Kabar JPI - Bandung - Satu tahun berlalu
semenjak virus covid-19 merebak di seluruh dunia
dan berstatus pandemik. Situasi ini tentu saja berpengaruh pada semua aspek
kehidupan, khususnya perekonomian. Dampaknya, banyak perusahaan yang
memberhentikan pegawai dan akhirnya meningkatkan pengangguran. Namun kondisi
penuh keterbatasan ini tidak menghalangi pelajar SMKN 9 Bandung untuk berkarya.
Kiprah Produktifitas Pelajar SMKN 9
Bandung
Di awal masuknya covid-19
ke Indonesia, merupakan lumrah ketika terjadi berbagai kepanikan dan membuat
masyarakat luas sulit untuk berpikir jernih, hingga kemudian dapat perlahan
bangkit. Target berupa membuat karya seni bermanfaat yang dicanangkan pada
bulan Agustus dan September tahun lalu akhirnya terealisasikan sebagai bagian projek
kolaborasi yang berintegrasi. Pelaksanaan kegiatan tersebut bahkan didukung dan
dihadiri oleh Ibu Gubernur, Kadisdik, Direktur dan Sekretaris Dinas Pendidikan.
Projek tersebut mulanya
merupakan gagasan yang tercetus dari penyusunan modul yang didistribusikan kepada siswa-siswi untuk
kemudian diberi bahan praktek sebagai tugas sampingan di rumah. Sehingga cukup
memberi solusi di tengah kejenuhan pelajar yang bosan selama di rumah. Mereka
juga dapat berkonsultasi apabila mengalami kendala dalam mengerjakannya.
Sebagai bukti integritas dan bentuk keunggulan dari karya yang dihasilkan oleh pelajar, baik pihak pendidik sekolah maupun murid-murid, membuat keputusan dalam memberikan label karya mereka dengan nama ‘9inDesign’ yang terbagi ke dalam berbagai produk tie dye art seperti kaos, blus, masker, pouch, syal dan sarung bantal dengan mengedepankan motif dan warna sebagai ciri khas.
Produk tie dye art karya sekolah SMKN 9 Bandung |
“Proses pembuatan kurang
lebih satu minggu, proses yang tidak singkat dan membutuhkan berbagai bahan itu, menjadi bukti keunggulan dari karya sekolah yang dibuat oleh siswa-siswi SMKN 9 Bandung,” ungkap Bu Anne, Kepsek SMKN 9 di tengah sesi wawancara oleh tim Jaringan Penulis Indonesia. Beberapa bahan yang digunakan diantaranya, kain katun,
pewarna shibori, water glass dan pengadaan bahan bisaanya dilakukan baik secara online
maupun offline. Dibutuhkan dana setidaknya 1.500.000,- untuk sekali
produksi, tergantung seberapa banyaknya produk yang akan dibuat. Mengingat
untuk membuat satu blus saja, dibutuhkan biaya produksi sebesar 150 ribu.
Strategi Pemasaran
Pandemi covid-19 telah menjadi tantangan bagi seluruh penduduk dunia. Tidak sampai di situ, bahkan para pelaku kreatif yang mencoba bangkit pun memiliki tantangannya masing-masing. termasuk di tengah para pelajar yang bersemangat berkarya. Yaitu ketika mendapat pesanan seragam dengan motif yang sama, tentu cukup menyulitkan karena proses pembuatan hand made selalu menghasilkan motif yang agak berbeda.
Sebelum pandemi melanda
dunia, masyarakat luas telah terbiasa dengan transaksi belanja berbasis
digital, sehingga saat ini bukan lagi hal yang sulit dalam memasarkan
produk-produk unggulan karya pelajar SMKN 9 tersebut agar lebih meluas
pemasarannya kepada masyarakat. Yaitu dengan memanfaatkan market place
digital seperti shopee. Tidak sampai di situ, mengikuti pameran masih
menjadi favorit di masa seperti ini, baik online atau pun offline
dengan protokol kesehatan yang ketat. Serta tidak melewatkan sosial media yang
sangat digandrungi masyarakat modern.
Bukan hanya kemudahan
tekhnologi yang menjadi penyemangat siswa-siswi produktif di tengah
keterbatasan masa pandemi covid-19 ini, melainkan juga bagaimana peran
pemerintah daerah yang tanpa ragu dan sangat memberi banyak dukungan penuh, termasuk
berbagai caranya dalam mengapresiasi produk karya murid SMKN 9 Bandung, di
antaranya merekomendasikan mengikuti pameran.
Seorang pembisnis atau mereka yang memperjuangkan kesuksesan, tentu saja keberhasilan awal bukanlah sesuatu yang memuaskan. Terlebih dunia berubah begitu cepat dan hal itu harus sejalan dengan pemikiran manusia itu sendiri dalam beradaptasi. Khususnya menyadari bahwa perubahan tidak hanya terjadi pada sistem produktifitas atau pemasaran saja, melainkan dalam mempersiapkan adanya kemunculan kompetitor atau perubahan seni mode yang mendorong murid-murid harus berpikir dan menghasilkan ide kreatif. Untuk itu, maka dibutuhkan referensi dengan melakukan studi banding atau melihat platform digital aneka seni seperti pinterest.
Pesan Kepada Murid
“Saya
ingin berpesan kepada seluruh anak muda dan khususnya pelajar SMKN 9 Bandung,
untuk terus berkarya, tingkatkan kreatifitas dan buatlah produk yang out of
the box serta memiliki ciri khas tersendiri agar mudah dikenal,” ungkap Bu Anne, kepala sekolah yang juga memahami betapa pentingnya mencetuskan nama
brand yang menarik dan berharap mereka dapat menjadi perintis start-up yang
dapat bersaing secara luas.
Adapun sosial media sekolah yang
didapat dihubungi, khususnya untuk order produk, dapat dilihat pada Instagram
@smknsembilanbandung, mari kita sukseskan gerakan Bangga Buatan Indonesia dengan membeli, dan membantu promosikan karya anak sekolah.
Posting Komentar untuk "Tie Dye Art, Karya Seni Penuh Warna Persembahan Pelajar SMKN 9 BANDUNG"