Gandis yang berpendidikan S2 Linguistik penerjemahan ini. Waw. Keren yah. Nggak mudah melewati pendidikan sampai jenjang S2 tersebut sementara seorang Gandis yang kritis ini mampu sehingga ia sangat ingin bekerja di bidang pendidikan yaitu peneliti atau dosen. Semoga CPNS dosen tahun ini goal. Amiin.
Meski Gandis tidak menjadikan menulis dalam prioritas utamannta namun, ia terus menulis yang katanya sampai tuhan mengizinkan. Gandis yang merupakan anak petama dari dua saudara ini awalnya fokus menulis ke fiksi. Bermula mengikuti lomba dari penerbit besar, tetapi hanya masuk berapa besar saja. Ia tahu hal ini berkaitana dengan dunia pasar, karena menurutnya cerita yang ia tulis cenderung dark dengan tema-tema berat. Alhasil, Gandis berhasil terjun ke dunia content writing. Prestasi yang sangat luar biasa. Selain itu Gandis berada dalam dua naungan agensi besar dan telah menulis untuk berbagai klien seperti Traveloka, Tiket.com, Lazada, dsb. Sungguh banyak sekali pengalaman Gandis yang sangat mencintai Dunia menulis. Baginya menulis ialah kebebasan berpikir dan menyuarakan pendapat dengan cara yang lebih absolute. Sebab dapat dilakukan dengan berbagai penyampaian, tidak tergesa-gesa karena dipikirkan terlebih dahulu bahkan dengan sumber yang mendukung, dan pastinya tidak akan dipotong oleh orang lain. Selain itu, target orang yang mengetahuinya lebih terarah, sehingga tentu akan lebih mudah mendapatkan validasi.
Jakarta yang terkenal banyaknya orang rantau yang sebanding juga dengan banyaknya aneka ragam makanan yang di produksi. Namun, Gandis tetap menyukai makana tradisional. Pendirian yang kekeh sekali yah. Ini yang namanya membudidayakan makanan khas sendiri. Mantap. Biasanya anak muda sekarang lebih kemakanan yang tren dan terjual laris dipasaran. Apalagi kalo sudah ditayangkan di televisi. Untuk saat ini Gandis belum mendapat piagam penghargaan dan kemenangan. Namun, ia akan terus belajar dan fokus pada novel. Sementara untuk skenario masih perlu banyak belajar, karena skenario perlu penyesuaian dengan waktu atau durasi dan bujet produksi. Ditambah lagi manajemen mood. Banyak yang bilang harus dipaksa, tetapi itu tidak baik untuk mental. Alhasil, perlu diakali dengan manajemen waktu. Selain itu ia berharap bergabung dengan jaringan penulis indonesia semoga mendapatkan jaringan lebih, apalagi dengan orang-orang yang satu passion. Ia percaya kalau skill saja tidak cukup, tetapi harus ditunjang dengan koneksi.
Sampai disini dulu yah profilnya Gandis yang ternyata sudah menyukai dunia menulis sejak SD ini. Kemudian memiliki akun @g-lacita. Lebih mantapnya lagi ternyata Gandis suka dengan berbau alam, mental health issue, filfasat dan yoga. Kehidupan yang sangat seru.
Sekian dulu yah. Terima kasih
Posting Komentar untuk "Gandis Octya Prihartanti: Akan Terus Menulis Sampai Tuhan Mengizinkan"