Penulis: Isnani Qistiyah
Suatu proses yang terus berkesinambungan layaknya teman perjalanan yang menemani kita menuju puncak keberhasilan. Ia juga yang nantinya akan menjadi saksi ketika kesuksesan nyata di genggaman kita. Seperti proses yang telah dilewati oleh seorang honorer BLK Madiun ini, Kartika Endah Prihatin.
Endah, sapaan hangat perempuan yang lahir di Surabaya pada 20 April ini telah merampungkan buku perdananya melalui proses panjang. Terjun ke dunia menulis bukanlah suatu kebetulan bagi ibu dari lima anak ini. Ia suka membaca sedari kecil. Majalah seperti Bobo dan Ananda (1980-an) membuat ia suka mengarang cerita dan didengar oleh teman-temannya di kelas.
“Menginjak bangku SMP, saya menuliskan karangan hasil penjabaran quote yang saya koleksi. Masa itu sedang viralnya kartu quote “Harvest”. Saya beli dengan uang saku dan koleksi saya tempel di album foto,” ingat ibu penyuka makanan manis dan basah ini.
Di tangan Endah, satu quote bisa ia jadikan sebuah premis. Tidak sampai di situ, Endah juga mengembangkan beberapa premis tersebut menjadi cerita pendek yang penuh dengan nilai-nilai kebaikan. Sebab itu, tidak heran di masa-masa SMA, Endah terkenal sebagai pencipta tulisan-tulisan bijak hasil dari gagasannya sendiri. Ia dijadikan konsultan berbagai masalah remaja di kalangan teman-temannya.
Demi menambah ‘wise’ pada tulisannya, Endah mengaku telah melahap semua judul komik silat karangan Asmaraman S. Lho Ping Hoo yang sarat dengan filosofi bijaknya. Dari SMA juga, ia mulai aktif menjadi pengurus redaksi majalah sekolah. “Kirim cerber dengan nama pena lak-laki. Roni Tofaniko. Jadilah idola di zamannya. Saya sembunyi di balik nama itu,” ungkap lulusan Universitas Sebelas Maret Surakarta itu dengan meninggalkan tawa.
Proses Terbit Buku Perdana ’Obrolan Hujan’
Berganti status menjadi mahasiswa MIPA Matematika dan lulus tahun 1996 sempat membuat Endah vakum dari dunia menulis. Namun, tetap saja meski pusing dengan penjabaran rumus-rumus, ia selalu setia kembali kepada hobinya membaca sebagai pelarian. Baru di tahun 2016, Endah benar-benar kembali menorehkan aksara dan mulai menekuninya.
“Medsos mulai ada. Platform dan wadah kepenulisan bermunculan. Saat itu ada tantangan menulis setiap hari selama 30 hari. Waktunya usai salat subuh hingga pukul 7 pagi. Durasi waktu disengaja pendek agar cepat menuangkan ide. Kelar 30 hari, saya bukukan tulisan-tulisan itu,” terang Endah yang sampai saat ini terus bercita-cita membuat naskah-naskah cerita motivasi.
Cita-cita Endah itulah yang juga akhirnya menjadi alasan mengapa ia tertarik mengikuti tantangan 30 hari menulis dari komunitas kepenulisan. “Tidak ada keberhasilan tanpa melakukan! Bermimpi punya karya, harus benar-benar melakukan, tidak sekadar menanti mimpi,” jelasnya mantap.
Kini hasil dari tantangan 30 hari menulis itu menjadi sebuah buku cetak yang diterbitkan dengan judul “Obrolan Hujan”. Obrolan Hujan punya cerita yang renyah bagai camilan. Buku ini tidak membiarkan pembacanya berhenti di satu cerita saja. Selesai pada satu cerita, rasanya ingin segera membaca cerita berikutnya karena pembaca dibuat penasaran.
Obrolan Hujan merupakan kumpulan flash fiction yang isinya menyampaikan bagaimana mudahnya berbuat kebaikan kepada siapa pun. Buku dengan bahasa sederhana ini bisa dengan mudah dicerna dan dipahami oleh setiap pembacanya. Sehingga, pembaca atau pendengar dari cerita-cerita flash fiction Obrolan Hujan ini bisa mendapatkan positive vibes berupa motivasi.
Berbeda dari kebanyakan penulis yang baru pertama kali menerbitkan buku, Endah lebih memilih untuk tidak menjual bukunya. “Buku perdana sengaja tidak saya jual. Saya cetak untuk kegiatan sosial. Bahagia rasanya,” pungkas peserta yang pernah mengikuti acara SCENE 2020 Kemenparekraf tersebut.
Keputusan Endah menjadikan bukunya untuk kegiatan sosial adalah bentuk rasa syukurnya karena sudah diberi kesempatan menelorkan sebuah karya. Obrolan Hujan pernah digunakan untuk menggalang dana pada peringatan Hari Thalassemia Dunia di tahun 2018. “Buku sebagai kenang-kenangan bagi donatur kegiatan dan panitia mendapatkan free buku dari saya.” Ia percaya, buku yang berisi motivasi kebaikan ini dapat beredar melalui jalan kebaikan pula supaya benar-benar bermanfaat.
Kini Endah tengah menanti buku keduanya cetak. Buku yang diberi judul “Harumkan Bangsa Baguskan Akhlak Gadis Remaja” itu terinspirasi dari anak keduanya yang mulai menginjak remaja. Bocorannya, buku non fiksi tersebut berisi seputar bagaimana mendampingi anak ketika tumbuh menjadi remaja.
Sembari menanti buku kedua cetak, saat ini Endah telah berbagi melalui bimbingan menulis kepada siswa SMK. Capaiannya adalah mereka dapat membuat karya solo maupun antologi. “Komplet ketika mereka bangga dengan karyanya,” tutup Endah yang tiada hari tanpa menulis kebaikan.
Biodata
Nama lengkap : Kartika Endah Prihatin
Tempat, tanggal lahir : Surabaya, 20 April 1972
Pekerjaan : Honorer BLK Madiun
Pendidikan : S1 Jurusan Matematika
Kampus : Universitas Sebelas Maret Surakarta
Motivasi bergabung dengan Jaringan Penulis Indonesia: Ingin membangun cerita motivasi
Karya
- Buku fiksi: Obrolan Hujan, Azkiya Publishing, 2018
- Buku non fiksi: Harumkan Bangsa Baguskan Akhlak Gadis Remaja, Ruang Karya, segera cetak
Medsos
Instagram: https://instagram.com/kartika_endah_p
Facebook: https://facebook.com/endahkartiko
Twitter: https://twitter.com/KartikaEndahP
Blog: https://www.hipwee.com/author/kartikaendah
Tentang Penulis
Isnani Qistiyah, lahir di Semarang, Maret 1993. Alumni Fakultas Ekonomi di Universitas Semarang. Menulis cerpen dan puisi yang tergabung di beberapa buku antologi bersama. Bercerita apa saja di adindanenii.blogspot.com. Bisa disapa melalui media sosial instagram, twitter, dan facebook dengan nama akun adindanenii. Email: adindanenii08@gmail.com.
Suatu proses yang terus berkesinambungan layaknya teman perjalanan yang menemani kita menuju puncak keberhasilan. Ia juga yang nantinya akan menjadi saksi ketika kesuksesan nyata di genggaman kita. Seperti proses yang telah dilewati oleh seorang honorer BLK Madiun ini, Kartika Endah Prihatin.
Endah, sapaan hangat perempuan yang lahir di Surabaya pada 20 April ini telah merampungkan buku perdananya melalui proses panjang. Terjun ke dunia menulis bukanlah suatu kebetulan bagi ibu dari lima anak ini. Ia suka membaca sedari kecil. Majalah seperti Bobo dan Ananda (1980-an) membuat ia suka mengarang cerita dan didengar oleh teman-temannya di kelas.
“Menginjak bangku SMP, saya menuliskan karangan hasil penjabaran quote yang saya koleksi. Masa itu sedang viralnya kartu quote “Harvest”. Saya beli dengan uang saku dan koleksi saya tempel di album foto,” ingat ibu penyuka makanan manis dan basah ini.
Di tangan Endah, satu quote bisa ia jadikan sebuah premis. Tidak sampai di situ, Endah juga mengembangkan beberapa premis tersebut menjadi cerita pendek yang penuh dengan nilai-nilai kebaikan. Sebab itu, tidak heran di masa-masa SMA, Endah terkenal sebagai pencipta tulisan-tulisan bijak hasil dari gagasannya sendiri. Ia dijadikan konsultan berbagai masalah remaja di kalangan teman-temannya.
Demi menambah ‘wise’ pada tulisannya, Endah mengaku telah melahap semua judul komik silat karangan Asmaraman S. Lho Ping Hoo yang sarat dengan filosofi bijaknya. Dari SMA juga, ia mulai aktif menjadi pengurus redaksi majalah sekolah. “Kirim cerber dengan nama pena lak-laki. Roni Tofaniko. Jadilah idola di zamannya. Saya sembunyi di balik nama itu,” ungkap lulusan Universitas Sebelas Maret Surakarta itu dengan meninggalkan tawa.
Proses Terbit Buku Perdana ’Obrolan Hujan’
Berganti status menjadi mahasiswa MIPA Matematika dan lulus tahun 1996 sempat membuat Endah vakum dari dunia menulis. Namun, tetap saja meski pusing dengan penjabaran rumus-rumus, ia selalu setia kembali kepada hobinya membaca sebagai pelarian. Baru di tahun 2016, Endah benar-benar kembali menorehkan aksara dan mulai menekuninya.
“Medsos mulai ada. Platform dan wadah kepenulisan bermunculan. Saat itu ada tantangan menulis setiap hari selama 30 hari. Waktunya usai salat subuh hingga pukul 7 pagi. Durasi waktu disengaja pendek agar cepat menuangkan ide. Kelar 30 hari, saya bukukan tulisan-tulisan itu,” terang Endah yang sampai saat ini terus bercita-cita membuat naskah-naskah cerita motivasi.
Cita-cita Endah itulah yang juga akhirnya menjadi alasan mengapa ia tertarik mengikuti tantangan 30 hari menulis dari komunitas kepenulisan. “Tidak ada keberhasilan tanpa melakukan! Bermimpi punya karya, harus benar-benar melakukan, tidak sekadar menanti mimpi,” jelasnya mantap.
Kini hasil dari tantangan 30 hari menulis itu menjadi sebuah buku cetak yang diterbitkan dengan judul “Obrolan Hujan”. Obrolan Hujan punya cerita yang renyah bagai camilan. Buku ini tidak membiarkan pembacanya berhenti di satu cerita saja. Selesai pada satu cerita, rasanya ingin segera membaca cerita berikutnya karena pembaca dibuat penasaran.
Tamilan depan karya Endah Prihatin |
Berbeda dari kebanyakan penulis yang baru pertama kali menerbitkan buku, Endah lebih memilih untuk tidak menjual bukunya. “Buku perdana sengaja tidak saya jual. Saya cetak untuk kegiatan sosial. Bahagia rasanya,” pungkas peserta yang pernah mengikuti acara SCENE 2020 Kemenparekraf tersebut.
Keputusan Endah menjadikan bukunya untuk kegiatan sosial adalah bentuk rasa syukurnya karena sudah diberi kesempatan menelorkan sebuah karya. Obrolan Hujan pernah digunakan untuk menggalang dana pada peringatan Hari Thalassemia Dunia di tahun 2018. “Buku sebagai kenang-kenangan bagi donatur kegiatan dan panitia mendapatkan free buku dari saya.” Ia percaya, buku yang berisi motivasi kebaikan ini dapat beredar melalui jalan kebaikan pula supaya benar-benar bermanfaat.
Kini Endah tengah menanti buku keduanya cetak. Buku yang diberi judul “Harumkan Bangsa Baguskan Akhlak Gadis Remaja” itu terinspirasi dari anak keduanya yang mulai menginjak remaja. Bocorannya, buku non fiksi tersebut berisi seputar bagaimana mendampingi anak ketika tumbuh menjadi remaja.
Sembari menanti buku kedua cetak, saat ini Endah telah berbagi melalui bimbingan menulis kepada siswa SMK. Capaiannya adalah mereka dapat membuat karya solo maupun antologi. “Komplet ketika mereka bangga dengan karyanya,” tutup Endah yang tiada hari tanpa menulis kebaikan.
Buku kedua yang berhasil dicetak |
“Semakin ingin sembunyi ketika menabur kebaikan,
semakin tebal namamu tertulis di langit.
-Kartika Endah Prihatin-
Biodata
Nama lengkap : Kartika Endah Prihatin
Tempat, tanggal lahir : Surabaya, 20 April 1972
Pekerjaan : Honorer BLK Madiun
Pendidikan : S1 Jurusan Matematika
Kampus : Universitas Sebelas Maret Surakarta
Motivasi bergabung dengan Jaringan Penulis Indonesia: Ingin membangun cerita motivasi
Karya
- Buku fiksi: Obrolan Hujan, Azkiya Publishing, 2018
- Buku non fiksi: Harumkan Bangsa Baguskan Akhlak Gadis Remaja, Ruang Karya, segera cetak
Medsos
Instagram: https://instagram.com/kartika_endah_p
Facebook: https://facebook.com/endahkartiko
Twitter: https://twitter.com/KartikaEndahP
Blog: https://www.hipwee.com/author/kartikaendah
Tentang Penulis
Isnani Qistiyah, lahir di Semarang, Maret 1993. Alumni Fakultas Ekonomi di Universitas Semarang. Menulis cerpen dan puisi yang tergabung di beberapa buku antologi bersama. Bercerita apa saja di adindanenii.blogspot.com. Bisa disapa melalui media sosial instagram, twitter, dan facebook dengan nama akun adindanenii. Email: adindanenii08@gmail.com.
1 komentar untuk "30 Hari Ikuti Tantangan Menulis, ‘Kartika Endah Prihatin’ Terbitkan Buku Perdananya untuk Kegiatan Sosial"