 lah saya fokus menyelesaikan penggalan-penggalan ceritanya. Kisahnya bercerita tentang kisah kasih di sekolah. Isinya lebih tentang persahabatan, asmara, peran sebagai murid dan peran sebagai anak. Terbit di April 2019 secara indie di Penerbit Lovrinz."
Dia juga berkata dengan penuh semangat, "Serunya sih, novel ini sudah di angan-angan sejak lama, apalagi nulisnya bertahun-tahun dan akhirnya rilis juga."
Kursus Menulis Skenario yang Diukuti
Saat ditanya keikutsertaannya dalam kursus skenario. Beliau berkata, "Saya baru-baru ini bergabung di Pengembangan Penulisan Skenario yang diselenggarakan Kemenparekraf."
Untukmu; Jaringan Penulis Indonesia
"Tak lupa saya sampaikan, bahwa JPI adalah langkah pertama saya berjalan ke dunia kepenulisan sampai saat ini." Tary Nai menegaskan.
Media Sosial Tary Nai
- Facebook : Tary Nai
- Instagram : @tary_nai
- Webblog : www.tarynai.com
Karya Tary Nai
> Novel berjudul TARIDA yang diterbitkan oleh Penerbit LovRinz.
Sebagai penutup wawancara, Tary Nai berkata, “Target saya adalah untuk menfilmkan semua novel yang saya tulis nantinya.”
Tary Nai atau Tarida Parhusip merupakab penulis baru yang memiliki tenaga ekstra dalam menggapai asanya. Semoga perjuangan Tary Nai menjadi inspirasi bagi para penggiat literasi. Sekian dari saya ucapkan terima kasih. Salam sastra. (AP)
Posting Komentar untuk "Tarida Parhusip, Memiliki Tenaga Ekstra Menggapai Asanya"